Sindhunata
Ratu Adil: Ramalan Jayabaya & Sejarah Perlawanan Wong Cilik
Format Buku
Deskripsi
Ratu Adil: Ramalan Jayabaya & Sejarah Perlawanan Wong Cilik adalah kisah pergulatan dan perlawanan wong cilik. Karya monumental ini, dengan menggali berbagai literatur penting, mampu menerobos dan menguak kepingan-kepingan sejarah yang terabaikan di Jawa pada abad ke-19 hingga awal abad ke-20. Buku ini juga menampilkan kepingan-kepingan sejarah itu dalam goresan kuas Budi Ubrux. Lebih dari lima puluh lukisan yang menggambarkan perlawanan nasib wong cilik ditampilkan dengan memukau. Ratu Adil: Ramalan Jayabaya & Sejarah Perlawanan Wong Cilik adalah harapan yang terus hidup dan terpendam dalam kebisuan wong cilik.
Ketika ditanya siapakah Ratu Adil, jagonya berkokok memanggil matahari di pagi hari lalu pergi mengais nasi. Mana yang lebih dahulu terbangun, jagonya atau matahari tiada ia peduli. Ia hanya mau orang mengerti, harapannya adalah matahari, dan jagonya adalah penderitaannya sendiri. Ia percaya Ratu Adilnya tak lain hanyalah manunggalnya penderitaan dan harapan laksana manunggaling kawula lan Gusti, yang membangkitkannya untuk melawan nasib ketika kebebasannya dibelenggu derita yang tak tertanggungkan lagi.
Mereka, wong-wong cilik itu bukanlah kalah, mereka hanya menitipkan rahasia penderitaan, tempat tersimpannya harapan akan masa depan di mana ditegakkan negeri ijo royo-royo panjang punjung lohjinawi murah sandang murah pangan, rojo koyo gembira berjingkrak-jingkrak iwen-iwen, itik, ayam, dan banyak pulang ke kandang diiringi sorak: keadilan turun bagaikan embun kesejahteraan mekar bagaikan bunga bakung wong cilik tiada lagi miskin dan papa tertawa ngguyu asuka-suka dengan tawa zaman Kerta jago-jago mereka merdu kokoknya mengusir pilu menghapus rindu hingga menjauh sudah air mata dari bumi yang tiada lagi berduri-duri derita.
Selling Point:
- Karya monumental Sindhunata
- Menampilkan karya-karya Budi Ubrux
- Mampu menerobos dan menguak kepingan-kepingan sejarah yang terabaikan di Jawa pada abad ke-19 hingga awal abad ke-20.
Baca Selengkapnya
Detail Buku