Gramedia Logo
Product image
Emha Ainun Nadjib

Saat-Saat Terakhir Bersama Soeharto

Deskripsi
Dalam buku ini, Emha kita seakan turut melihat opinion making atau mungkin opinion establishing dalam ranah kekuasaan pemerintah orde baru. Buku ini menjadi jendela baru tentang cerita-cerita di balik turunnya Soeharto yang lengser selama kurang lebih 32 tahun menjabat. Dalam buku ini juga, Emha membahas sisi-sisi yang jauh dari sorotan media massa. Perihal dilema demonstrasi mahasiswa, gagasannya tentang Dewan Negara dan Komite Reformasi, dan usahanya “mengkursus” Pak Harto. Sinopsis Buku Di manakah letak kita, para rakyat kecil yang tak berdaya ini? Di koran, di televisi, mereka semua berbicara dengan gagah dan patriotik. Namun, fokus pembicaraan mereka kebanyakan tentang tema-tema “pembagian kekuasaan” atau “perebutan kekuasaan”. Hampir tak ada yang kita rasakan hatinya mencintai kita, yang memfokuskan perhatiannya pada apakah kita akan kelaparan atau tidak. *** Mei 1998 merupakan tonggak penting bagi perubahan nasib bangsa Indonesia. Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya sebagai Presiden setelah 32 tahun berkuasa. Sebagai pemimpin, Soeharto terlalu ditakuti sehingga tak seorang pun mampu mendebatnya. Negara macam apa yang tetap mempertahankan ketakutan rakyat terhadap pemimpinnya? Buku ini merekam upaya-upaya dan dialog yang dilakukan Emha Ainun Nadjib dan para tokoh reformis lainnya dengan pemerintah dalam membuka jalan menuju Indonesia yang lebih demokratis. Tak hanya sekedar menurunkan Soeharto dari posisi puncaknya, buku ini juga menjadi catatan sejarah bagi silang sengkarutnya kondisi Indonesia ketika perebutan kekuasaan pasca-reformasi terjadi. Ketika sosok-sosok yang awalnya disebut pahlawan, berbalik ingkar secara mengejutkan saat berhadapan dengan kekuasaan.
Detail Buku