Saat Kau Meminangku "Hati adalah bagian yang mengendalikan perasaan, jika ia bahagia maka raga akan bahagia.” Hati adalah bagian dari tubuh manusia yang sungguh abstrak, di mana apa yang diinginkan pun berubah-ubah tanpa sadar dan disengaja. Mudah tergores, mudah pula merasa bahagia. Baru bahagia sedetik kemudian menangis begitulah hati. Namun, suatu hal yang pasti diinginkan olehnya ialah menemukan sosok kekasih hati yang memberikan kepastian bukan hanya impian semata. Di mana, setiap kalimat yang keluar dari lisannya dapat diandalkan karena bukan sekadar bualan. Terlebih seorang wanita, wanita yang kerap kali dikecewakan oleh perasaannya sendiri akan merasa bahagia luar biasa saat orang yang datang melamarnya sesuai dengan apa yang dia inginkan dan doakan. Terkadang, bahkan tidak memikirkan pertimbangan orang tua asalkan apa yang diinginkan menjadi miliknya. Rasanya dunia hanya miliknya seutuhnya. Saat kau meminangku, aku merasa menjadi orang terbahagia di dunia ini. Tidak peduli betapa banyak air mata yang mengalir karenamu dan juga tidak memikirkan akan berapa tetes lagi air mata mengalir kedepannya. Begitulah saat hati telah tertutup dengan rasa suka. Begitu pula perasaan hati saat kau datang meminangku seakan aku telah menjadi pemenang dalam hidupmu. Parasmu yang rupawan dan akhlakmu yang menurutku tidak seperti orang awam. Lakumu berilmu, tutur katamu lembut, tatapan matamu meneduhkan dan kau sungguh orang yang kaya akan ilmu pengetahuan juga agama. Namun, sejatinya masing-masing kita tentu memiliki kriteria suami yang berbeda-beda. Ada yang ingin karena rupanya, karena harta dan kedudukan, dan lain sebagainya. Akan tetapi, satu hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih calon imam ialah akhlaknya. Begitu pula dengan laki-laki, pilihlah istri karena akhlaknya, karena akhlak tidak akan sirna termakan usia sebagaimana wajah yang akan berkeriput pada masanya.