Penemu angka nol – Dewasa ini, pasti sudah banyak orang yang tahu bahwa adanya angka nol dalam sebuah urutan bilangan. Angka nol ini biasanya dihitung sebelum angka satu (1), sehingga bisa dikatakan bahwa angka nol itu merupakan bilangan genap. Selain itu, angka nol dalam ilmu matematika juga memiliki peran yang cukup penting karena bisa berperan sebagai bilangan bulat, bilangan real, dan struktur aljabar. Oleh karena itu, tanpa ada angka nol, maka sistem bilangan akan sulit diartikan dan digunakan.
Bukan hanya memiliki peran penting dalam sistem bilangan dan ilmu matematika saja, tetapi angka nol juga memberikan kemudahan dalam sistem perkalian. Kemudahan itu akan terlihat pada saat menghitung perkalian angka nol yang di mana setiap angka yang dikalikan nol akan berjumlah nol. Dikarenakan dalam suatu perkalian, setiap angka yang dikalikan angka nol kemudian hasil nol, maka suatu pembagian yang dibagi dengan angka nol menjadi tak terdefinisi.
Apabila suatu bilangan dibagi atau dikali dengan angka nol hasilnya akan tidak terdefinisi dan angka nol, maka lain halnya dengan suatu bilangan yang dijumlahkan atau dikurangi dengan angka nol. Suatu bilangan yang dijumlahkan atau dikurangi dengan angka nol, maka hasilnya akan sama atau tidak berubah. Angka nol yang memiliki banyak sekali peran dalam matematika, maka bisa dikatakan bahwa angka ini merupakan angka istimewa dalam suatu ilmu matematika.
Ternyata, angka nol bukan hanya berperan penting dalam ilmu matematika saja, tetapi juga berperan dalam kehidupan yang kita jalani, seperti angka nol sebagai penunjuk suatu tempat. Misalnya, sebagai tanda bahwa tempat tersebut merupakan 0 kilometer dari suatu wilayah atau bisa dibilang sebagai titik nol dari suatu wilayah. Pada umumnya, titik 0 kilometer pada suatu wilayah ditandai dengan “Kantor Pos Indonesia”.
Angka nol yang ada di dalam sistem bilangan ilmu matematika tidak serta merta langsung ada begitu saja, tetapi ada yang menemukannya. Nah, untuk mengetahui siapa penemu dari angka nol, kamu bisa membaca artikel ini sampai habis, selamat membaca.
Daftar Isi
Sejarah Singkat Angka Nol
Menurut beberapa catatan sejarah, angka nol pada dasarnya sudah ada sejak zaman Babilonia yang sudah ada sejak ratusan sebelum masehi. Pada masa itu, konsep angka nol ini lebih sering dipakai oleh orang-orang Babilonia untuk melakukan penghitungan terhadap musim yang akan terjadi. Penggunaan angka nol yang dilakukan oleh para ilmuwan pada saat itu disebabkan belum adanya angka-angka seperti saat ini. Angka nol mewakili suatu ketiadaan yang sudah sebenarnya sudah disadari oleh orang-orang pada zaman Babilonia atau bahkan ratusan tahun sebelum masehi.
Setelah beratus-ratus tahun, angka nol digunakan untuk menghitung musim, barulah di abad ke-7 Masehi, angka nol dikenal sebagai angka dan digunakan dalam ilmu matematika. Konsep angka nol ini pertama kali muncul ada di India. Menurut budaya India, angka nol yang dilambangkan dengan gambar lingkaran menandakan bahwa lingkaran kehidupan. Ahli matematika yang berasal dari India merupakan seorang astronot dan ia bernama Brahmagupta. Beliau melakukan berbagai macam penelitian terhadap bilangan dan salah satu dari bilangan itu adalah angka nol.
