IR. SUKARNO
Pokok-Pokok Ajaran Marhaenisme Menurut Bung Karno
Format Buku
Deskripsi
Marhaenisme sudah muncul di kepala Soekarno sejak ia berumur 20 tahun. Hanya saja, marhaenisme saat itu baru berupa kuncup dari suatu pemikiran yang mengorek-orek pikirannya. Akan tetapi, tak lama kemudian marhaenisme jadi landasan tempat pergerakan Soekarno berdiri. Ini bermula dari pengamatan Bung Karno pada pekerja kecil yang berada di lingkungan sekitarnya. Para pekerja kecil itu dilihatnya menjadi majikan sendiri. Mereka tidak terikat pada siapa pun. Dia menjadi kusir gerobak kudanya, dia menjadi pemilik dari kuda dan gerobak itu dan dia tidak mempekerjakan buruh lain.
Terdapatlah nelayan yang bekerja sendiri dengan alat-alat seperti tongkat-kali, kailnya dan perahu kepunyaan sendiri. Begitu pun para petani yang menjadi pemilik tunggal dari sawahnya dan pemakai tunggal dari hasilnya. Orang-orang semacam ini, kata Bung Karno, meliputi bagian terbanyak dari rakyat. Semua menjadi pemilik dari alat produksi mereka sendiri, jadi mereka bukanlah rakyat proletar seperti yang disebut para aktivis komunis saat itu. Mereka punya sifat khas tersendiri, mereka tidak termasuk dalam salah satu bentuk penggolongan. Kalau begitu, apakah mereka ini sesungguhnya?
Buku ini menguraikan mengenai pokok-pokok ajaran Marhaenisme yang merupakan buah pemikiran dari Presiden Indonesia yang pertama yaitu Ir. Soekarno. Dalam buku terdiri dari enam bagian yang masing-masing membahas mengenai maklumat dari bung Karno kepada kaum marhaen di Indonesia, marhaen dan proletar, demokrasi politik dan demokrasi ekonomi, marhaen dan marhaeni, asa, asas perjuangan, taktik, impor dari Jepang suatu rahmat bagi marhaen?.
Baca Selengkapnya
Detail Buku