Agus Dwi Prasetyo
Titik dalam Kurung
Format Buku
Deskripsi
Hei …! Lihatlah aku. Iya aku….
Aku terkungkung.
Aku terkurung.
Aku di sangkar bagai burung.
Dan… aku seperti titik dalam kurung.
Pengharapan akan negeri yang maha-indah dengan tatanan hukum yang berlaku adil bagi siapa pun adalah sebuah keniscayaan yang harus digapai setiap bangsa dan negara yang ingin maju dan berkembang. Sayangnya, perlawanan berujung kriminalisasi seolah masih menjadi hal yang lumrah di negeri ini. Efeknya, semakin sedikit orang yang berani melawan. Keberanian laiknya barang mewah yang mahal harganya.
Perjalanan sejarah kriminalisasi dan hal-hal tidak logis yang mengikutinya adalah luka bagi orang-orang yang bernalar. Apalagi jika kriminalisasi itu menimpa aparat penegak hukum. Novel ini hanya menjadi secuil kegelisahan dan kekecewaan atas situasi itu. Tak akan ditemukan dalam sejarah kriminalisasi dan teror sebagaimana diberitakan media-media mainstream dalam novel ini. Kesamaan peristiwa atau kemiripan tokoh hanya menjadi simbol-simbol perlawanan dan realitas yang hadir di antara tokoh-tokoh utama yang diangkat dalam novel ini. Tokoh-tokoh utama yang terus melawan kekuasaan yang mengekang karena semua orang punya tanggung jawab memperbaiki negeri ini…, “Karena kita lahir dan akan mati di tanah ini, tanah yang penuh sepi.”
Titik Dalam Kurung terinspirasi dari kisah nyata terkait potret buram hukum sebuah negara. Novel tersebut menceritakan tentang sebuah perjalanan dan perjuangan aparat penegak hukum yang dikriminalisasi oleh kelompok tertentu ketika memperjuangkan keadilan.
Penulis Titik Dalam Kurung, Agus Dwi Prasetyo menuturkan, buku karyanya secara tidak langsung mirip kasus kriminalisasi yang dialami Chuck Suryosumpeno.
Baca Selengkapnya
Detail Buku
![Product image](https://image.gramedia.net/rs:fit:256:0/plain/https://cdn.gramedia.com/uploads/items/titik_dalam_kurung.jpg)
Agus Dwi Prasetyo
Titik dalam Kurung