Doa kamilin – Bagi umat muslim, saat bulan Ramadhan tiba sangat identik dengan pelaksanaan shalat tarawih. Saat selesai sholat tarawih ada salah satu doa yang biasa dibacakan sebelum sholat witir, yakni doa kamilin.
Selama bulan Ramadhan, umat muslim disunnahkan untuk melaksanakan ibadah sholat tarawih. Shalat tarawih bisa dikerjakan di masjid, mushola, maupun di rumah. Setelah menyelesaikan sholat tarawih dan witir, sebaiknya kita tidak langsung beranjak. Kita perlu membaca doa kamilin, doa setelah sholat tarawih dan witir.
Lalu, apa yang dimaksud dengan doa kamilin dan bagaimana bunyinya? Pada artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang doa kamilin. Namun, sebelum membahas doa kamilin, ada baiknya kita akan membahas tentang shalat tarawih terlebih dahulu.
Daftar Isi
Pengertian Shalat Tarawih
Selama Ramadhan, umat Islam menjalankan ibadah puasa di siang hari dan salat tarawih di malam hari. Shalat tarawih dilaksanakan setelah shalat isya hingga menjelang terbitnya fajar. Shalat tarawih sendiri merupakan ibadah yang sangat dianjurkan ketika memasuki bulan suci Ramadhan.
Dikutip dari buku Qiyamul Lail dan Ramadhan (Rumah Fiqih) karya ustadz Isnan Anshory, Lc. M.Ag, secara bahasa, tarawih berasal dari kata tarawih (merupakan bentuk jamak’ dari kata tarwihah ) yang bermakna istirahat. Jadi, secara makna, shalat tarawih ini adalah salat yang dikerjakan dengan banyak istirahat dalam rakaatnya. Selain itu, shalat Tarawih juga dilakukan khusus di bulan suci Ramadhan.
Dalam hadist Nabi juga banyak disebutkan tentang bagaimana keutamaan Shalat Tarawih ini. Shalat tarawih merupakan ibadah sunah yang dilakukan selama bulan Ramadhan.
Rasulullah SAW bersabda bahwa orang yang mendirikan salat tarawih dengan beriman dan ikhlas, maka Allah SWT akan mengampuni dosanya yang telah lalu.
مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Artinya: “Barangsiapa ibadah (tarawih) di bulan Ramadhan seraya beriman dan ikhlas, maka diampuni baginya dosa yang telah lampau.” (HR Bukhari, Muslim, dan lainnya). Bukhari meriwayatkan dalam Kitab Iman dengan derajat shahih.
Hukum melaksanakan salat tarawih adalah sunnah. Kesunahan ini tertera dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Muslim, dan lainnya.
مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Artinya: “Barangsiapa ibadah (tarawih) di bulan Ramadhan seraya beriman dan ikhlas, maka diampuni baginya dosa yang telah lampau.”
Jumlah rakaat shalat tarawih berbeda-beda. Ada yang memilih 8, 20, dan 36 rakaat. Semuanya memiliki dalil atau dasar yang jelas.
Tata Cara Shalat Tarawih
Tata cara pelaksanaan shalat Tarawih bisa dikerjakan dengan cara 4 rakaat, 4 rakaat tanpa tasyahud awal, dan 3 rakaat witir tanpa tasyahud awal.
Salat Tarawih dapat juga dikerjakan dengan cara 2 rakaat, 2 rakaat, 2 rakaat, 2 rakaat, 2 rakaat dan 1 rakaat witir.
Dalam kitab al-Adzkar an-Nawawiyah, Imam Yahya bin Syaraf an-Nawawi menyebutkan bahwa shalat tarawih hukumnya sunnah. Cara mengerjakan shalat tarawih sama seperti shalat lain, demikian pula semua bacaan shalat dibaca, seperti doa iftitah, zikir lain dengan bacaan sempurna, hingga doa sesudah tasyahud.
