Asma Nadia
Surga Yang Tak Di Rindukan 3
Format Buku
Deskripsi
“Mana yang mesti dipertahankan,
cinta yang memenjarakan kita pada kenangan,
atau yang membawa pada keniscayaan masa depan?”
Kepergian Arini meninggalkan banyak kenangan, menyisakan kepiluan di hati Pras, Mei Rose, dan anak-anak. Namun, tak ada pilihan lain, kecuali melanjutkan hidup. Kembali menyatukan langkah. Mengeja kata cinta. Menggenggam kebahagiaan.
Lalu, di mana tempat bagi seorang lelaki dari masa lalu yang melalui setiap detik hidupnya dengan bertumpuk penyesalan? Belasan tahun hidupnya seolah sia-sia tanpa sosok yang dirindukan, gadis dengan mata bening memanjang yang telah memenjarakannya dalam ketidakberdayaan.
Berbagai upaya dan pengorbanan telah dilakukan. Namun, takdir berdetak, dengan skenario yang sulit ditebak. Akankah cinta yang dituju ditemukan?
Godaan menguji kesetiaan. Pintu-pintu pengkhianatan kembali terbuka. Kepercayaan yang kian terkikis, bisakah dipertahankan?
Atau, “surga” kembali menjadi sesuatu yang kehilangan daya tarik, dan karenanya tak lagi dirindukan?
Profil Penulis:
ASMA NADIA merupakan penulis lebih dari 70 buku yang hampir seluruhnya meraih best seller. Tiga belas di antara karyanya telah diangkat ke layar lebar, seperti Emak Ingin Naik Haji (2009), Rumah Tanpa Jendela (2010), Ummi Aminah (2012), Assalamu'alaikum Beijing (2014), Surga yang Tak Dirindukan (2015), Pesantren
Impian (2016), Jilbab Traveler Love Sparks in Korea (2016), Cinta Lakilaki Biasa (2016), Surga Yang Tak Dirindukan 2 (2017), Cinta dua Kodi (2018), Surga yang Tak Dirindukan 3 (2021), Hayya 2 (2022), dan Anak Penangkap Hantu yang ditulis bersama suami dan dua anak mereka.
Meski tak aktif, ia sempat menulis skenario, untuk program anak bersama Aa Gym (Indosiar), Sinetron Matahariku (SCTV) dan Pintu Surga (Trans TV), serta sejumlah web series.
Selain difilmkan, tujuh bukunya: Catatan Hati Seorang Istri 1-2, Sakinah Bersamamu, Jilbab In Love, Surga Yang tak Dirindukan The Series, Istri Kedua, dan Jangan Bercerai Bunda (RCTI) telah pula diadaptasi ke sinetron dan meraih respons baik ketika tayang.
Istri dari Isa Alamsyah ini dinobatkan sebagai satu dari tujuh tokoh perubahan Indonesia oleh Harian Republika (2010), menerima berbagai penghargaan di ranah kepenulisan antara lain sebagai pengarang buku remaja terbaik dari IKAPI (2001, 2005). Novelnya Surga yang Tak Dirindukan mendapat anugerah novel terbaik dalam ajang Islamic Book Fair (2008), sementara Bidadari Berbisik (Derai Sunyi) meraih penghargaan dari Majelis Sastra Asia Tenggara (Mastera).
Asma Nadia merupakan satu dari perempuan inspiratif yang meraih She Can Awards, yang juga terpilih sebagai Perempuan Inspiratif Wardah. Penghargaan lain diterimanya dari Badan Narkotika Nasional (BNN) sebagai sahabat BNN.
Selama 9 tahun berturut-turut sejak 2012 namanya tercantum sebagai satu dari 500 Muslim Paling Berpengaruh di Dunia, yang terkini (edisi 2022) baru saja diumumkan pada Oktober 2021 bersama 23 tokoh Indonesia lain. Asma Nadia juga rutin diundang sebagai pembicara dalam Kuala Lumpur Int. Book Fair, dan Frankfurt Book Fair, selain terpilih sebagai penulis tamu untuk berbagai program Writer's in Residence yang diadakan International Writers Program in Iowa, Korean Literature Translation Institute, Le Chateau de Lavigny, di Swiss, Canserrat Artist in Residence (Barcelona), dan Hongkong Baptist University.
Sebagai pembicara dalam berbagai bengkel kepenulisan, maupun kajian kemuslimahan, parenting dan pernikahan, Asma Nadia telah berbicara di banyak sekolah, kampus, universitas, acara masjid dan perkantoran serta berbagai forum di lima benua. Dengan izin Allah, 72 negara dan lebih dari 535 kota di dunia telah dijelajahi. Kesempatan yang kemudian membuat penulis yang menyukai fotografi ini dikenal sebagai Jilbab Traveler.
Bunda dari dua anak yang turut menjadi penulis; Putri Salsa dan Adam Putra Firdaus, juga terlibat dalam kaderisasi penulis di tanah air melalui Forum Lingkar Pena, dan Komunitas Bisa Menulis (KBM) yang didirikannya bersama suami, dan merupakan forum kepenulisan terbesar di Indonesia dengan lebih dari 1,1 juta anggota. Awal tahun 2020, KBM merilis KBM App, aplikasi kepenulisan yang bisa diunduh di Google Playstore dan diharapkan bisa menjadi wadah bagi karya mereka yang ingin menjadi penulis. Kerinduan terhadap buku yang tak
leluasa dinikmatinya di masa kecil, mendorong Asma Nadia membangun mimpi 1.000 perpustakaan dhuafa. Bersama relawan literasi di tanah air, 290 Rumah Baca Asma Nadia telah dibuka di pelosok tanah air.
Sejak 2018 Asma Nadia ikut berkecimpung sebagai salah satu jajaran produser. Sejauh ini tiga film layar lebar telah ikut dibidaninya: 212: The Power of Love, Hayya, Hayya 2, dan yang terakhir Jomblo Fi Sabilillah, adaptasi novel yang ditulis bersama Helvy Tiana Rosa.
Penulis produktif ini dapat dihubungi melalui email asma. nadia@gmail.com. Ia juga dapat dijumpai via media sosial Twitter dan Instagram @asmanadia, Tiktok @asmanadiapenulis, maupun website www.asmanadia.id dan www.rumahbacaasmanadia.org. Interaksi sehari-hari dengannya dapat dilakukan melalui Facebook fanpage Asma Nadia. Lewat channel Youtube Asma Nadia, selain berbagi video perjalanan, penulis juga aktif membuat vlog kepenulisan, couple talk seputar pernikahan dan parenting 101.
Baca Selengkapnya
Detail Buku