Selain itu, Brahmagupta bukan hanya melakukan penelitian terhadap angka atau bilangan saja, tetapi juga memberikan simbol pada angka, salah satu simbol itu diberikan pada angka nol berupa 0. Tidak hanya melakukan penelitian terhadap angka nol saja, Brahmagupta juga mengembangkan penelitian berupa aturan operasi terhadap bilangan dengan angka nol. Angka nol yang mulai dikembangkan oleh Brahmagupta bisa digunakan untuk melakukan penghitungan dengan angka lainnya. Dengan kata lain, angka nol bisa digunakan dalam operasi penghitungan, seperti penjumlahan, pengurangan hingga perkalian.
Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin modern membuat konsep angka nol yang telah dikembangkan oleh Brahmagupta mulai dikenal oleh masyarakat Timur Tengah. Pada masa itu, perkembangan ilmu pengetahuan dunia Islam sedang berada di puncak kejayaannya. Hingga pada akhirnya, datanglah seorang astronom yang berasal dari India dan ia bernama Kankah.
Khalifah Al Mansur merupakan pemimpin yang didatangi oleh Kankah dengan membawa buku yang berjudul Shindind. Buku itu berisi tentang cara menghitung pergerakan bintang dengan akurat. Khalifah Al Mansur yang membaca buku tersebut mulai mengalami ketertarikannya, sehingga ia memberikan perintah kepada ilmuwan yang ada di Bayt al Hikmah (sebuah tempat bagi para ilmuwan muslim untuk memperdalam ilmu pengetahuan) untuk menerjemahkan buku dengan judul Shindid ke dalam bahasa Arab. Kemudian, seorang ilmuwan, Muhammad Al Fasari mulai menjalankan perintah dari Khalifah Al Mansur. Setelah diterjemahkan ke dalam bahasa arab jadilah buku dengan judul Shind al Hindi Kabir.
Di saat angka nol dari Brahmagupta sudah mulaii masuk ke dalam dunia Islam, ada seorang ilmuwan sekaligus ahli matematika tertarik untuk melihat dan memahami kitab yang berjudul Shind al Hindi Kabir. Kemudian, Muhammad ibn Musa Al-Kharizmi atau lebih dikenal dengan nama Al-Khawarizmi mulai melakukan penyempurnaan terhadap kitab yang telah dibaca sebelumnya. Beliau menyempurnakan kitab tersebut menggunakan metode penghitungan yang berasal dari angka nol Brahmagupta. Hasil dari penyempurnaan yang telah dilakukan dicatat dalam sebuah kitab yang berjudul Al-Jami wa Al-Tafriq bi Hisab Al-Hind.
Hingga pada akhirnya, kitab yang ditulis oleh Al-Khawarizmi ini mulai disebarluaskan ke daratan Eropa walaupun menghadapi beberapa hambatan. Setelah kitab tersebut tersebar di daratan Eropa maka diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan menghasilkan buku yang berjudul Algoritmi de Numero Indorum. Tersebarnya kita tersebut ke daratan Eropa menjadi penanda awal mula ilmu algoritma dari Al-Khawarizmi mulai berkembang.
Penemu Angka Nol
Seperti yang sudah dijelaskan dari sejarah singkat mengenai konsep angka nol, maka bisa dibilang bahwa ada dua orang ahli matematika yang berperan besar dalam menemukan sekaligus mengembangkan angka nol, yaitu Brahmagupta dan Muhammad Ibn Musa Al-Khawarizmi.
1. Brahmagupta
Hampir semua orang mengenal penemu angka nol adalah Muhammad Ibn Musa Al-Khawarizmi atau lebih dikenal dengan nama Al-Khawarizmi, tetapi menurut catatan sejarah yang ada bahwa penemu angka nol untuk pertama kalinya berasal dari seorang ilmuwan matematika yang berasal dari India. Ilmuwan matematika tersebut bernama Brahmagupta, ia diperkirakan lahir pada tahun 598 Masehi. Bahka, beliau bukan hanya memiliki pengaruh terhadap bidang matematika saja, tetapi diyakini memiliki peran dalam perkembangan astronomi.
