Tim Prisma
Prisma Edisi Transformasi Ruang Kota: Mencari Keadilan Sosial-Ekologis
Deskripsi
Jika dimodelkan secara teoretis, demokrasi itu berwatak ganda, yaitu idealis dan realis. Yang idealis, mengacu pada tradisi kuna, pertama-tama polis Yunani, kemudian res publica Romawi. Realisme menguat setelah Revolusi Perancis 1789-1799, liberté, égalité, fraternité (kebebasan, kesetaraan, dan persaudaraan). Sebuah revolusi yang menjadi bagian dari transformasi besar Eropa. Dimulai sejak Revolusi Industri seabad sebelumnya berpusat di Inggris, yakni peralihan dari corak produksi feodalisme ke kapitalisme, transformasi dari monarki (demi kerajaan para bangsawan) ke republik (demi kepentingan umum). Epik historis yang meletakkan dasar bagi yang kemudian dikenal sebagai kedaulatan rakyat, kontrak konstitusional antara warga dan negara dalam ranah kewargaan (citizenship).
Jika demokrasi klasik berpusat pada kota, maka di zaman negara-bangsa modern yang mulai tumbuh sejak abad ke-16 di Eropa, telah kehilangan persyaratannya untuk menyelenggarakan demokrasi langsung. Migrasi penduduk, urbanisasi, ekspansi kapital, perdagangan komoditas, serta kolonialisme ke negeri-negeri terjauh, membuat kota-kota Eropa dan wilayah jajahannya makin terintegrasi dengan wilayah pedalamannya maupun mendunia. Dari sejarah kita juga bisa belajar, demokrasi kota yang inklusif tempat warga hadir berpartisipasi langsung ketimbang diwakilkan atau didelegasikan. Model itu lahir dari krisis revolusioner dalam konteks perang Prusia-Perancis dan kegagalan dua Republik sebelumnya. Kaum pekerja mengambil alih kekuasaan “Kota Paris”, mendirikan Komune yang terdiri dari para anggota dan dewan kota yang dipilih berdasarkan hak pilih universal dan dapat menarik wakilnya setiap saat diperlukan.
Baca Selengkapnya
Detail Buku
Tim Prisma
Prisma Edisi Transformasi Ruang Kota: Mencari Keadilan Sosial-Ekologis