Qaris Tajudin
Pertanyaan-Pertanyaan untuk Tuhan
Format Buku
Deskripsi
Che dan Pak Khidir terjebak di basement apartemen ketika gempa mendadak mengguncang pada pagi hari. Selama proses bertahan dan mencari jalan keluar, Che dan Pak Khidir bercakap-cakap dan membincangkan banyak hal. Perihal agama, Tuhan, kemanusiaan, dan sikap beragama manusia pada umumnya.
Aneka pertanyaan diajukan selama obrolan. Apakah doa-doa dikabulkan? Apakah surga dan neraka itu ada? Apakah siksa kubur itu ada? Dan apakah agama hadir untuk memberi ketenangan atau justru menebar ketakutan?
Cerita Che dan Pak Khidir dalam buku ini membuka ruang permenungan dan penafsiran yang lebih.
Prolog:
a (awal) alarm n (1) tanda bahaya berupa sinyal, bunyi, sinar, dan sebagainya; (2) alat mekanik yang dirancang untuk memperingatkan akan adanya bahaya atau kerusakan.
Pukul lima kosong-kosong, Che tersentak bangun oleh nyaring alarm. Dia menemukan dirinya masih sebagai manusia, belum menjadi kecoa raksasa atau robot pengunyah data.
Sumber bunyi alarm memekakkan itu tidak lain telepon pintarnya yang tergeletak di atas nakas samping ranjang. Sebenarnya tidak diperlukan alarm khusus untuk membangunkannya. Aplikasi pembangun tidur ada pada telepon terbodoh sekalipun. Di zaman sekarang, apa yang tidak bisa dikerjakan oleh telepon pintar? Dalam dua puluh tahun terakhir telepon pintar telah berubah menjadi lubang hitam yang menyedot semua kemampuan alat-alat lain. Fungsi dari ratusan alat yang sebelumnya terpisah, kini terkumpul dalam sebuah benda kecil. Termasuk alarm pembangun tidur Che.
Profil Penulis:
Sejak lulus dari Fakultas Ushuludin, Universitas Al-Azhar, Kairo, Qaris Tajudin memilih untuk menjadi jurnalis dan penulis. Di sela-sela kesibukannya sebagai jurnalis di Tempo, Qaris menulis sejumlah buku. Di antaranya, dua novel Mahasati dan Mahameru, serta buku-buku pengembangan diri Islam, seperti Mengarungi Samudera Al-Fatihah dan Apa pun Masalahnya, Kita Bisa Bahagia.
Baca Selengkapnya
Detail Buku
Qaris Tajudin
Pertanyaan-Pertanyaan untuk Tuhan