Rezekimu Tidak Akan Tertukar

Definisi rezeki dari segi bahasa berasal dari kata razaqa yarzuqu rizqan yang berarti anugerah, kekayaan, harta warisan, nasib, pemberian, atau upah. Sedangkan menurut istilah rezeki bisa disebut sebagai sesuatu yang dapat dimanfaatkan oleh manusia, baik itu yang dia makan ataupun yang dipakai dari pakaiannya. Rezeki adalah bagian yang tidak terpisahkan dari siklus penciptaan, siklus kematian hingga kehidupan kembali (kebangkitan) sebagaimana disebutkan dalam surah Ar-Rum ayat 40. Maka, urusan rezeki juga merupakan bagian dari akidah sehingga keyakinan bahwa hanya Allah pencipta segala sesuatu dan pemberi rezeki seluruh makhluk harus tertanam dalam akidah setiap mukmin. Melalui buku Rezekimu Tidak Akan Tertukar ini Ramdhani Abdurrahim menyajikan secara singkat konsep rezeki menurut Al-Qur’an. Setelah membaca buku setebal 232 halaman ini, para pembaca mungkin tidak akan mendapatkan ‘perubahan’ dengan rezekinya––yang bersifat lahiriah. Akan tetapi, yang diharapkan adalah adanya perubahan ‘cara pandang’ terhadap rezeki sehingga sesuai konsep Al-Qur’an. Yaitu, perubahan dari: kecemasan menjadi ketenangan dalam urusan rezeki; keliru dalam tujuan mencari rezeki menjadi benar yakni menjadikan rezeki sebagai sarana ibadah kepada Allah dan jalan meraih rida-Nya; serta agar kita selalu memiliki dua mutiara berharga seorang mukmin, syukur dan sabar. Selalu bersyukur jika dilapangkan rezeki; dan senantiasa bersabar saat disempitkan rezeki. Seperti yang disampaikan Allah SWT dalam firmannya bahwa “Allah-lah yang menciptakan kamu, kemudian memberimu rezeki, kemudian mematikanmu, kemudian menghidupkanmu (kembali)….” (QS. Ar-Rum: 40)