Okulasi – Dari sekian banyak teknik pembiakan tanaman, terdapat satu di antaranya yang memiliki proses yang mudah dipahami meski tetap harus ekstra hati-hati. Teknik itu yang dimaksud adalah teknik okulasi. Grameds, pernahkah kamu mendengar istilah okulasi?
Singkatnya, okulasi dilakukan untuk meningkatkan mutu tanaman atau memperbanyak tanaman, dengan cara menempelkan mata tunas dari batang awal dan batang lain. Adapun, teknik ini disebut vegetatif buatan karena dilakukan oleh manusia.
Banyak yang salah kaprah terkait okulasi dan teknik pembiakan lainnya. Padahal, okulasi memiliki cara tersendiri dan tentunya hasil yang berbeda dari teknik lainnya. Lantas, bagaimana sebenarnya pengertian okulasi, tujuan, manfaat, dan syarat-syaratnya?
Berikut ulasan lengkapnya. Mari simak bersama!
Membuat Setek. Cangkok. Sambung & Okulasi+DVD
Daftar Isi
Pengertian Okulasi
Okulasi atau shield budding merupakan salah satu teknik perbanyakan pada tanaman yang dilakukan secara vegetatif. Umumnya, teknik ini digunakan untuk meningkatkan mutu pada tanaman itu sendiri. Cara ini sudah banyak dilakukan dan dikembangkan oleh para petani, dan untuk melakukannya diperlukan keterampilan khusus.
Shield budding sendiri kerap dikenal sebagai T-budding dalam bahasa Inggris. Melakukan okulasi melibatkan batang bawah (atau batang dengan sistem akar yang berkembang dengan baik). Potongan vertikal dibuat untuk memisahkan kulit dari kambium (lapisan sel antara kulit bagian dalam dan kayu), diikuti oleh potongan tegak lurus tepat di atasnya, membentuk huruf “T”.
Teknik ini akan memungkinkan potongan batang direduksi menjadi satu mata tunas dengan pohon yang diiris. Tanaman yang dihasilkan pun ialah klon, atau tanaman yang secara genetik identik dengan direproduksi dari satu individu seluruhnya dengan cara vegetatif.
Proses menambahkan kayu batang atas dengan tunas dari pohon yang akan dikembangkan dengan potongan batang bawah inilah metode perbanyakan yang disebut dengan okulasi, dan banyak digunakan dalam dunia kebun anggur.
Tujuan Okulasi
Sebenarnya, untuk apa pembiakan tanaman, khususnya okulasi, dilakukan? Berikut adalah tujuan utama dari melakukan okulasi tanaman:
- Mendapatkan jenis tanaman baru yang bersifat menguntungkan. Misalnya, kebal dari penyakit ataupun sifat unggul dan positif lainnya dari tanaman biasa.
- Memperoleh hasil penggabungan dua sifat atau jenis tanaman di induk okulasi.
Manfaat Okulasi
Perkembangbiakan okulasi sendiri ternyata memiliki beberapa manfaat. Berikut ini manfaat dari melakukan okulasi pada tanaman, Grameds.
1. Proses Pembuahan ataupun Perkembangbiakan Jadi Lebih Cepat
Adanya okulasi dapat berimbas pada proses perkembangbiakan yang lebih cepat. Pasalnya, ini dipengaruhi faktor usia tanaman dan sifat induk yang unggul, serta pertumbuhan yang cepat.
2. Produktivitas Tanaman akan Meningkat
Sebagai salah satu teknik perbanyakan vegetatif, okulasi dapat meningkatkan produktivitas suatu tanaman. Sebab, proses ini didukung oleh induk atau bibit dengan produksi tinggi. Inilah yang mendorong meningkatnya mutu dan produktivitas tanaman hasil okulasi yang menguntungkan.
3. Tanaman Tumbuh dengan Lebih Seragam
Sifat seragam akan muncul dari hasil tanaman yang dibiakkan dengan okulasi. Hal ini dikarenakan okulasi ialah teknik perkembangbiakan vegetatif tanpa adanya peleburan, sehingga satu induk tanaman dapat memperbanyak diri dan keturunannya memiliki sifat identik.
