Gramedia Logo
Product image
Dwi Lestari

Tahta Kerajaan-Kerajaan Jawa : Kemelut Kekuasaan Raja-Raja Jawa

Format Buku
Deskripsi
Sekitar abad 7 M Jawa telah mengenal kehidupan bernegara. Tercatat sekitar 196 tahun kehidupan bernegara berada di Jawa bagian Tengah. Sekitar abad 9 M, kehidupan bernegara mulai pindah ke wilayah Jawa bagian Timur. Di Jawa Timur kehidupan bernegara terjadi selama 500 tahun.¹ Selama waktu yang panjang, raja juga telah mengalami pergantian., baik diganti secara mewariskan atau diganti dengan cara kudeta. Semua itu menjadi halal untuk dilakukan dalam mendapatkan takhta kerajaan. Memperebutkan kursi kekuasaan raja seringkali membuat seorang gelap mata. Tidak bisa membedakan antara hubungan kekeluargaan atau permusuhan. Semua menjadi sama. Dia yang ikut serta dalam rebutan kursi kekuasaan raja akan dianggap sebagai musuh. Begitu pun dengan dia yang mengganggu dalam rebutan kursi kekuasaan raja juga dianggap sebagai musuh. Sedangkan, dia yang membantu dalam rebutan kursi kekuasaan raja, maka ia adalah teman. Kursi kekuasaan raja menjadi penting untuk diperhatikan karena menjadi raja adalah prestise tertinggi dalam kehidupan bermasyarakat. Seorang yang jadi raja akan dihormati dan dipuja oleh banyak orang. Selain itu, ada anggapan bahwa raja adalah wakil Tuhan. Menjadi raja maka menjadi pembesar yang memiliki kedudukan penuh dalam semua hal. Buku ini seperti sebuah catatan kecil tentang runtuhnya kerajaan-kerajaan di Jawa. Mulai dari Kerajaan Medang hingga Mataram Islam yang pecah menjadi Surakarta dan Yogyakarta. Kisah rebutan, dan perilaku barbar seolah-oleh menjadi tabiat raja-raja Jawa pada masa itu. Banyak dari mereka yang mengawini banyak wanita, dan berebut takhta kerajaan. Bagaimanakah para raja-raja Jawa bertahta dan memerintah? Semuanya dijelaskan dengan runtut di dalam buku ini. Tahun Terbit : Cetakan Pertama, September 2023
Detail Buku