Gramedia Logo
Product image
Agus Hadi Sudjiwo

Rahvayana 1: Aku Lala Padamu

Deskripsi
Yang menulis di buku ini belum tentu saya, sebab Rahwana tak mati-mati. Gunung kembar Sondara-Sondari yang menghimpit Rahwana cuma mematikan tubuhnya semata. Jiwa Rahwana terus hidup. Hidupnya menjadi gelembung-gelembung alias jisim. Siapa pun bisa dihinggapi gelembbung itu, tak terkecuali saya. Yang menulis di buku ini barangkali gelembung-gelembung itu, jisim Rahwana kepadaku. Yang menyampaikan buku ini kepadamu mungkin gelembung-gelembung Rahwana pada penerbit, percetakan, distributor, toko buku, dan lain-lain tak terkecuali tukang ojek maupun supir limosin yang mengantarmu ke toko buku maupun perpustakaan. Bila gelembung-gelembung Rahwana itu tak ada padamu, kau akan menolak pergi ke toko buku. Sekedar meminjam buku ini ke teman pun, kau tak akan berdaya bila gelembung-gelembung Rahwana tak menjangkitimu. Kau pun tak akan nge-tweet dan sebagainya tentang buku ini. Bila gelembung-gelembung Rahwana tak menjangkitimu, adakah alasan bagimu untuk menggunakan seluruh media sosial dan getok tular buat menjalarkan cinta via buku ini? Nasib. ''Dalam Rahvayana, cinta itu indah, bergairah, walau kadang berdarah. Terutama ketika jatuh cinta, atau dijatuhi. Menyenangkan, karena cinta menjadi pemenang: baik bagi Sinta, Rahwana, atau pembaca." —Arswendo Atmowiloto, penulis ''Nakal dan jenaka—khas sang dalang edan Sujiwo Tejo. Membaca novel ini seperti dibawa berpetualang di antara dua dunia, ketika tokoh pewayangan hidup di dunia modern. Satu hal yang terlintas di benak, ah, betapa beruntungnya menjadi Sinta ...." —Najwa Shihab, jurnalis TV
Detail Buku
Product image
Agus Hadi Sudjiwo
Rahvayana 1: Aku Lala Padamu