Gramedia Logo
Product image
Goenawan Mohamad

Surti + Tiga Sawunggaling

Deskripsi
Sinopsis buku Sebuah ruang dengan dua permukaan. Di atas tampak sebuah katil tertutup kain. Di bawah: Sebuah gawangan dengan bandul, selembar mori dua kacu yang sudah sebagian batik, sebuah dingklik, sebuah wajan di atas anglo, sebuah tepas. Selembar taplak. Beberapa canting. Sebuah bangku. Di latar belakang bisa ditambahkan layar, tempat diproyeksikan satu atau beberapa foto hitam-putih, dari tahun 1945-an. Atau tak perlu apa-apa. Perempuan itu 33 tahun. Namanya Surti. Sendiri. Bunyi kecrek. Demikian Goenawan Mohamad memulai naskah drama berjudul Surti dan Tiga Sawunggaling. Setelah setting cerita di atas, selanjutnya kita baca monolog si tokoh Surti: Surti + Tiga Sawunggaling adalah kisah tentang tiga ekor burung sawunggaling yang tiap malamnya keluar dari kain yang dibatik seorang perempuan bernama Surti. Tiga burung ini kerap membawa kisah yang senantiasa membuat Surti terhibur. Burung-burung ini kerap membawakan cerita tentang Jen, seorang komandan gerilya, aktivis pergerakan yang mati dibunuh tentara Belanda. Surti dan Tiga Sawunggaling dan Surti + Tiga Sawunggaling sejatinya adalah cerita yang sama. Digubah orang yang sama, Goenawan Mohamad. Bedanya, judul yang menggunakan “dan” berwujud naskah drama monolog, yang pakai “+” (plus) berwujud novel. Pun di naskah drama diperlukan “bunyi kecrek” untuk pergantian babak cerita. Novel tak butuh itu. Informasi lain Lebar : 13,5 cm Tinggi : 20 cm Berat : 0,15 gr ISBN : 9786020000000 Sampul: soft cover
Detail Buku