Imam Nawawi menganjurkan bahwa ayat yang dibaca di dalam shalat tarawih adalah ayat Al-Qur’an secara berurutan agar khatam dalam jangka sebulan Ramadhan. Dengan asumsi bahwa Ramadhan berlangsung 30 hari, terdapat 30 malam untuk mengerjakan shalat tarawih, sehingga anjurannya adalah membaca satu juz pada setiap malam.
Pengerjaan shalat tarawih sejumlah 20 rakaat merujuk pada riwayat para tabiin seperti Said bin Yazid, Yazid bin Rauman, Yahya bin Said al-Qathan, dan Abdul Aziz bin Rafi’.
Dalam Buku Saku Sukses Ibadah Ramadhan karya Ma’ruf Khozin, disebutkan bahwa Said bin Yazid meriwayatkan, “Umar mengumpulkan umat Islam di bulan Ramadhan dengan imam Ubay bin Ka’b dan Tamim al-Dari, dengan 21 rakaat (atau 23 rakaat dalam riwayat lain). Mereka membaca ayat-ayat ratusan. Baru selesai ketika menjelang Subuh”.
Dikutip Tribunnews.com dari tulisan DR Marabona Munthe ME Sy, Dosen Universitas Islam Negeri Riau (UIN) Riau, dalam artikelnya Tata Cara shalat Tarawih di Rumah Berjamaah dan Sendiri-Sendiri, berikut urutan shalat Tarawih:
- Mengucapkan niat shalat Tarawih sesuai posisinya sebagai imam atau makmum
- Niat di dalam hati
- Ketika takbiratul ihram mengucap takbir
- Saat takbiratul ihram membaca Surat Al-Fatihah
- Kemudian membaca salah satu surat dalam Al-Qur’an
- Rukuk
- I’tidal
- Sujud pertama
- Duduk di antara dua sujud
- Sujud kedua
- Duduk istirahat atau duduk sejenak sebelum bangkit untuk mengerjakan rakaat kedua
Bangkit dari duduk - Mengerjakan rakaat kedua dengan gerakan yang sama dengan rakaat pertama
- Salam pada rakaat kedua (Jika mengikut kepada yang dua rakaat-dua rakaat), lanjut sampai rakaat keempat baru salam (Jika mengikut kepada pendapat yang empat rakaat-empat rakaat).
Tata Cara Shalat Tarawih 20 Rakaat
Shalat tarawih umumnya dikerjakan secara berjamaah di masjid atau musala. Namun, bisa pula shalat tarawih dikerjakan di rumah secara munfarid (sendirian).
Berikut ini tata cara shalat tarawih dengan jumlah 20 rakaat yang disambung dengan shalat witir 3 rakaat.
- Mengucapkan niat untuk mengerjakan shalat tarawih, tergantung apakah shalat tersebut sendiri (munfarid), sebagai imam, atau sebagai makmum.
- Mengucapkan niat di dalam hati ketika takbiratul ihram, mengucap takbir.
- Membaca Surat Al-Fatihah dilanjutkan membaca salah satu surat dalam Al-Qur’an.
- Rukuk, melafalkan bacaan ruku.
- I’tidal, melafalkan bacaan i’tidal.
- Sujud pertama, melafalkan bacaan sujud.
- Duduk di antara dua sujud, melafalkan bacaan duduk diantara dua sujud.
- Sujud kedua, melafalkan bacaan sujud.
- Duduk sejenak sebelum bangkit untuk mengerjakan rakaat kedua.
- Bangkit dari duduk, lalu mengerjakan rakaat kedua seperti rakaat pertama (mulai dari baca Al-Fatihah hingga sujud kedua)
- Duduk tasyahud akhir dan salam pada rakaat kedua.
- Kembali melaksanakan sholat tarawih 2 rakaat dengan satu salam hingga 10 kali.
- Mengerjakan shalat witir 3 rakaat dengan 2 kali salam, formasi 2 rakaat terlebih dahulu, dilanjutkan 1 rakaat.