Penerapan Okulasi “T”
Teknik okulasi dengan bentuk “T” banyak digunakan untuk memperbanyak klon dari pohon buah-buahan beriklim sedang dan tropis, hingga pohon peneduh hias beriklim sedang. Untuk pohon buah-buahan tropis, misalnya jeruk, yang ditanamkan “T” pada sebagian besar batang bawah semai.
Sementara itu, pohon peneduh hias beriklim sedang seperti kultivar maple merah, belalang madu, abu hijau, dan maple norwegia ditanam pada batang bawah bibit, karena sulit berakar dari stek atau perbanyakan klonal.
Mawar rumah kaca ditanamkan T ke stek pucuk berakar, baik setelah atau sebelum rooting (praktik yang dikenal sebagai stenting) di rumah kaca.
Syarat Okulasi
1. Bukan Tanaman dengan Tumbuhnya Daun Baru
Jendela okulasi berupa kulit mempunyai sifat yang salah satunya dipengaruhi oleh proses pembentukan daun baru. Ketika pada suatu tanaman sedang tumbuh daun baru, kulit yang disayat untuk jendela okulasi akan lebih cepat kering. Sebab itulah, daun baru ini menentukan suksesnya teknik okulasi.
2. Bebas Hama atau Penyakit
Baik tanaman asal mata tunas atau tanaman induk, keduanya harus terbebas dari infeksi penyakit ataupun hama. Hal ini perlu diantisipasi agar okulasi terhindar dari risiko kegagalan. Sebab, hama dan penyakit pada tanaman dapat mengganggu proses okulasi.
Tak hanya itu, tanaman yang diserang hama atau sakit justru nantinya akan menjadi sumber penularan pada tanaman hasil okulasi.
3. Usia Batang Atas dan Bawah Sama
Kesamaan usia batang atas dan batang bawah akan mendukung keberhasilan proses okulasi karena sangat berpengaruh terhadap kecepatan pembentukan tunas. Hal inilah yang mendukung perlunya keselarasan umur antara kedua tanaman induk.
Tanaman yang dibuat sebagai batang bawah, sebaiknya berasal dari biji agar akarnya lebih kuat, sehingga relatif tahan kekering. Tak hanya itu, batang bawah tersebut juga harus mampu mengaitkan dengan baik dan mendukung pertumbuhan batang atasnya tanpa mengakibatkan efek negatif. Inilah sebabnya diperlukan usia batang yang sama.
4. Kedua Tanaman Harus Berasal dari Satu Genus yang Sama
Penting bahwa kedua tanaman yang digunakan untuk okulasi berasal dari satu family atau genus yang sama. Okulasi sendiri jarang diterapkan pada tanaman dengan genus berbeda karena memiliki tingkat keberhasilan yang rendah. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan fisiologis antar tanaman yang bisa terjadi, sehingga perlu dihindari melakukan okulasi dengan menggunakan tanaman bergenus sama.
Timing yang Tepat Untuk Okulasi
Hasil okulasi yang berhasil dengan baik diisyaratkan atau ditandai dengan tunas bahan batang atas menjadi terbentuk dan matang, sedangkan bahan batang bawah berada dalam kondisi pertumbuhan aktif, sehingga kulit kayunya “tergelincir”. Artinya, kambium vaskular tumbuh aktif dan kulit kayu dapat dikupas dengan mudah dari potongan yang sedikit rusak.
Momen ini umumnya terjadi sesuai dengan periode ketika kambium vaskular aktif (musim semi, musim panas). Selama dormansi, tanaman stok (musim dingin, awal musim semi, akhir musim gugur), atau stres kekeringan, metode okulasi kulit seperti T-budding tidak dapat dilakukan karena kulit kayu akan robek, bukan hanya tergelincir.
Okulasi dapat dilakukan pada pohon buah-buahan tertentu dan di waktu yang tepat. Misalnya, buah persik, pada bulan Juni dengan menggunakan potongan okulasi yang disimpan dingin dan batang bawah bibit yang ditanam di lahan.
Undang Undang Perkebunan : Uu Ri No.39 Thn 2014
Cara Melakukan Okulasi Pada Tanaman
Setelah mengetahui arti, tujuan, manfaat, hingga penerapannya, lantas, bagaimana cara melakukan okulasi pada tanaman?
