Gramedia Logo
Product image
Hening Swastika

TeenLit: A Publicity Stunt

Format Buku
Deskripsi
Klub Jurnalistik Matapena harus memiliki minimal tiga anggota baru agar tidak dibubarkan oleh pihak sekolah. Setelah berkutat dengan berbagai strategi, Mayra mendaftar sebagai School Crew di Snoop. Ia berharap namanya yang tercantum di halaman khusus anak muda Batavia Pos itu akan menarik calon anggota baru Matapena. Padahal, Mayra sudah kelas XII. Ia harus kucing-kucingan dengan Kak Sonya agar bisa tetap liputan dan berkontribusi menulis. Namun nilai-nilainya jadi turun, persahabatannya dengan Arin dan Yumi terganggu, dan yang paling ia benci: editornya di Snoop, Rig, terus menagih naskah layaknya rentenir. Menjelang penutupan pendaftaran, aksi publisitas Mayra itu makin membuat semua hal dalam kehidupannya berantakan. Dengan segala konflik yang terjadi, Mayra akhirnya mempertanyakan diri sendiri. Apa sih yang sebenarnya dia cari? Profil Penulis: Hening Swastika lahir di Surabaya, 1990. Telah menulis beberapa karya fiksi, di antaranya kumpulan puisi Lanskap Abu-abu (Teater Tanah Merah, 2005), ”Kepada Bi” dalam Kepada Cinta: True Love Keeps No Secret (Gagasmedia, 2009), ”Semusim Tulip Kuning” dalam antologi cerpen Kelas Bercerita (Penerbit Buku Kompas, 2018), ”Ai Kamelin” dalam antologi cerpen #nulisindonesiana: Tortor untuk Amang (Nulisbuku, 2019), ”Bale Nagi” dalam antologi cerpen #nulisindonesiana: Bale Nagi (Nulisbuku, 2020), Ekspedisi Peksi (Stiletto Indie Book, 2022), dan cerita-cerita lain di aplikasi membaca daring.
Detail Buku