Serayu Malam

"Di setiap pemakaman, pasti ada saja nisan yang tak lagi dikunjungi siapapun. Tak ada lagi yang peduli kisah hidup siapa yang ditanam di sana. Begitupun di setiap perpustakaan, selalu saja ada buku yang tak lagi dibuka siapa pun. Tak ada yang tahu pahlawan macam apa yang tertulis di sana dan tukang tenung seperti apa yang ia taklukan. Demikian pula setiap kerumunan manusia, selalu saja ada seseorang yang nasibnya seperti nisan dan buku tadi. Keberadaannya seperti genangan setelah hujan di hari-hari yang tampak sedih - dilewati saja tanpa digubris" Serayu malam adalah buku karya Muhammad Wahyudi. Naskah buku ini pertama "ditemukan" oleh panitia atau juri pada perhelatan Ubud Writers and Readers Festival. Kemudian diterbitkan melalui Kepustakaan Populer Gramedia (KPG) pada 1 November 2018. Buku setebal 200-an halaman ini merupakan sebuah kumpulan cerita. Keterkaitan antara satu tokoh dengan tokoh lainnya yang sebenarnya tidak memiliki hubungan secara langsung. Namun, para tokoh yang diceritakan pada setiap judul cerpennya, saling bersinggungan dalam gerbong kereta Serayu Malam dibuka dengan kisah seorang lelaki perantau yang hendak pulang kampung dan sepatunya, penjudi dan perempuan bercodet, serta kisah - kisah manusia yang bersekutu dengan kejahatan, amarah, bahkan makhluk gaib. Cerita - cerita dalam buku ini bukanlah perjalanan yang menyenangkan untuk dikenang, namun suatu saat bisa saja terjadi pada anda.