Gramedia Logo
Product image
Tempo

Seri Tempo: 200 Tahun Tambora

Deskripsi
Senin tanggal 10 April 1815, adzan Magrib baru saja berkumandang ketika Gunung Tambora yang berada di Pulau Sumbawa tiba-tiba saja meletus. Suara dari letusan Gunung Tambora tersebut bahkan terdengar hingga beberapa kota besar seperti Bengkulu, Makassar, dan Ternate. Selain itu, letusan Gunung Tambora tersebut juga memuntahkan 160 kilometer kubik material abu, gas, dan bebatuan, serta membentuk tiga kolom asap yang memiliki tinggi 43 kilometer. Bahkan asap tersebut juga sampai menembus lapisan stratosfer. Energi dari letusan Gunung Tambora tersebut setara dengan ledakan 171.500 unit bom atom. Letusan Gunung Tambora tersebut juga merupakan yang terdahsyat di dalam sejarah gunung api modern, Ketika amukan dari Gunung Tambora akhirnya mereda, tinggi dari gunung berapi yang semula 4.300 meter tersebut, yang juga tertinggi di Hindia Belanda (Indonesia), akhirnya berubah dengan tinggi yang tersisa 2.852 meter. Apa sajakah dampak dari letusan Gunung Tambora tersebut? Lalu, bagaimana dengan peristiwa tersebut berkaitan dengan berbagai peristiwa lainnya di dalam konteks sejarah dunia? Apakah letusan yang serupa akan terjadi lagi? Menapak tilas ke puncak Gunung Tambora untuk menelusuri berbagai catatan dan buku-buku sejarah, serta mewawancarai sederet ahli dan narasumber, buku Seri Tempo : 200 Tahun Tambora yang diangkat dari liputan khusus Majalah Tempo ini akan merekonstruksi dan merangkum yang perlu kita catat dan pelajari dari peristiwa letusan Gunung Tambora.
Detail Buku