Bacaan Nida’ (Panggilan) Shalat Tarawih
Dalam shalat tarawih berjamaah di masjid atau mushola, sering kali dilantunkan bacaan nida’ (panggilan) kepada makmum untuk melakukan atau melanjutkan shalat tarawih. Biasanya, munadi (yang memanggil) akan melafalkan ucapan, “Ash-sholatu jami’atan rakhimakumullah.” Ini dijawab jamaah dengan lafal “la haula wala quwwata illa billahil ‘aliyyil ‘adzimi” atau “asholatu la ilaha illallah”.
Ketika shalat tarawih sudah berlangsung 4 rakaat (2 kali salam), setelah salam, munadi mengucapkan kalimat berikut.
لْخَلِيْفَةُ اْلاُوْلَى سَيِّدُنَا اَبُوْ بَكَرْ الصِّدِّيْقُ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
Al-khalifatul ula, sayyidina abu bakrin as siddiq radhiallahu anhu.
Artinya: “Khalifah pertama, Abu Bakar As-Shiddiq, semoga Allah Swt. merahmatinya. Jamaah menjawab dengan bacaan “رَضِيَ اللهُ عَنْهُ” (Radi Yallu anhu) yang berarti “Semoga Allah merahmatinya.”
Jamaah menjawab dengan bacaan “رَضِيَ اللهُ عَنْهُ” (Radi Yallu anhu) yang berarti “Semoga Allah merahmatinya.”
Ketika shalat tarawih sudah berlangsung 8 rakaat (4 kali salam), setelah salam, munadi mengucapkan kalimat berikut.
اَلْخَلِيْفَةُ الثَّانِيَةُ سَيِّدُنَا عُمَرُ ابْنُ الْخَطَّابْ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
Al-khalifah ast tsaniyah, Sayyidina Umar bin Khattab radhiyallahu anhu.
Artinya: “Khalifah kedua, Umar bin Khattab, semoga Allah meridhoinya.”
Jamaah menjawab dengan bacaan “رَضِيَ اللهُ عَنْهُ” (Radi Yallu anhu) yang berarti “Semoga Allah merahmatinya.”
Ketika shalat tarawih sudah berlangsung 12 rakaat (6 kali salam), setelah salam, munadi mengucapkan kalimat berikut.
اَلْخَلِيْفَةُ الثَّالِثَةُ سَيِّدُنَا عُثْمَانُ بْنُ عَفَّانْ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
Al-kholifatus tsalitsah, Sayyidina Utsman bin Affan radhiyallahu anhu
Artinya: “Khalifah ketiga, Utsman bin Affan, semoga Allah meridhoinya.”
Jamaah menjawab dengan bacaan “رَضِيَ اللهُ عَنْهُ” (Radi Yallu anhu) yang berarti “Semoga Allah merahmatinya.”
Ketika shalat tarawih sudah berlangsung 16 rakaat (8 kali salam), setelah salam, munadi mengucapkan kalimat berikut.
اَلْخَلِيْفَةُ الرَّابِعَةُ سَيِّدُنَا عَلِيْ بِنْ اَبِيْ طَالِبْ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
“Al-khulafaur rabi’atul, Sayyidina Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu.”
Artinya: “Khalifah ketiga, Ali bin Abi Thalib, semoga Allah meridhoinya.”
Jamaah menjawab dengan bacaan “karamallahu wajhah” yang artinya “Semoga Allah memuliakannya”.
Niat Shalat Tarawih dan Shalat Witir
Shalat Tarawih
Niat shalat Tarawih Berjamaah 2 rakaat
اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مَأْمُوْمًا ِللهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatat taraawiihi rak’ataini mustaqbilal qiblati ma’muman lillahi ta’aalaa
Artinya: “Aku niat Shalat Tarawih dua rakaat menghadap kiblat sebagai makmum karena Allah Ta’ala.”
