Poltak M. Siahaan
Pilar Pilar Rohani
Format Buku
Deskripsi
Sebagai orang Kristen perlulah menyadari bahwa dari waktu ke waktu kehidupan rohani harus bertumbuh, semakin lama semakin mencapai kesempurnaan. Umpamanya, seperti tanaman mulai dari benih yang ditabur ke tanah, kemudian disirami, dipupuk, dirawat, hingga akhirnya berbunga dan berbuah. Seperti itulah gambaran seharusnya dengan hidup rohani kita. Santo Gregorius dari Nyssa mengatakan: “Dalam hidup rohani, tidak maju berarti mundur.” Jelaslah, tidak ada istilah berhenti di tengah jalan, atau cukup sampai di sini saja, karena hidup rohani merupakan proses terus-menerus dengan segala perjuangannya yang baru berhenti apabila kita telah meninggal. Kematian bagi orang Kristen bukanlah akhir dari segala-galanya, tetapi awal dari suatu kehidupan yang baru, di mana kita akan meninggalkan tubuh yang fana untuk mengenakan tubuh yang baka, di mana kita akan memandang Allah dari muka ke muka dan bersatu dengan-Nya. Inilah tujuan hidup kita, menjadi kudus seperti Allah sendiri adalah Kudus: “Haruslah kamu kudus, sebab Aku ini kudus.” (Im. 11:44)
Panggilan untuk hidup kudus ini diserukan oleh Gereja dalam Konsili Vatikan II: “…semua orang Kristen dalam setiap keadaan atau status hidup dipanggil kepada kepenuhan hidup Kristiani dan kepada kesempurnaan kasih.” (Lumen Gentium No. 40) Kita semua dipanggil menjadi kudus tanpa terkecuali. Karena Allah sendiri yang menghendaki agar kita mengejar kekudusan itu. Lalu apakah kekudusan itu? Kekudusan pada dasarnya merupakan kesempurnaan dalam cinta kasih. Cinta kasih inilah yang merupakan unsur utama dan hakiki serta khas dalam kesempurnaan kristiani.
Baca Selengkapnya
Detail Buku