Tanah Putih

Kau telah membuatku kembali percaya bahwa cinta adalah sebuah kemerdekaan. Kemerdekaan atas tubuh. Kemerdekaan atas hasrat yang meraga. Akan kutuliskan tubuhku di hadapan tubuhmu dengan tinta putih di atas kertas putih. Dan hanya kita berdua yang bisa membacanya. “Kris Budiman mengajak kita berjalan bersamanya dari sebuah ruang peristiwa dan suasana, memasuki lapisan-lapisan... tentang yang sekarang dan yang telah terlampaui, dengan cara yang mencerahkan.” —Melati Suryodarmo Novel yang dikarang oleh penulis bernama Kris Budiman dan memiliki judul Tanah Putih ini merupakan novel kedua yang ditulis oleh Kris dengan pengetahuan antropologis yang mumpuni. Kris Budiman memperkenalkan seorang tokoh bernama Khema yang merupakan seorang mahasiswa pascasarjana di UGM yang mengambil fokus pada kajian musik. Kris memperkenalkan tokoh Khema ini di dalam bagian satu yang dia kumpulkan pada halaman dengan judul Intro. Dikisahkan jika Khema akan memulai menulis tesisnya. Dengan itu, dirinya hendak mengumpulkan data mengenai soundscape candi-candi. Dari sanalah kemudian petualangan yang dilakukan oleh Khema akhirnya dimulai. Dimulai dari dirinya yang berencana untuk menjadi seorang relawan pembersih candi dari sisa-sisa debu vulkanik Merapi hingga perjalanan seru lainnya. Selain Intro, buku Tanah Putih ini juga terdapat bab-bab lainnya yang diberi judul seperti Relung Kosong, Pawitra, Prosesi, dan Koda. Novel ini ditulis dengan bahasa yang ringan tanpa metafora yang berlebihan. Selain itu, para pembaca novel ini juga akan diperkenalkan dengan istilah-istilah bahasa Sansekerta yang bisa ditemukan maknanya pada halaman glosarium.