Fatimah Purwoko
Sultan Agung Sang Pejuang dan Budayawan dalam Puncak Kekuasaan Mataram
Format Buku
Deskripsi
Sultan Agung sebagai pokok masalah dalam penulisan ini adalah raja ke-3 di Kerajaan Mataram menggantikan Panembahan Hanyokrowati atau Raden mas Jolang yang memerintah Mataram dari tahun 1601 sampai 1613. Sultan Agung mangkat pada tahun 1645, jasadnya dimakamkan di Astana Imogiri. Siapa zaman sekarang yang tidak mengenal sosok beliau?
Kerajaan Mataram pada mulanya hanya berstatus daerah perdikan yang dihadiahkan kepada seseorang atau sejumlah penduduk karena berjasa kepada raja atau negara. Luasnya hanya 800 karya, kemudian berkembang menjadi kerajaan yang besar. Struktur Kerajaan Mataram terdiri atas daerah krajan yakni tanah pamahan atau daerah pemukiman dengan sebuah pusat pemerintahan, daerah persawahan atau tegalan, tanah oro-oro. tempat menggembalakan ternak dan empang ikan, hutan tempat orang mencari kayu bakar dan cadangan untuk perluasan area persawahan atau tegalan baru.
Dalam proses perluasan Mataram menggunakan sistem macapat, yakni kerja sama antara lima desa dalam bidang irigasi dengan salah satu desa sebagai koordinatornya, Juru Martani dan Panembahan Senopati sesudah menaklukkan pemukiman-pemukiman di sepanjang Sungai Opak. Daerah daerah pemukiman itu kemudian diikat dengan semacam ikatan macapat. Akan tetapi, daerah-daerah tersebut hanya sebagai koordinator bukan salah satu desa atau pemukiman, Mataram sendirilah yang menjadi pusatnya.
Buku ini mengajak kita untuk pergi menapaki kisah-kisah yang selama ini mungkin hadir setempat-setempat di beberapa babad, serat, maupun kidung. Cerita ini diceritakan kembali agar generasi muda zaman sekarang mengerti dan paham akan sejarahnya.
Baca Selengkapnya
Detail Buku