Okulasi tersendiri adalah teknik paling umum, ketika celah berbentuk huruf “T” dibuat dengan pisau untuk melonggarkan kulit kayu. Tunas yang digunakan berada di ketiak daun, dan mereka mungkin sangat kecil, sehingga hampir tak terlihat.
Berikut adalah cara melakukan okulasi pada tanaman, yang terdiri dari beberapa langkah dan penjelasannya:
1. Pilih Batang Tunas yang Sehat
Batang tunas yang dipilih adalah yang tampak sehat dan segar. Tunas ini perlu berada di cabang untuk menunjukkan pertumbuhan yang baik sepanjang musim yang telah dilaluinya. Selain itu, yang digunakan bukanlah berasal dari bagian dalam pohon berbatang ramping, jarak dekat, dan kuncup kecil.
Bilah daun dipotong dari potongan yang akan ditempel, meninggalkan tangkai daun yang utuh.
2. Potong Kuncup dan Sepotong Kayu
Potong kuncup dan sepotong kecil kayu di bawahnya menggunakan gerakan mengiris ke atas. Pemotongan kayu ini harus dilakukan sekitar setengah sampai tiga per empat inci di bawah kuncup, serta masuk cukup dalam ke kayu.
Hal ini dilakukan agar ketika pemotongan selesai pada sekitar setengah hingga tiga per empat di atas kuncup, kulit kayu dan sepotong kecil kayu bagian atas dapat terpotong juga. Potongan tegak lurus di bagian atas dan potongan ke atas akan memisahkan potongan dari induknya.
Pisau yang digunakan untuk proses ini harus dijaga agar tetap sangat tajam. Tujuannya, meminimalisir kerusakan sedikit mungkin pada tunas yang akan diambil. Pasalnya, pisau yang tumpul akan mengupas dan merobek kayu, meninggalkan luka yang tak akan pulih dengan baik.
Tunas harus dipotong dari mata tunas sesaat sebelum proses penyambungan. Jika tidak, maka akan mengering. Fakta uniknya, beberapa orang yang melakukan okulasi tanaman bahkan memasukkan tunas yang baru saja dipotong ke dalam mulut mereka sebelum menempelkannya pada induk baru. Namun, praktik ini tidak dianjurkan, Grameds!
3. Potong dari Bawah Hjngga Tengah Kuncup
Beberapa pencangkok memotong dari bawah hingga tengah kuncup, lalu melanjutkannya dengan membuat potongan ke bawah dari atas kuncup sebagai potongan kedua untuk memotong seutuhnya. Selama tidak menghilangkan terlalu banyak kayu dari kuncupnya, cara ini akan bekerja dengan baik.
4. Potong Batang Akar Secara Vertikal
Potongan ini harus cukup dalam untuk memastikan bahwa kulit kayu akan terpisah pada kambium.
5. Lakukan Okulasi
Selanjutnya, okulasi pun dilakukan. Artinya, dilakukanlah pembuatan potongan berbentuk huruf “T” pada induk (potongan vertikal yang dilengkapi dengan potongan tegak lurus di atasnya).
Di daerah bercurah hujan tinggi, selama musim okulasi, atau pada spesies tanaman di mana batang bawah cenderung mengeluarkan banyak cairan, potongan “T” umumnya dibuat terbalik untuk mencegah air atau getah menggenang di okulasinya.
6. Selipkan Potongan Tunas pada Batang Bawah
Dengan hati-hati, potongan tunas diselipkan pada batang bawah yang memperlihatkan “kantong”. Maksudnya, sisi-sisi dari potongan “T” dilonggarkan hingga menciptakan kantong. Sikap ekstra hati-hati harus dilakukan pada tahap ini agar tidak merobek lipatan kulit kayu dalam prosesnya.
Dalam tahap ini, kita akan mengetahui apakah kulit kayu mudah dilonggarkan atau tidak. Jika tidak, artinya tumbuhan tidak sedang dalam pertumbuhan yang aktif dan proses okulasi pun harus ditunda di kemudian hari dans sebaiknya dilakukan saat pertumbuhan aktif telah dimulai kembali.
Terdapat metode alternatif untuk penggabungan tanaman yang tidak memerlukan kulit kayu yang “tergelincir”, yakni teknik chip budding atau kuncup dipotong bersama serpihan dari kayu di bawahnya. Hal ini membutuhkan potongan dengan ukuran yang sesuai dari mata tunas untuk menyelaraskan kambium dan menuntaskan penyambungan yang tepat.
