Mike Chen
Rampok Memori dan Bintang Sambit (We Could be Heroes)
Format Buku
Deskripsi
Jamie Sorenson bukan sekadar rampok bank. Ia si Rampok Memori yang bisa mengintip dan mengosongkan ingatan. Ancam, ambil uang, hapus memori, angkat kaki. Biasanya begitu, tetapi aksi terakhirnya nyaris jadi bencana dan ia dikejar-kejar Bintang Sambit, pahlawan super kesayangan San Delgado yang bisa terbang. Zoe Wong tukang antar makanan pada siang hari, tetapi identitas rahasianya sebagai Bintang Sambit membuatnya merasa lebih berarti. Dengan kecepatan super, kekuatan yang tidak kalah super, dan kemampuan melayangnya, reputasinya sebagai kurir sekaligus pahlawan tak bercela.
Setelah bahu-membahu menyelamatkan orang-orang dari kebakaran, Jamie dan Zoe sadar mereka memiliki kesamaan: terbangun tanpa ingatan akan identitas mereka di apartemen asing dua tahun yang lalu. Maka, keduanya memutuskan bekerja sama menggali petunjuk tentang masa lalu mereka. Namun sepenting itukah masa lalu? Mungkinkah sebenarnya diri mereka cukup ditentukan oleh pilihan yang mereka ambil saat ini, bukan dulu?
Prolog:
Sikap teller bank yang menciut ketakutan menggambarkan semuanya. Lagi pula, Jamie Sorenson penjahat. Bukan sekadar penjahat. Ia adalah si Rampok Memori. Dan ia membuat warga San Delgado ketakutan. Mendengar namanya dibisikkan saja memunculkan kepanikan, dan saat ia melumpuhkan petugas keamanan dengan penegun otak (istilah ciptaannya sendiri, yang menurutnya cukup keren), kepanikan itu membuat merampok bank semudah menyodorkan tas—atau dalam hal ini, membanting ransel di konter. ”Katakan, siapa yang kaucintai dalam hidupmu? Suami? Kekasih?” Jamie mengingatkan diri sendiri agar tidak berasumsi. ”Kekasih sesama jenis? Anak? Orangtua? Siapa?” desaknya. Ia mengangkat sebelah tangan, lalu secara dramatis memutar jari ke arah si teller bank. Wanita itu terbelalak, jelas menyadari modus operandi yang tahun lalu terdokumentasi di koran San Delgado Times: artikel halaman depan yang mengupas secara mendetail perampokan yang ia lakukan dan ”kemampuan luar biasanya untuk membuat orang tertegun atau lebih buruk daripada itu, mengosongkan memori para saksi.” Mereka bahkan memberinya nama Rampok Memori, meskipun ia sendiri yang menambahkan topeng mata dan tudung.
Baca Selengkapnya
Detail Buku