Gramedia Logo
Product image
P. Swantoro

Perdagangan Lada Abad XVII

Format Buku
Deskripsi
Rempah-rempah mempunyai daya tarik yang sangat besar bagi pedagang-pedagang Eropa, khususnya pada abad ke-16 dan ke-17. Umumnya, saat mendengar kata rempah-rempah orang akan mengarahkan pikirannya ke kepulauan Maluku dan Banda. Belahan barat Bumi Nusantara seakan-akan tidak memegang peranan penting dalam hal ini. Apabila diminta untuk menyebutkan aneka macam rempah-rempah yang berasal dari kepulauan Maluku dan Banda, maka banyaklah orang yang tanpa berpikir panjang menyebut lada. Padahal, Maluku dan benda bukan tempat tumbuh lada; sebab daerah tumbuh tanaman lada yang paling baik sejatinya terletak di belahan barat Nusantara Uraian-uraian dalam buku ini diharapkan dapat memberikan bukti dan gambaran yang cukup jelas bahwa lada memang menempati kedudukan penting dalam dunia perdagangan abad ke-17. Penjelasan ini akan dipaparkan pada bab 2. Selain jumlah produksi dan besarnya perdagangan lada, akan dikemukakan juga jumlah produksi dan besarnya perdagangan barang-barang lain yang memang penting pada waktu itu, seperti cengkeh, pala, bunga pala, beras, dan kain, sehingga dapat diperoleh bahwa perbandingan tersebut dapat dipertanggungjawabkan. Sinopsis Buku Saat mendengar kata rempah-rempah, orang umumnya akan mengarahkan pikirannya ke Kepulauan Maluku dan Banda. Dan apabila diminta untuk menyebutkan aneka macam rempah-rempah yang berasal dari Kepulauan Maluku dan Banda, maka banyak orang tanpa berpikir panjang akan menyebut lada. Padahal, tempat tumbuh lada bukanlah di Maluku dan Banda, melainkan di bagian barat Indonesia. Kekeliruan seputar daerah tumbuh lada secara tidak langsung menyiratkan betapa minimnya pengetahuan orang soal rempah-rempah. Hal ini sangat disayangkan, mengingat perdagangan rempah-rempah adalah bagian yang tak terlupakan dari perjalanan bangsa Indonesia. Perdagangan Lada Abad XVII: Perebutan “Emas” Putih dan Hitam di Nusantara karya P. Swantoro secara jernih menunjukkan pentingnya memahami sejarah perdagangan rempah-rempah. Dengan data dan interpretasi yang kuat, buku ini mendedah perdagangan lada—komoditas yang nilainya paling tinggi pada masa itu. Lada, yang nilainya setara emas, diperebutkan oleh berbagai pihak, baik badan dagang Eropa maupun raja-raja di nusantara. Namun, perebutan itu bukan hanya menyangkut perdagangan, melainkan juga pemerintahan. Detail Informasi lain : - Pengiriman : minimal 1 hari kerja - Cover : Soft Cover - Tebal : 120 Halaman - Tanggal Terbit: 27 April 2020 - ISBN : 9786024810849 - Penulis: P. Swantoto - Penerbit : Kepustakaan Populer Gramedia - Berat : 0.15 kg - Dimensi : 19 x 13 cm
Detail Buku