Gramedia Logo
Product image
F. Budi Hardiman

Humanisme dan Sesudahnya

Format Buku
Deskripsi
MENGAPA HUMANISME, SUATU PAHAM YANG MENITIKBERATKAN PADA MANUSIA, KEMAMPUAN KODRATNYA, DAN NILAI-NILAI KEHIDUPAN DUNIAWI PERLU DIBICARAKAN KEMBALI? Sejak abad ke-14 gerakan humanis modern tumbuh memberikan penafsiran rasional yang mempersoalkan monopoli agama dan negara terhadap tafsir kebenaran. Humanisme sekular memberi kita keyakinan bahwa kehidupan "dunia-atas-sana" tak lebih penting daripada "dunia-bawah-sini." Namun, humanisme tak luput dari kritik. Ketika humanisme menuntun pada suatu kemanusiaan tanpa Tuhan, yaitu keadaan ketika manusia bermain sebagai Tuhan, Hiroshima, Gulag, Killing Fields, Sebrenica, dan puluhan tempat pembunuhan massal lain pada abad ke-20 menjadi tak terhindarkan. Di negeri kita, tragedi kemanusiaan juga tak sepi. Lalu, apakah itu berarti humanisme sudah usang? Ketika kini kebangkitan agama-agama sedang berlangsung mulus tak banyak hambatan dan nilai-nilai universal makin relatif, hikmat apakah yang masih dapat kita pelajari dari humanisme? Bagaimanakah sosok dan peran humanisme dalam masyarakat yang menjadi majemuk juga karena agama-agama seperti masyarakat Indonesia? Buku kecil ini mengurai dengan jernih pengertian humanisme, perkembangannya, dan berbagai kritik terhadap humanisme. Tidak berhenti di situ, penulis juga menawarkan tafsir baru atas paham tersebut, yang disebutnya sebagai "Humanisme Lentur". Dengan genre buku yang bertema filsafat, bahasa yang digunakan dalam buku lumayan agak berat, banyak istilah-istilah yang perlu dicari di internet agar paham maksud istilahnya. Jadi, saat membaca buku ini perlu alat bantu berupa smartphone laptop untuk digunakan mencari istilah-istilah yang dalam buku ini sebagai bahan acuan untuk memahami maksud yang ingin disampaikan penulis dalam buku ini.
Detail Buku