Gramedia Logo
Product image
Sri Puji Hartini

Rintik Terakhir

Format Buku
Deskripsi
Bagaimana dengan tes masuk perguruan tinggi Karang, Pram? Apa dia bisa masuk Fakultas Kedokteran tahun ini?" Dengan langit-langit putih yang bersih memantulkan cahaya lembut dari lampu gantung elegan, ruang kerja pribadi ini menjadi tempat perbincangan serius antara Nyonya Prasmoyo dan Pramana. Dinding putih bersih di ruangan memancarkan kesan minimalis, sementara rak kayu berwarna alami menambahkan sentuhan hangat ke ruangan yang tertata dan rapi. Namun, hal itu tak lantas membuat suasana di dalamnya ikut menghangat. "Jangan panggil dia Karang, Bu. Namanya Arutala. Aru tidak suka kalau ada yang memanggilnya dengan nama Karang,” balas Pramana dengan nada suara lembut. Helaan napas itu terdengar bersamaan dengan jari jempol dan telunjuk Pramana yang mengurut pangkal hidungnya. Setelah mengalami koma akibat tidak sengaja tertembak oleh ibu kandungnya sendiri, Karang Samudra Daneswara yang mengidap DID (Dissociative Identity Disorder) atau kepribadian ganda, harus dihadapkan dengan kenyataan bahwa ia bangun sebagai sosok kepribadian baru bernama Arutala Sembagi Daneswara, seorang remaja tunarungu yang mendominasi tubuh Karang. Selama tiga tahun, Arutala berhasil menguasai tubuh Karang tanpa membuat kepribadian lain bermunculan, termasuk Karang sebagai inangnya. Sayangnya, kehadiran Arutala membuat resah orang-orang yang ada di sekitarnya. Selain tidak diterima oleh sang nenek, Arutala juga tidak mencintai Launa sebagaimana Karang mencintai gadis itu. Arutala justru mencintai gadis pada masa lalunya yang sering ia sebut sebagai gadis permen kapas. Lantas, akankah Karang berhasil kembali untuk menyelamatkan cinta, keluarga, dan orang-orang terdekatnya setelah kemunculan Arutala banyak merusak rencana masa depan yang sudah ia susun? Tahun Terbit : Cetakan Pertama, 2024
Detail Buku