Peter Carey & Vincent Houben
Perempuan-Perempuan Perkasa
Format Buku
Deskripsi
BUKU ini memperlihatkan, perempuan priayi dan perempuan keluarga keraton di Jawa Tengah selatan, setidaknya sampai akhir Perang Jawa (1825–1830), menikmati kesempatan bertindak atau mengambil inisiatif pribadi yang jauh lebih luas daripada saudari-saudari mereka yang hidup di akhir abad ke-19, di zaman Raden Ajeng Kartini (1879–1904). Jejak mereka bahkan menembus bidang yang dianggap sebagai dunia laki-laki, yaitu militer dan politik. Di bidang bisnis, mereka mengambil peran sangat penting, seperti tampak pada sosok Ratu Kencono Wulan (sekitar 1780–1859), permaisuri ketiga Sultan Hamengku Buwono II. Berasal dari keluarga lapis bawah–diduga pemilik kios di Pasar Beringharjo–Sang Ratu menjelma menjadi seorang first lady yang luar biasa rakus. Dia memanfaatkan posisinya untuk meminta bagian dari keuntungan setiap proyek. Di pihak lain, pendidikan Barat dan sistem menitipkan anak keraton–sebagai cara membentuk karakter dan pengetahuan–kepada keluarga Indo-Belanda daripada memercayakan kepada perempuan kerajaan yang lebih tua, seperti terjadi pada Pangeran Diponegoro, dinilai telah merusak pengaruh perempuan keraton dan masyarakat Jawa umumnya. Penulis menguraikan bagaimana pola asuh matriarki gaya Polinesia tersebut dipengaruhi secara serentak oleh kolonialisme dan Islam. Buku kecil ini merupakan pengantar inspiratif bagi sejarawan untuk melakukan kajian lebih utuh dengan pendekatan baru atas sejarah Indonesia dari pertengahan abad ke-18 sampai era modern. Hanya dengan demikian perempuan Jawa dapat memiliki dasar kuat ketika mengambil tempat selayaknya dalam evolusi bangsanya selama berabad-abad.
Profil Penulis:
PETER Carey, sekarang Profesor Tamu di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universi - tas Indonesia, atas dukungan Yayasan Arsari Djojohadikusumo. Lahir di Yangon, Birma (sekarang Myanmar) pada 30 April 1948 dari keluarga Inggris yang sudah lama bermukim di Asia (India dan Tiongkok). Gelar sarjana diperoleh dari Trinity College, Oxford, dan meraih ranking satu dalam Sejarah Modern (1966-1969). Dia melanjutkan studi S2 di Cornell University, AS, pada 1969-1970, di mana dia mulai tertarik pada riwayat Pangeran Diponegoro dan latar belakang Perang Jawa, yang menjadi judul disertasinya di Oxford pada 1975. Disertasi itu sudah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dengan judul Kuasa Ramalan: Pangeran Diponegoro dan Akhir Tatanan Lama di Jawa, 1785- 1855 (Kepustakaan Populer Gramedia, 2012). Versi pendeknya diterbitkan oleh Penerbit Buku Kompas, 2014, dengan judul Takdir; Riwayat Pangeran Diponegoro (1785-1855).
Baca Selengkapnya
Detail Buku