Niat Shalat Tarawih Sendiri (Munfarid)- 2 rakaat
اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَى
Usholli sunnatattarawihi rak’ataini mustaqbilal qiblati lillahi ta’ala
Artinya: “Aku niat Shalat Tarawih dua rakaat menghadap kiblat karena Allah Ta’ala.”
Niat Shalat Tarawih sebagai Imam – 2 rakaat
اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ إِمَامًا ِللهِ تَعَالَى
Ushollii sunnatat-taraawiihi rok’ataini mustaqbilal qiblati imaaman lillaahi ta’alaa
Artinya: “Saya niat shalat sunnah tarawih dua rakaat menghadap kiblat sebagai imam karena Allah Ta’ala.”
Shalat Witir
Setelah shalat Tarawih, hendaknya diteruskan melaksanakan shalat Witir, minimal satu rakaat. Namun, pada umumnya, shalat Witir dikerjakan tiga rakaat dengan dua salam. Namun, diperbolehkan juga jika dikerjakan tiga rakaat dengan satu salam.
Niat Shalat Witir 1 rakaat
اُصَلِّى سُنًّةَ الْوِتْرِرَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ اَدَاءً مَأْمُوْمًاِللهِ تَعَالَى
Ushallii sunnatal witri rok ‘atan mustaqbilal qiblati adaa an (makmuman / imaman) lillahi ta’ala
Artinya: “Saya niat sholat witir satu rakaat menghadap kiblat menjadi makmum karena Allah ta’ala”
Niat Shalat Witir 3 rakaat
اُصَلِّى سُنًّةَ الْوِتْرِ ثَلاَثَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ اَدَاءً مَأْمُوْمًا ِللهِ تَعَالَى
Ushallii sunnatal witri tsalaatsa roka’aatin mustaqbilal qiblati adaa an (makmuman/imaman) lillahi ta’ala
Artinya: “Saya berniat shalat witir tiga rakaat menghadap kiblat menjadi (ma’muman/imaaman) karena Allah ta’ala”
Pengertian Doa Kamilin
Salah satu anjuran selepas salat tarawih adalah membaca doa kamilin. Badruddin Hasyim Subki dalam bukunya yang berjudul Misteri Kedua Belah Tangan dalam Shalat, Zikir, dan Doa mengatakan bahwa doa kamilin merupakan doa yang dipanjatkan untuk memohon kesempurnaan iman. Doa kamilin adalah doa yang dianjurkan untuk dilantunkan selepas sholat tarawih.
Doa yang dilakukan dengan sungguh-sungguh akan mendatangkan kebaikan dan juga memungkinkan untuk dikabulkan oleh Allah SWT.
Doa kamilin adalah doa kebaikan yang di dalamnya terdapat ungkapan-ungkapan syukur dan permohonan untuk diberikan keberkahan dan kekuatan iman. Membaca doa kamilin ini dengan sungguh-sungguh merupakan salah satu bentuk ketakwaan kita kepada Allah SWT. Doa kamilin sendiri sebetulnya merupakan doa yang tidak tertulis ada dalam Al-Quran maupun hadis, bahkan tidak juga memiliki anjuran maupun pernyataannya.
Waktu Doa Kamilin
Adapun waktu yang disarankan para ulama untuk membaca doa kamilin, yaitu setelah menyelesaikan 8 atau 20 rakaat shalat tarawih. Karena doa kamilin berisi tentang kebaikan, maka keutamaan yang membacanya senantiasa bisa dianugerahi kesempurnaan iman yang luar biasa.
Doa kamilin yang bisa dibaca setelah selesai rakaat kedua puluh jika shalat tarawihnya 20 rakaat. Bisa juga dibaca di rakaat ke delapan, jika shalat tarawih yang dilakukan hanya 8 rakaat.
