Frank Herbert
Dune Mesias
Format Buku
Deskripsi
Kisah Paul Atreides, yang kini dikenal dengan nama Muad`Dib, terus berlanjut. Setelah menjadi kaisar, kekuasaannya kian tak terbendung. Muad’Dib disembah oleh kaum Fremen fanatik, hal yang dulu dia takutkan tapi justru kini dia lestarikan demi mempertahankan takhta. Namun, para lawan politiknya tidak tinggal diam. Bahkan dengan kemampuannya melihat masa depan, Muad’Dib masih harus menghadapi persekongkolan yang tak hanya mengancam dirinya, melainkan juga keberlangsungan Klan Atreides serta keselamatan nyawa kekasihnya, Chani.
EPILOG:
Tiada bau getir kolam pemakaman untuk Muad’Dib Tiada lonceng atau ritus syahdu untuk membebaskan pikiran Dari bayang-bayang serakah. Dialah sang kudus pandir, Orang asing keemasan yang hidup selamanya Di tapal batas nalar. Lengah barang sekejap dan di sanalah dia! Kedamaiannya merah darah, kuasanya pucat Dengan jaring ramalan, ditangkapnya semesta kita Di ekor lirikan tenang—di sana! Di balik rimba bintang bertaburan: Misterius, mematikan, peramal tak bermata, Antek ramalan, yang suaranya tak pernah mati! Shai-hulud, dia menantimu di pesisir Tempat pasangan berjalan dan beradu pandang, Dalam buaian kasih melenakan. Dia mengarungi gua panjang waktu, Mencerai-beraikan si pandir dari mimpinya. — “Nyanyian Ghola”
Profil Penulis:
FRANK HERBERT (1920–1986) adalah kreator Dune, novel fiksi sains paling digandrungi sepanjang sejarah. Kini karya tersebut kian populer, selalu ada pembaca baru yang jatuh cinta dan mengajak orang lain untuk ikut membacanya. Dune telah diterjemahkan ke dalam belasan bahasa dan terjual lebih dari 20 juta kopi. Semasa kanak-kanaknya di Washington, Frank Herbert adalah bocah kecil dengan rasa ingin tahu yang besar. Dia membawa buku ke mana-mana dan selalu terlihat sedang membaca. Frank menyukai kisah petualangan Rover Boys, buku-buku H.G. Wells dan Jules Verne, serta fiksi sains karya Edgar Rice Burroughs. Pada ulang tahunnya yang kedelapan, ketika sarapan Frank mengumumkan di meja makan, “Aku mau jadi penulis.” Di sekolah, dia dikenal sebagai si serbatahu. Jika salah satu teman sekelasnya punya pertanyaan mengenai apa pun yang rumit-rumit, teman yang lain akan berkata, “Tanya Herbert saja, dia pasti tahu.” Sayangnya, karakter Frank kian menyulitkannya saat beranjak dewasa. Dia tidak lulus kuliah karena tidak mau mengambil mata kuliah wajib—dia hanya mengambil kelas-kelas yang dia minati saja. Selama bertahun-tahun dia mencari nafkah dengan susah payah, pindah dari satu kerjaan ke kerjaan lain, dari satu kota ke kota lain. Frank terlalu idealis dan menolak tawaran menulis untuk tujuan tertentu—dia hanya mau menulis yang dia senangi saja. Butuh enam tahun riset untuk menyelesaikan Dune, dan bahkan setelah perjuangan dan pengorbanan tersebut Frank ditolak oleh 23 penerbit sebelum akhirnya naskahnya diterima dan terjual dengan nilai kontrak yang tidak seberapa.
Baca Selengkapnya
Detail Buku