Gramedia Logo
Product image
Diana Tiara

Seni Mencintai Tanpa Tapi

Format Buku
Deskripsi
Cinta adalah Bahasa universal yang dikatakan oleh semua makhluk. Ekspresi cinta pun bermacam macam. Ada yang dikatakan secara verbal, ada juga yang dilakukan dengan perbuatan , atau dengan beragam cara yang terkadang tidak terbayangkan. Cinta adalah sumbu penyala kehidupan. Ia yang membuat hidup bergerak dan membuat hidup lebih berasa, berwarna, dan beraroma. Hidup tanpa cinta yang sesungguhnya adalah hidup yang kering kerontang tanpa sumber air di dalamnya. Cinta yang sesungguhnya adalah cinta yang sungguh cinta, tanpa syarat, tanpa kiasan. Cinta yang mengatakan “I love you just because…..I love you.” Cinta ini adalah cinta yang hanya memberi, tanpa berharap untuk menerima kembali. ‘Cinta tanpa tapi’. Apa, sih, yang akan terlintas di kepalamu jika kamu mendengar kata cinta? Bisa jadi, bayanganmu akan terbang jauh pada gambaran-gambaran serba romantis, semacam dua orang yang sedang kasmaran, atau tentang dua orang yang sedang bertengkar karena masalah sepele, misalnya karena terlambat menjemput. Padahal, cinta nggak sekadar hal-hal semacam itu. Jika dijabarkan melalui tulisan dalam buku seperti ini, bisa jadi perihal cinta begitu kompleks. Membicarakan cinta berarti juga harus membicarakan tentang manusia, yang juga sangat kompleks. A. Seni Mencintai Sebelum berpanjang lebar bicara tentang seni mencintai, kamu harus tahu tentang cinta secara definitif. Jika ditilik dari KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), kamus yang jadi acuan utama pengucap bahasa Indonesia, maka secara etimologis, kata cinta berasal dari bahasa Sanskerta, f. Bila diartikan, maka cinta berarti pikiran, refleksi, pertimbangan, kekhawatiran, ataupun kegelisahan. Kemudian, ketika kata ini diserap dalam bahasa Indonesia, cinta memiliki sejumlah arti: 1. suka sekali; sayang benar, 2. kasih sekali; terpikat (antara laki-laki dan perempuan), 3. ingin sekali; berharap sekali; rindu, dan 4. susah hati (khawatir); risau.
Detail Buku