Gramedia Logo
Product image
Gladhys Elliona

Tentang Desir

Format Buku
Deskripsi
Ada sepuluh cerpen yang termuat dalam buku Tentang Desir. Hampir seluruh ceritanya banyak menggambarkan relasi manusia dan alam yang dituturkan dalam nuansa kuno dan mistis. Setting cerita menggunakan kerajaan, zaman penjajahan/perang, hutan, laut, dan gunung sebagai latarnya. Kepercayaan gaib, mitos, jejak masa lalu tersebar di banyak bagian cerita. Cerpen Yunus dan Sang Paus, yang masuk menjadi finalis 10 besar Festival Sastra Universitas Gadjah Mada, menceritakan hubungan unik nan sakral antara manusia dan paus sperma betina. Yunus, si manusia, akan bertemu dengan Ma, sang paus, yang selalu datang berkunjung ke laut dekat kampung Yunus pada hari kesepuluh di bulan kesembilan setiap tahunnya saat air laut sedang hangat-hangatnya. Yunus akan berenang bersama Ma sepanjang hari. Pernah bertiga dengan anak Ma, seekor paus sperma jantan yang masih muda. Sayangnya, hubungan indah ini terpaksa berakhir karena perburuan paus yang dilakukan nelayan-nelayan di kampung Yunus tinggal. Di tahun kesepuluh pertalian Yunus dan Ma, rombongan nelayan pemburu paus yang dipimpin ayah Yunus berhasil menombak Ma. Yunus patah hati dan murka. Ia berlari ke pantai, hanya bangkai tulang Ma yang ia temukan. Cerita yang lain, Raksasa judulnya, bercerita tentang pengalaman seorang pemuda yang melihat raksasa hijau besar saat mendaki gunung. Dalam cerita, si raksasa digambarkan tak mengganggu. Ia hanya ingin berteman dengan para pendaki dengan mengikuti mereka. Dalam Percakapan Gagak dan Rusa, Gladhys mengisahkan tiga orang pemburu rusa yang mencoba mematahkan kepercayaan masyarakat sekitar hutan tentang kutukan mati bagi orang yang membunuh rusa di hutan mereka. Ketiganya berhasil membunuh rusa dan bersiap menunggu kematian mereka. Dari kedua cerita itu, Gladhys menunjukkan pembelaannya pada mitos dan kepercayaan-kepercayaan mistis yang berkembang di masyarakat yang sejatinya memiliki fungsi merawat alam dan menjaga keberlangsungan hidup seluruh makhluk. Gladhys juga menggunakan metafora dalam beberapa ceritanya. Cerita Murka Tiga Saudara saya duga adalah metafora dari letusan Gunung Krakatau pada tahun 1883. Alih-alih menggambarkannya sebagai fenomena alam(iah) semata, Gladhys mengaitkan peristiwa letusan gunung yang menyebabkan tsunami dahsyat dan langit gelap selama setahun dengan perlawanan terhadap kolonialisme. Gugusan pulau hasil letusan Gunung Krakatau Purba pada 416 M yang kemudian membentuk Gunung Krakatau personifikasi oleh Gladhys menjadi tiga sosok bersaudara yang merawat dan melindungi masyarakat. Begitu kaum penjajah datang dan membuat kerusakan, tiga saudara ini murka dan menghancurkan seluruh kehidupan yang ada di sekitar mereka, bahkan mereka sendiri. Tentang Desir akan mengajak kita berkaca pada yang jauh dan menerawang pada yang dekat seorang tabib perempuan yang mengasingkan diri, pertemuan tak terduga saat naik gunung, serta pemburu muda yang tak berkutik di depan mangsanya. Tentang Desir adalah sekumpulan kisah manusia menjawab atau mempertentangkan panggilan hati—yang kadang terasa magis dan nyata dalam waktu bersamaan. “Gladhys Elliona adalah nafas baru yang segar dalam dunia kepenulisan kita. Dari kumpulan cerita ini, terasa betapa imajinasi Gladhys begitu luas tanpa batas.”
Detail Buku