Gramedia Logo
Product image
TJUT ZAKIYAH ANSHARI

Seloka Temon Bin Emboh

Format Buku
Deskripsi
Ingatannya tentang sosok yang merawatnya sejak dirinya ditemukan di pematang sawah, sedemikian kuat memeluk dan mengikat hatinya, hingga ia bertekad mempertahankan semua yang sudah dilakukan Mak Warsi, demikian kebanyakan orang memanggil sosok itu, di sepanjang hidupnya. Cerita tentang induk semang dan dirinya yang diujar sang emak sendiri, sungguh menyelusup kuat di sanubarinya. Jujur, begitulah yang dipegang emak, hingga Temon tahu sejak kecil alasan emak memberi nama itu. Tekad Temon sudah sangat kuat. Ia mendedikasikan dirinya untuk kentrung, seni tempat Mak Warsi dan Temon bergantung. Profil Penulis: TJUT ZAKIYAH ANSHARI terlahir dari pasangan pendidik menjadi faktor dominan perempuan yang biasa dipanggil Bunda ini sangat dekat dengan buku, membaca, dan menulis sejak usia dini. Pengalaman paling menakjubkan yang memantik passion dan menggenggamnya hingga sekarang adalah terbitnya cerpen karyanya saat kelas 5 SD. Setelah sebelas tahun tinggal di Kota Bandung yang memberi banyak wacana dan spirit literasi, kacamatanya berubah untuk melihat Tulungagung, kota tempat ia bertumbuh dan berkembang hingga jenjang SMA. Berbekal kenekatan, ia menjawab keprihatinan literasi di kabupaten kecil ini dengan mendirikan Sanggar Kepenulisan Pena Ananda Club di tahun 2008. Berawal dari sanggar inilah, panggilan "Bunda" menyemat di dirinya. Beragam tantangan dan peremehan (bahkan dari lembaga-lembaga pendidikan) dengan tegar dan gigih dihadapi, sebelum kemudian Gerakan Literasi secara Nasional bergaung sejak tahun 2015. Hampir semua karyanya diterbitkan secara indie publishing maupun self-publishing, dan sekarang banyak karyanya dapat diperoleh dalam bentuk ebook, di antaranya serial buku panduan menulis untuk anak 10+ Yuk Menulis Bersamaku (saat ini telah ada 6 judul), serial fantasi untuk anak 10+ Kampung Lampyridae, novel 18+ Surat Ibu yang Tidak Pernah Terkirim (Jilid 1), buku pertama dwilogi anak 10+ Pijaran Cahaya Dhahanapura (berlatar Kerajaan Dhaha). Kini, Bunda memilih fokus untuk menulis dan menulis, baik fiksi maupun nonfiksi, sambil menikmati hari-hari sebagai penyandang Parkinson. Bunda dapat dijumpai melalui https://linktr.ee/ tjutzakiyah.
Detail Buku