Bacaan Doa Kamilin
Bacaan doa kamilin yang dianjurkan oleh para ulama adalah sebagai berikut:
اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنَا بِالْإِيْمَانِ كَامِلِيْنَ، وَلِلْفَرَائِضِ مُؤَدِّيْنَ، وَلِلصَّلَاةِ حَافِظِيْنَ، وَلِلزَّكَاةِ فَاعِلِيْنَ، وَلِمَا عِنْدَكَ طَالِبِيْنَ، وَلِعَفْوِكَ رَاجِيْنَ، وَبِالْهُدَى مُتَمَسِّكِيْنَ، وَعَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضِيْنَ، وَفِي الدُّنْيَا زَاهِدِيْنَ، وَفِي الْاٰخِرَةِ رَاغِبِيْنَ، وَبِالْقَضَاءِ رَاضِيْنَ، وَلِلنَّعْمَاءِ شَاكِرِيْنَ، وَعَلَى الْبَلَاءِ صَابِرِيْنَ، وَتَحْتَ لِوَاءِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ سَائِرِيْنَ، وَعَلَى الْحَوْضِ وَارِدِيْن، وَإِلَى الْجَنَّةِ دَاخِلِيْنَ، وَمِنَ النَّارِ نَاجِيْنَ، وَعَلَى سَرِيْرِ الْكَرَامَةِ قَاعِدِيْنَ، وَبِحُوْرٍعِيْنٍ مُتَزَوِّجِيْنَ، وَمِنْ سُنْدُسٍ وَاِسْتَبْرَقٍ وَدِيْبَاجٍ مُتَلَبِّسِيْنَ، وَمِنْ طَعَامِ الْجَنَّةِ آكِلِيْنَ، وَمِنْ لَبَنٍ وَعَسَلٍ مُصَفًّى شَارِبِيْنَ، بِأَكْوَابٍ وَّأَبَارِيْقَ وَكَأْسٍ مِّنْ مَعِيْنٍ مَعَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّيْنَ وَالصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَحَسُنَ أُولئِكَ رَفِيْقًا، ذٰلِكَ الْفَضْلُ مِنَ اللهِ وَكَفَى بِاللهِ عَلِيْمًا، اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنَا فِي هٰذِهِ لَيْلَةِ الشَّهْرِ الشَّرِيْفَةِ الْمُبَارَكَةِ مِنَ السُّعَدَاءِ الْمَقْبُوْلِيْنَ، وَلَا تَجْعَلْنَا مِنَ اْلأَشْقِيَاءِ الْمَرْدُوْدِيْنَ، وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَاٰلِه وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
Allahumaj’alna bil iimaani kaamiliin, walil faraaidi muaddiin, walish sholaati hafidin, waliz zakaati faa’ilihi, wa lima ‘indaka thaalibiin, wali’afika rojiin, wabil huda mutamassikin, wa ‘anillaghwi mu’ridhuun, Wafid dunyaa zahidin, wafil aakhirati raghibin, wa bil qadhaa i rahadian, walin na’ama i syakirin, wa ‘alal bala’i shabirin, wa tahta lawaa i muhammadin shollallohu alaihi wasallam yaumal qiyaamati sairin, wa Ilal haudi waaritsiin, wa Ilal jannati dahilin, wa minan naari naajihin, wa ‘ala syairil karaamati quaidin, wamin hurin ‘inin mutazawwijin, win sundusin wa istabraqin wadiibaajin mutalabbisiin, wamin tho’amil jannati aakiliin, wamin labanin wasalim musaffan syaari bin, bi aswabin wa aba ariqo Waka sin min ma’iin.ma’alladziina an’amta ‘alaihim Mina nabiyyina wa shiddiqin wa syuhada wa sholihin, wa hasuna ulaa ika rafiiqa, dzalikal Fadhlu minallahi wakafaa billaahi ‘aliima.
Allahumaj’alna fii haadzal lailati Syahril mubaarakati Monas su’adaail maqbulin wala taj’alna minal asyqiyaail marduudin.Washollallahu ‘ala sayyidina muhammadin waala alihi wasohbihi wasallam walhamdulillahi robbil alamin”.