Brahmagupta semakin terkenal namanya sejak menulis sebuah buku dengan judul Brahma Sphuta Siddhanta atau jika diartikan berarti “Doktrin Brahma yang Didirikan dengan Benar”. Buku tersebut berisi tentang dunia astronomi terutama dalam penghitungan pergerakan bintang. Kemungkinan besar karya tersebut ditulis oleh Brahmagupta di Bhillamala yang pada masa itu merupakan ibu kota dari Dinasti Gurjara-Pratihara.
Buku yang telah ditulisnya, membuat nama Brahmagupta semakin dikenal oleh bangsa Arab karena bukunya diterjemahkan (diperkirakan sekitar 771 Masehi) ke dalam bahasa Arab atau lebih tepatnya diterjemahkan di wilayah Baghdad. Ternyata, buku yang telah diterjemahkan menjadi salah pemicu bagi para ilmuwan Arab untuk mengembangkan ilmu pengetahuan matematika serta astronomi Islam.
Kecintaannya terhadap ilmu pengetahuan ternyata bukan hanya seputar astronomi saja, tetapi Brahmagupta juga sangat tertarik dengan dunia matematika. Di dalam buku yang telah ditulisnya (Brahma Sphuta Siddhanta), terdapat beberapa bab yang membahas tentang matematika, seperti pada bab 12 dan bab 18. Pada kedua bab tersebut dengan khusus, Brahmagupta menulis tentang dasar-dasar matematika India, pati ganita (matematika prosedur atau lebih dikenal algoritma) dan bija ganita (matematika benih atau persamaan). Beliau juga membahas tentang aritmatika. Oleh sebab itu, pada bab 12 diberi nama “matematika”.
Sementara itu, pada bab 18, Brahmagupta lebih menekankan terhadap kualifikasi untuk menjadi seseorang yang ahli dalam bidang matematika atau kalkulator (ganaka). Bab 18 ini diberi nama bab “penghancur” karena sesuai dengan pembahasan yang ada di dalam bab 18, yaitu “kualifikasi untuk menjadi ahli matematika”. Namun, beberapa pendapat mengatakan bahwa dinamai bab “penghancur” karena pada masa itu belum ada nama khusus untuk membahas bidang tersebut (aljabar).
Ketertarikannya dalam dunia matematika bukan sampai di situ saja, Brahmagupta juga membahas tentang teori geometri, cara menghitung luas segitiga, dan cara menghitung keliling lingkaran. Bahkan, Brahmagupta juga berperan dalam menemukan dan mendefinisikan angka nol. Berkat beliau, angka nol yang pada awalnya tidak memiliki nilai menjadi memiliki nilai yang bisa dibilang cukup berarti. Oleh karena itu, hingga saat ini angka nol dalam matematika memiliki peran yang cukup penting, seperti sebagai bilangan real, bilangan bulat, dan sebagainya.
Tidak hanya itu, Brahmagupta di dalam bukunya yang berjudul Brahma Sphuta Siddhanta menjelaskan tentang angka dengan nilai positif dan angka yang bernilai negatif. Angka positif dan negatif merupakan angka yang hingga saat ini kita gunakan, baik dalam ilmu pendidikan atau kegiatan sehari-hari.
Angka positif dan angka negatif dalam perkalian akan menghasilkan, seperti jika angka positif dikali angka negatif akan menghasilkan angka negatif, jika angka negatif dikali dengan angka negatif akan menghasilkan angka positif, dan jika angka positif dikali dengan angka positif akan menghasilkan angka positif.
Brahmagupta diperkirakan meninggal dunia sekitar tahun 665 Masehi. Selain menulis buku Brahma Sphuta Siddhanta, Brahmagupta juga menulis sebuah buku yang membicarakan banyak hal tentang astronomi yang menggunakan suatu sistem Aryabhata. Sistem Aryabhata ini dimulai pada setiap hari serta dimulainya pada tengah malam.
