Gramedia Logo
Product image
Zulfan Arif

Perang Besar Baratayudha : Perang Besar Pandawa dan Kurawa

Format Buku
Deskripsi
Lahirnya perselisihan antara Pandawa dan Kurawa itu dimulai saat masa muda orangtua mereka. Pandu, ayah dari Pandawa dan Destarata, kakak Pandu yang buta serta ayah dari Kurawa. Di sisi lain, Pandu sebelum menikah bersama Dewi Kunti. Dewi Kunti sudah menerapkan mantra pada Dewa Matahari untuk dikaruniai keturunan, lahirlah Karna yang kemudian dibuang oleh Dewi Kunti, dan ditemukanlah Karna oleh kusir kereta. Selepas Pandawa dan Kurawa menginjak dewasa mulai muncul persaingan untuk memperebutkan takhta kerajaan. Hingga akhirnya terjadi permainan dadu yang membawa Pandawa dan Kurawa berperang. Dari permainan dadu tersebut, Kurawa dan Pandawa harus menanggung risiko dalam perang saudara tersebut. Di mulai dengan Pandawa yang harus menjalani hukuman pengasingan di hutan sebagai rakyat jelata di Kerajaan Wirata. Namun, setelah masa hukuman berakhir, para Kurawa menolak mengembalikan hak-hak para Pandawa. Sebenarnya Yudhistira (Saudara sulung dari Pandawa), hanya menginginkan 5 desa saja untuk dikembalikan ke Pandawa bukan keseluruhan wilayah kerajaan. Tetapi Kurawa tidak sudi memberikan satu jengkal tanah ke Pandawa. Akhirnya keputusan diambil lewat Perang Baratayudha yang tidak dapat dihindari lagi. BIODATA PENULIS Zulfan Arif, menamatkan pendidikannya di Universitas Islam Sunan Kalijaga pada tahun 2010-an. Sesosok pencinta budaya ini tertarik dengan cerita-cerita epos dan kebudayaan Jawa karena menurutnya siapa lagi yang akan melestarikan cerita ini jika bukan dia sebagai orang Jawa. Penyuka wayang ini juga aktif di beberapa organisasi kebudayaan maupun keagamaan, seperti salah satunya Sanggar Nuun Yogyakarta yang juga bernapaskan budaya dalam setiap kajian-kajiannya.
Detail Buku