7. Selipkan Potongan Tunas di Antara Penutup Kulit Kayu
Potongan tunas diselipkan dengan hati-hati di antara penutup kulit kayu. Potong bagian atas strip kulit yang pada potongan tunas agar pas dengan potongan horizontal yang pada induk, sehingga menghasilkan potongan yang pas di dalam kantong tersebut.
8. Tutup Kulit Kayu
Tutup kulit kayu dengan karet, selotip, atau penutup lain yang sesuai agar menempel erat pada potongan tunas. Pada akhirnya, tutup haruslah memiliki sifat yang akan rusak oleh pelapukan, atau harus dilepas dalam 2 hingga 3 minggu setelah penggabungan sukses. Jika bahan penutup tidak rusak, maka akan mengikat batang bawah.
Setelah penyatuan sukses, bagian atas tanaman dan batang bawah dapat dipotong untuk bisa membuat tunas tumbuh.
Contoh Tanaman yang Dapat Menerapkan Okulasi
Berikut ini beberapa contoh tanaman yang bisa menerapkan okulasi dalam perkembangbiakannya. Mari kita simak bersama, Grameds:
- Belimbing
- Mangga
- Alpukat
- Rambutan
- Kelengkeng
- Durian
- Jambu biji
- Jambu air
- Jeruk
- Sirsak
- Pepaya
Teknik Lainnya
Selain okulasi, terdapat berbagai teknik perbanyakan vegetatif tanaman lainnya, khususnya yang digunakan di Indonesia. Tentunya, hal ini tak terlepas dari kualitas yang akan dihasilkan calon bibit yang sama dengan induknya.
Teknik perbanyakan tanaman yang sering di antaranya ialah stek, cangkok, dan graft.. Berikut penjelasan dari berbagai teknik tersebut.
1. Teknik Stek
Stek adalah salah satu teknik perbanyakan dengan menanam atau menumbuhkan salah satu bagian tanaman, seperti akar, batang, dan daun. Umumnya, stek dipilih para petani karena bahan yang diperlukan untuk membuatnya sangat sedikit dan hasil dapat diperoleh bisa dalam jumlah banyak.
Hasil teknik stek umumnya punya persamaan dari segi umur, tinggi, dan ketahanan terhadap penyakit dengan induknya. Tak hanya itu, tanaman yang sempurna dapat kita dapatkan dalam waktu relatif singkat, Grameds.
Stek dibagi menjadi stek akar (pohon beringin), batang (tanaman kangkung, ketela, dan brotowali), dan daun (tanaman cocor bebek).
Berikut kelebihan teknik stek:
- Perbanyakan secara berkelanjutan
- Tak terpengaruh kendala waktu atau musim
- Individu baru bersifat sama dengan induk
- Individu baru punya umur yang sama dengan induk sehingga cepat berbuah
2. Teknik Cangkok
Teknik perbanyakan berupa cangkok ialah menumbuhkan akar sebelum batang dipotong dan ditanam. Teknik ini digunakan untuk mengurangi kegagalan perbanyakan tanaman. Cangkok bisa menjadi pilihan untuk mendapatkan tanaman baru dengan sifat yang sama dengan induknya, seperti kekebalan terhadap penyakit, keindahan bunga, hingga rasa buahnya.
Hal ini bisa terjadi karena hasil cangkok hampir 100 persen serupa dengan induk. Jika hasil berbeda, bisa jadi disebabkan adanya mutasi gen. Teknik ini bisa diterapkan pada tanaman jenis kayu, seperti mangga, beberapa jenis jeruk, berbagai jenis jambu, delima, hingga belimbing. Tertarik untuk mencoba teknik stek?
Kelebihan cangkok:
- Sifat hasil persis dengan induknya
- Waktu perbanyakan relatif singkat, berkisar 1-3 bulan
- Tanaman bisa menghasilkan buah dalam waktu singkat (sekitar 4 tahun)
3. Teknik Sambung/Grafting
Teknik sambung atau grafting dilakukan dengan menggabungkan batang bawah dan batang atas dari dua tanaman sejenis. Hal ini akan mencapai persenyawaan, yakni ketika kombinasi akan terus tumbuh membentuk tanaman baru. Tak seperti okulasi yang menggunakan mata tunas, teknik ini menggunakan seluruh bagian pucuk sekitar 7,5-10 sentimeter.