2. Muhammad Ibn Musa Al-Khawarizmi
Konsep angka nol yang mulai dikenal oleh orang banyak di daratan Eropa berasal dari kitab yang ditulis oleh Muhammad Ibn Musa Al-Khawarizmi yang berjudul Al-Jami wa Al-Tafriq bi Hisab Al-Hind. Beliau dalam dunia Barat lebih dikenal dengan nama Al-Khawarizmi, Algoritmi, Al-Gorismi, dan nama-nama lainnya. Al-Khawarizmi merupakan seseorang ahli matematika yang berasal dari Persia dan ia lahir di Khawarizm atau sekarang dikenal sebagai Khiva (salah satu wilayah dari Uzbekistan). Beliau lahir sekitar tahun 780 Masehi.
Berdasarkan catatan sejarah, Al-Khawarizmi diperkirakan hidup di masa kepemimpinan Khalifah Al-Ma’mun. Khalifah Al-Ma’mun memimpin dinasti Abbasiyah mulai dari tahun 813 Masehi hingga 833 Masehi. Selama masa kepemimpinannya, Al-Ma’mun mulai sangat suka terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, sehingga ia membuka suatu tempat penelitian ilmu pengetahuan di kota Baghdad dan tempat penelitian itu diberi nama Bayt Al-Hikmah. Di tempat penelitian itulah, Al-Khawarizmi mulai membangun karirnya sebagai seorang ilmuwan dalam bidang matematika. Selain itu, Al-Khawarizmi juga bekerja sebagai anggota dari Bayt Al-Hikmah.
Sebelum mengembangkan konsep angka nol yang bisa digunakan hingga saat ini, Al-Khawarizmi sudah lebih dulu mengembangkan teori aljabar. Berkat pengembangan teori aljabar itu, nama Al-Khawarizmi semakin dikenal oleh banyak orang, sehingga beliau dijuluki sebagai “Bapak Aljabar”. Beliau mencatat semua tentang aljabar di dalam bukunya yang berjudul Al-Kitab Al-Jabr Wa Al-Muqalaba yang jika diartikan ke dalam bahasa Latin menjadi The Compendious Book on Calculation by Completion and Balancing.
Setelah menciptakan dan membuat buku tentang aljabar, Al-Khawarizmi yang tertarik terhadap dunia matematika mulai mengembangkan kegunaan dari setiap angka yang ada termasuk angka nol. Beliau menulis semua hal itu ke dalam sebuah karya Aritmatika dengan kitab yang berjudul Al-Jam’a wa Al-Tafriq bi Al-Hisab Al-Hindi. Dalam bahasa Latin, kitab yang ditulis oleh Al-Khawarizmi berjudul The Book of Addition and Subtraction by the Method of Calculation of the Hindus. Di dalam kitab itu, Al-Khawarizmi menjelaskan tentang kegunaan angka yang dimulai dari angka 1 hingga angka 9. Selain itu, Al-Khawarizmi juga mengembangkan kegunaan dari angka nol.
Di dalam kitab yang ditulisnya, Al-Khawarizmi bukan hanya membahas kegunaan dari angka 1 hingga angka 9 dan angka nol saja, tetapi juga membahas tentang asal-usul dari setiap angka dan sejarah dari angka-angka itu sendiri. Berkat penelitian yang telah dilakukan Al-Khawarizmi, maka bangsa Eropa mulai mempelajari kegunaan dari angka nol. Mereka mempelajari kegunaan angka nol agar lebih mudah untuk menghitung angka puluhan, angka ratusan, angka ribuan, dan seterusnya.
Oleh sebab itu, penggunaan angka nol dalam bahasa Arab, Shifr mulai diserap ke dalam beberapa bahasa negara Eropa, seperti negara Perancis yang mengubah kata Shifr menjadi kata Chiffre. Kemudian, dalam bahasa Jerman, kata Shifr menjadi kata Ziffer dan dalam bahasa Inggris menjadi kata Cipher.
Bukan hanya, penggunaan angka 1 hingga 9 dan angka nol (0) saja yang dikembangkan oleh Al-Khawarizmi, tetapi beliau juga mengembangkan sekaligus memperkenalkan tanda-tanda negatif yang ada di mana pada saat itu belum banyak digunakan oleh ilmuwan Arab.
