Gramedia Logo
Product image
Meilan Dahliana

Petualangan Zen dan Pesan Moral

Format Buku
Deskripsi
Hadiah untuk Zen Zen adalah seorang anak yatim piatu. Ia tidak terlalu tampan, rambutnya sedikit ikal dan belum terlalu tinggi, meski usianya tinggal satu hari lagi genap sebelas tahun. Ia selalu ikut bergabung dengan teman-temannya untuk bermain, walau hanya sebagai penonton saja. Zen tinggal di rumah yatim piatu bersama sepuluh anak-anak lainnya, di pinggir kota di tepi hutan. Mereka didampingi oleh sepasang suami istri yang tidak memiliki anak. Menurut Ibu, Zen menjadi yatim piatu karena sebuah kecelakaan yang terjadi di tepi hutan. Mobil yang ditumpangi Zen menabrak pohon, kedua orang tuanya meninggal di tempat kejadian. Sedang ia kemudian dirawat Ayah dan Ibu yang menemukannya. Zen dan teman-teman cukup memanggil Ayah dan Ibu. Hal itu sudah dibiasakan sejak hari pertama anak-anak tinggal di panti, termasuk Zen walaupun ia tidak ingat kapan hari pertama tinggal di panti. Menurut Ayah, saat ditemukan ia tengah tertidur dalam pelukan Ibunya yang sudah meninggal di dalam mobil. Usianya sekitar satu tahunan, karena belum bisa bicara dengan jelas. Sejak hari itu pula telah disepakati sebagai hari ulang tahunnya. Diam-diam Zen selalu melingkari tanggal ulang tahunnya di kalender yang selalu disimpan di kolong tempat tidurnya. Sengaja di letakkan di sana bersama beberapa mainan yang di satukan Petualangan Zen dan Pesan Moral dalam satu kotak kayu. Sebagai pengingat kalau hari itu Allah telah mengirimkan orang yang baik hati untuk merawatnya dengan penuh cinta. Sebenarnya Zen tidak ingin terus merepotkan Ayah dan Ibu. Terkadang ia merasa minder, karena ia anak yang paling lama tinggal di panti. Setiap ada yang datang untuk mengadopsi, belum seorangpun yang tertarik dengannya. Cukup sekali lirik, setelah itu tidak pernah lagi diperhatikan. Dan malam ini Zen belum bisa tidur. Besok usianya sebelas tahun, apakah Ayah dan Ibu mengingatnya? Hati Zen terus bertanya. Ia terbaring di atas tempat tidur sambil memperhatikan jarum jam dinding. Suara dengkur Bobi teman satu kamarnya bersahutan dengan suara jarum jam. Entah jam berapa Zen tidur. Guncangan di tubuhnya mengagetkan, ia terbangun dengan panik. Namun kemudian berubah kesal karena ternyata Bobi yang membangunkan. Bobi? mata Zen melotot kaget dan kesal. Bobi malah tertawa. Maaf, tidak biasanya kamu tidur seperti itu. Sekali panggil langsung terbangun. Barusan aku panggil-panggil tidak bangun juga, jadi terpaksa aku mengguncang tubuhmu seperti tadi. Maaf, ya. Bobi ulurkan tangan sebagai permintaan maaf. Zen menghela nafas. Bibirnya kemudian tersenyum, menyambut tangan Bobi. Tidak apa-apa. Aku juga minta maaf melototin kamu, Zen tertawa, habis terkejut sih, aku pikir ada gempa. Keduanya lalu tertawa bersama. Zen, suara Ayah dari pintu menghentikan tawa mereka, lho kenapa berhenti? mata Ayah menatap Zen dan Bobi bergantian. Daftar Isi : Bonus dalam paket : Informasi Lain : Judul : Petualangan Zen dan Pesan Moral Penulis : Meilan Dahliana Penerbit : Elex Media Komputindo ISBN : 9786020456997 Terbit : 26 Maret 2018 Halaman : 128 Lebar : 14 cm Berat : 0.180 kg
Detail Buku