Sayang Anak Sayang Anak: Cerdas dan Bijak Mendidik Anak

Keluarga sebagai sumber stimulasi ke arah terbentuknya ciri kepribadian. Oleh sebab itu, harus ada usaha melalui hal-hal yang afektif. Perlu diperhatikan pentingnya pendekatan kepada anak dan perubahan tingkah laku yang harus didasarkan pada cinta kasih. Keutuhan keluarga dapat dipelihara dengan memperkokoh ikatan antar anggota keluarga, terutama kesatuan antara suami dan istri atau ayah dan ibu sebagai pemeran utama. Dasarnya adalah: cinta kasih, saling pengertian, dan toleransi di antara anggota keluarga. Tata tertib keluarga yang telah dibuat dan disepakati bersama, harus diperhatikan dengan sangat dan ditaati bersama oleh setiap anggota keluarga. Masing-masing anggota keluarga harus tidak kehilangan kepribadiannya. Itulah sebabnya relasi harus dibina sehingga terjadi komunikasi yang harmonis. Buku yang ditulis oleh Pdt. Ronal G. Sirait, M.Th., M.Pd.K ini, mengingatkan kita bahwa dalam membentuk keluarga jangan sampai kita menggunakan metode coba-coba. Anak adalah“tabula rasa” atau semacam kertas putih yang nantinya akan ditulisi oleh orang tua. Itu berarti dalam membentuk karakter anak, orang tua-lah yang bertanggung jawab. Buatlah lembaran hidup anak-anak kita sebagai lembaran yang memuat tulisan indah dan enak untuk dibaca oleh siapa saja. Janganlah diisi dengan coret-coretan yang tidak menentu, yang bahkan memenuhi seluruh lembarannya sehingga menjadi kertas karbon yang hitam kelam. Orang tua sepantasnya memperhatikan pergaulan anak-anaknya, melihat dengan siapa ia berteman, mengetahui dan mengenal orang tua dari teman-teman anaknya, mengetahui kegiatan anak di sekolah dan di luar sekolah, kegiatan anak di gereja, maupun kegiatan di lingkungan rumah. Menjalin komunikasi dengan sekolah, guru/wali kelas dan menanyakan perkembangan anaknya. Mendisiplinkan anak sehingga anak tidak mudah memanfaatkan kesempatan untuk hal-hal yang kurang baik. Memberikan reward (penghargaan) manakala anak berbuat kebaikan, atau pun sanksi manakala anak berbuat kesalahan.