Dian Purnomo
Perempuan yang Menunggu di Lorong Menuju Laut
Format Buku
Deskripsi
Shalom Mawira kehilangan ayahnya yang tak kembali dari melaut. Bertahun-tahun setelah itu, dia terus menunggu. Dengan gigih dia menjaga Sangihe, merawat lorong-lorongnya, supaya ayahnya dapat menemukan jalan pulang. Sayang, sebuah perusahaan asing mengendus kekayaan emas di perut bumi Sangihe. Dengan keras kepala orang-orang yang berlindung di balik kekuasaan itu berusaha mengeruk dan mencemari tanah subur yang menjadi ruang hidup rakyatnya.
Shalom menolak untuk diam. Bersama warga Sangir lainnya, dia berjuang. Segalanya dia pertaruhkan. Waktu, uang, tenaga, kebebasan. Berbaring di aspal, dijebloskan ke penjara, hingga mengikuti upacara menambah nyawa. Sebutlah dia perempuan gila. Namun, Shalom barangkali adalah kita, perempuan dan rakyat yang hanya ingin menyelamatkan tanahnya. Mampukan Shalom mempertahankan lorong menuju laut tempat dia menunggu ayahnya, atau tanah Sangihe akan musnah ditelan ketamakan?
Profil Penulis:
Dian Purnomo adalah seorang penulis dan peneliti. Pengalamannya bergelut di penelitian sosial terutama di isu perempuan, anak, dan lingkungan menjadi warna dominan di dalam novel-novelnya. Dian berusaha menciptakan semesta berbeda dan berharap dapat memperbaiki ketimpangan sosial yang ditemuinya di dunia nyata. Novelnya Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam yang terinspirasi dari kisah-kisah pilu kawin tangkap di Sumba, sedang dalam proses adaptasi ke layar kaca. Sebuah penerbit di Polandia juga sedang berproses menerjemahkan novel tersebut untuk diterbitkan di sana. Perempuan yang Menunggu di Lorong Menuju Laut adalah novel ke-10 yang ditulisnya. Novel ini ditulis setelah setelah dia tinggal selama hampir dua bulan di Sangihe, membersamai perjuangan masyarakat mempertahankan pulau kecil tersebut agar tetap lestari. Lebih dari sekadar cerita, dia berharap pembacanya juga mendukung perjuangan masyarakat yang sedang mempertahankan hak dan ruang hidup mereka, baik di Sangihe maupun tempat-tempat lain di muka bumi ini. Lebih banyak tentang Dian dan Sangihe: @dianpurnomo dan @save.sangihe
Baca Selengkapnya
Detail Buku