Teknik sambung atau grafting ini dapat diterapkan pada beberapa varietas, seperti tanaman mangga, jambu, apel, dan lainnya.
Berikut kelebihan grafting:
- Mempercepat tanaman berbuah
- Tanaman kuat karena batang bawahnya tahan terhadap keadaan tanah yang kurang baik
- Sifat klon akan kekal yang tak bisa dilakukan dengan teknik lainnya
- Memperbaiki tanaman yang telah tumbuh, sehingga jenis yang tak diinginkan berubah sesuai yang dikehendaki.
Kesimpulan
Selain mengenal okulasi sebagai salah satu teknik perbanyakan atau pembiakan tanaman, kita juga telah memahami adanya teknik lain seperti stek, cangkok, dan sambung. Sungguh menarik bahwa terdapat teknik-teknik perkembangbiakan yang diatur oleh manusia dan dapat menghasilkan tanaman baru dengan sifat-sifat tertentu yang menguntungkan. Betapa kerennya pengetahuan, Grameds!
Morfologi Anatomi Dan Sistematika Tumbuhan
Untuk dapat mengetahui lebih banyak hal, kita tentunya harus banyak belajar, salah satunya melalui literasi buku. Di Gramedia yang merupakan toko buku terbesar se-Indonesia, kamu dapat menemukan berbagai jenis buku terkait tanaman, bunga, buah, atau bahkan buku lain sesuai minat. Terlebih, Gramedia juga menyediakan berbagai promo menarik untuk digunakan!
Selain mengenai okulasi, kamu juga bisa membeli berbagai macam buku secara online di Gramedia.com. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.
Penulis: Sevilla Nouval Evanda
Baca juga:
- Awan Altocumulus
- Awan Arcus
- Awan Cumulonimbus
- Awan Cumulus
- Awan Cirrus
- Awan Lenticular
- Awan Lenticularis
- Awan Nimbostratus
- Awan Panas atau Dingin?
- Awan Pileus
- Awan Stratus
- Aurora
- Akar
- Akar Serabut
- Contoh Tumbuhan Yang Berkembang Biak Dengan Tunas
- Bagian Bunga Sepatu Beserta Manfaatnya
- Contoh Rantai Makanan di Hutan
- Contoh Produk Bioteknologi
- Contoh Protista Mirip Hewan
- Contoh Protista Mirip Tumbuhan
- Dampak Positif Energi Terbarukan
- Dekomposer
- Efek Rumah Kaca
- Energi Angin
- Energi Nuklir
- Energi Terbarukan
- Fungsi Air Bagi Tumbuhan
- Fungsi Air Bagi Hewan
- 7 Manfaat Tumbuhan Bagi Hewan
- Fungsi Air Bagi Manusia
- Gejala Alam Biotik
- Hewan yang Bernapas dengan Kulit
- Hutan
- Herbivora
- Pengertian Karnivora: Jenis dan Contohnya
- Pengertian Mamalia: Anatomi Hingga Ciri-Cirinya
- IQ Rata-rata Manusia
- Protein
- Ribosom
- Rekomendasi Jurusan IPA dan Prospek Kerjanya
- Stek
- Sumber Daya Alam Non Hayati
- Sumber Daya Alam Hayati
- Sumber Energi Alternatif
- Sumber Energi Gerak
- Sumber Energi Panas
- Sumber Daya Alam Mineral
- Tata Hidup Alam
- Hujan Asam
- Proses Terjadinya Hujan
- Pengertian Angin Darat Dan Angin Laut
- Daur Hidup Nyamuk
- Daur Hidup Katak
- Pemanasan Global
- Penyebab Terjadinya Banjir
- Faktor Pencemaran Udara
- Bagian Bunga
- Perkembangbiakan Tumbuhan Secara Vegetatif dan Generatif
- Motorik Halus
- Macam-Macam Hujan
- Macam-Macam Pembangkit Listrik
- Fenomena Planet Sejajar
- Ciri-ciri Otot Polos