Gramedia Logo
Product image
ZHOU HAOHUI

Surat Kematian 2: Takdir (Fate)

Format Buku
Deskripsi
Hukum kita lemah... Pembunuh yang menggemparkan kota dengan surat-surat kematiannya memilih bunuh diri daripada ditangkap polisi. Aku menawarkan keadilan nyata... Namun, seminggu kemudian, dua siswa SMA dibunuh dengan kejam. Satu-satunya petunjuk yang ditemukan di TKP adalah surat kematian dari Eumenides. Kapten Luo Fei dan timnya harus menghadapi kemungkinan yang menakutkan. Eumenides memiliki penerus yang akan melanjutkan misinya. Kini, terimalah takdirmu. Surat-surat kematian terus bermunculan dan Eumenides lagi-lagi berhasil mengecoh polisi. Namun, situasi kali ini lebih buruk. Karena kali ini, Eumenides mendapat bantuan dari dalam. Apakah Luo Fei dan timnya mampu mencari tahu siapa informan itu tepat pada waktunya untuk membekuk lawan baru mereka? Atau apakah mereka harus menyaksikan sejarah kembali terulang? Prolog: Pagar pembatas panjang dibangun di sekeliling TKP yang hancur untuk menahan kerumunan orang yang ingin menonton. Mereka semua sibuk memanjangkan leher, terlihat seperti sekelompok bebek dalam Komedi Bebek, cerpen terkenal karya Lu Xun. Puing-puing bangunan terlihat di tengah-tengah daerah yang dibatasi. Asap dan kematian masih memenuhi udara. Belasan petugas pemadam kebakaran sibuk bekerja di tengah reruntuhan, membalikkan batu-batu bata dan beton dengan bantuan alat berat. Beberapa orang berpakaian putih bergerak di antara para petugas berseragam merah. Mereka bekerja berpasangan, memegang kantong-kantong plastik besar berwarna hitam. Mereka sesekali menyela pekerjaan para petugas pemadam kebakaran, melangkah maju dan memungut sesuatu dari tengah reruntuhan, lalu memasukkannya ke kantong plastik hitam dengan ekspresi serius. Para penonton berbisik-bisik penuh semangat, ”Ck, ck. Ada lagi yang ditemukan...” Namun, pagar pembatas ditempatkan cukup jauh dari TKP sehingga mereka tidak bisa melihat apa yang sebenarnya terjadi.
Detail Buku