Al-Khawarizmi menghembuskan napas terakhirnya sekitar tahun 850 Masehi di Baghdad. Meskipun Al-Khawarizmi sudah meninggal dunia, tetapi berkat konsep angka nol yang telah dikembangkannya memudahkan kita dalam mempelajari dan menghitung hal-hal yang ada dikehidupan kita terutama yang ada di dalam ilmu matematika. Selain itu, kita juga lebih mengetahui tentang betapa pentingnya angka nol dalam studi ilmu pendidikan.
Sifat-Sifat Angka Nol
Di bawah ini akan dijelaskan beberapa sifat unik dari angka nol, yatitu:
1. Suatu angka positif yang dijumlahkan dengan angka nol akan menghasilkan angka positif.
2. Suatu angka negatif yang jika dijumlahkan dengan angka nol, maka hasilnya angka negatif. Hasil seperti ini berlaku sama dengan pengurangan.
3. Angka nol ditambah atau dikurangi angka nol, maka hasilnya adalah angka nol.
4. Apabila angka nol dikurangi dengan angka positif, maka hasilnya adalah angka negatif (0 – angka postif = angka negatif).
5. Apabila angka nol dikurangi angka negatif akan menghasilkan angka positif (0 – angka negatif = angka positif).
6. Angka berapapun, jika dikalikan angka nol hasilnya adalah angka nol
7. Angka berapapun jika dibagi dengan angka nol, maka menghasilkan angka yang tak terdefinisi.
Sumber: Dari berbagai macam sumber
Rekomendasi Buku & Artikel Terkait
- Angka Penting
- Bangun Ruang
- Besaran Turunan
- Bilangan Bulat
- Bilangan Bulat Positif
- Cara Menghitung Akar Pangkat 3
- Ciri-Ciri Segitiga Sembarang
- Contoh Soal Matematika Kelas 4 Semester 2
- Deret Matematika
- Determinan Matriks
- Himpunan
- Konsep Penalaran Matematika
- Rumus Volume Limas
- Rumus Trapesium
- Limas
- Rumus Lingkaran
- Luas Belah Ketupat
- Rumus Tabung
- Rumus Segitiga
- Rumus Segitiga Sama Kaki
- Simetri Lipat dan Simetri Putar
- Ciri-ciri Balok
- Jenis Matriks
- Determinan Matriks
- Penjumlahan Matriks
- Persamaan Linear
- Matriks Singular
- Rumus ABC
- Rumus Matriks
- Rumus Bangun Ruang
- Rumus Peluang Kejadian
- Rumus Skala
- Rumus Varians: Pengertian, Cara Menghitung dan Contoh
- Satuan Panjang
- Sifat-Sifat Eksponen
- Sudut Siku-Siku
- Matriks Identitas
- Limit Fungsi Trigonometri
- Transpose Matriks
- Turunan Fungsi Aljabar
- Rumus Volume Tabung
- Bangun Ruang Kubus: Rumus Keliling Dan Contoh Penerapannya
- Persamaan Lingkaran
- Penemu Angka Nol
- Cara Mengubah Pecahan Biasa Menjadi Desimal
- Sifat Bangun Datar
- Cara Menghitung Volume Balok
- Gerbang Logika
- Integer
- Jenis-jenis Sudut
- Rumus Lingkaran
- Rumus Luas Permukaan Limas
- Rumus Mean, Median, dan Modus
- Rumus Satuan Deviasi
- Rumus Peluang
- Pengertian Determinan
- Pengertian Trigonometri
- Rumus Keliling Segitiga Sembarang
- Rumus Trapesium Sembarang
- Skala
- Satuan Berat
- Daftar Angka Romawi
- Materi Persamaan Kuadrat
- Modus: Rumus dan Perbedaannya
- Soal Matematika Kelas 4
- Unsur Lingkaran dan Rumusnya