Noviana Kusumawardhan
Sesungguhnya Aku Menunggu
Format Buku
Deskripsi
Buku kumpulan cerpen ini terdiri atas 15 cerita fiksi. Dengan gayanya, Noviana menyuguhkan kisah-kisah yang terkesan aneh, magis, dan fantastis. Namun, sesungguhnya kisah-kisah yang disajikan adalah kisah kita semua, kisah yang kita jumpai dalam keseharian, tentang cinta dan kesetiaan, tentang kesedihan dan kebahagiaan, tentang tawa dan air mata, juga tentang keikhlasan hidup dan kepasrahan pada Semesta; kisah-kisah kehidupan.
Cerita-cerita Noviana membuka peti yang menyimpan perasaan-perasaan intens yang kerap kita hindari - marah, sedih, kecewa, putus asa, tapi juga cinta mati dan kerelaan berkorban. Di depan peti itu, dia mengajak kita untuk berani menyentuh mereka dan menerima intensitas itu sebagai pengalaman dan perjalanan menuju kesejatian kita. -Avianti Armand, penulis, arsitek, & kurator
Bacalah dan bacalah karya tulis Noviana Kusumawardhani ini, tetapi jangan hanya sekadar membaca. Ada pesan yang tak terkira di balik gaya tulisannya yang khas. -Cok Sawitri, penulis & seniman
Bagi saya, buku kumpulan cerita ini sangat menyehatkan, semacam pengalaman gimnastik batin, ... hati dan pikiran kita bagaikan ditarik sangat panjang, diputar meliuk sampai hampir patah, lalu dilipat dan ditekan digepengkan, ditumpuk dibalik, dan ditarik lagi ..., jauh, bahkan sangat jauh ... berjalan, bertualang ..., dan ini menguatkan, menyehatkan, dan menyadarkan bahwa kemanusiaan dalam diri ternyata ada ... masih ada ....
Ada banyak alasan orang untuk menulis.
Namun, bagi saya, menulis hal yang paling penting, kita belajar bahwa tak ada satu pun di dunia seperti saya sedang harus berjalan menuju ke dalam jiwa saya sendiri, berhadapan dengan jiwa-jiwa saya sendiri, juga berhadapan dengan jiwa-jiwa saya yang lain. Terkadang saya sendiri terkejut melihat jiwa-jiwa saya tersebut. Menulis juga sebuah perjalanan. Perjalanan menuju hidup itu sendiri yang terkadang kita tidak pernah terbebaskan dari berbagai ekspektasi. Terkadang perjalanan itu memang mulus, terkadang begitu terjal, terkadang masuk ke dalam lembah, atau malah naik ke atas gunung, sehingga apa pun prosesnya, sebuah perjalanan bukanlah hasil akhir dari perjalanan itu, tetapi pembelajaran-pembelajaran selama perjalanan itu sendiri. Bagi saya, menulis cerpen adalah media saya untuk memiliki keberanian masuk ke dalam jiwa saya. Menulis lebih sebagai sebuah kontemplatif untuk memahami hidup itu sendiri,
Baca Selengkapnya
Detail Buku
Noviana Kusumawardhan
Sesungguhnya Aku Menunggu