Artinya: “Ya Allah, Jadikanlah kami berkat iman orang-orang yang sempurna, mengerjakan hal-hal yang fardhu, memelihara shalat, menunaikan zakat, mengharapkan pahala yang ada di sisi-Mu, mengharapkan ampunan-Mu, orang-orang yang berpegang teguh kepada hidayah, orang-orang yang berpaling dari perbuatan yang sia-sia, orang-orang yang berzuhud terhadap duniawi, orang-orang yang mengharapkan pahala akhirat, orang-orang yang ridha dengan qada, orang-orang yang mensyukuri nikmat, orang-orang yang sabar menghadapi cobaan dan musibah, dan orang-orang yang berjalan di bawah panji Nabi Muhammad SAW, kelak di hari kiamat, orang-orang yang digiring menuju telaga (Kautsar) untuk meminum airnya, orang-orang yang masuk kedalam surga, orang-orang yang diselamatkan dari neraka, orang-orang yang didudukkan di atas dipan-dipan kemuliaan, orang yang mengawini bidadari-bidadari yang bermata jeli, orang-orang yang mengenakan pakaian dari sutra tipis dan tebal, orang-orang yang memakan makanan surga, dan minum dari air susu dan madu dengan memakai gelas-gelas dan cerek-cerek serta sloki yang langsung dari sumber-sumbernya.
Yaitu dengan orang-orang yang telah Engkau berikan nikmat kepada mereka dari kalangan para nabi, kaum shiddiqin, para syuhada dan orang-orang yang saleh, mereka adalah sebaik-baik teman, yang demikian itu adalah karunia dari Allah, dan cukuplah Allah Yang Maha Mengetahui.
Ya Allah, jadikanlah kami orang-orang yang berbahagia yang diterima amal perbuatannya dalam bulan yang mulia dan diberkati ini, dan janganlah Engkau jadikan kami orang-orang celaka yang ditolak amal perbuatannya. Semoga tambahan rahmat dan keselamatan tetap mengalir kepada Sayyidina Muhammad, keluarganya, dan sahabatnya. Segala puji hanya milik Allah”.
Penutup
Demikian pembahasan tentang doa kamilin beserta tata cara sholat tarawih. Semoga semua pembahasan di atas bermanfaat untuk Grameds.
Grameds bisa mendapatkan informasi lebih dengan membaca buku yang tersedia di Gramedia.com. Sebagai #SahabatTanpaBatas kami selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.
Penulis: Yufi Cantika Sukma Ilahiah
Baca juga:
- Dua Ayat Terakhir Al-Baqarah
- Surah Ad-Dhuha
- Surat An Nas
- Surat An-Nas Bahasa Arab Dan Artinya
- Surat Al-Falaq Beserta Artinya
- Surat At Adiyat
- Surat Al Ashr
- Surat Al Ashr
- Surat Al-Maidah Ayat 48
- Al Anfal Ayat 72 Beserta Artinya
- Surat Al Insyirah
- Surat Al-Jatsiyah
- Surat An-Nisa Ayat 11
- Surat Al Lahab
- Surat At Tin
- Surat Pendek
- Surat Al Fil
- Surat Al Ikhlas
- Surat Al-Fatir Ayat 37
- Surat Ali Imran ayat 190-191
- At-Taubah Ayat 122 Beserta Artinya
- Al-Maidah Ayat 8 Beserta Tafsirnya
- Surat Al Kafirun
- Surat Al Lahab
- Surat Al Ghasyiyah
- Surat Al Kahfi
- Surat Al Lail
- Keutamaan Surat Ar Rahman
- Keutamaan Surat Al Waqiah
- Surat Al Waqiah
- Surat Maryam Ayat 1-11
- Surat Yunus Ayat 40-41
- Surat Yusuf Ayat 31
- Surat Yasin Ayat 82
- Rahasia Surat Yasin
- Alam Nasroh (Al-Insyirah)
- Dalil Tentang Taubat di Dalam Al-Qur'an