Environment

Mengetahui Dampak Terjadinya Kebakaran Hutan Terhadap Keberlangsungan Hidup Manusia!

Written by Qotrun

Dampak kebakaran hutan – Dahulu Indonesia seringkali dianggap sebagai paru-paru dunia karena memiliki area hutan yang sangat luas. Hutan diklaim mempunyai peran sentral menjadi penghasil oksigen bagi umat manusia. Sayangnya, kasus kebakaran hutan yang melanda Indonesia membuat area hutan di Indonesia makin menyempit. Hal ini tentu saja membawa kerugian yang fantastis buat negara serta juga mengancam kesehatan masyarakat.

Secara garis besar kebakaran hutan ditimbulkan oleh dua faktor primer. Pertama faktor alami serta kedua faktor ulah manusia yang tidak terkontrol Faktor alami seperti pengaruh efek El-Nino, menyebabkan kering panjang hingga tumbuhan jadi sangat kering.

Sebelum membahas mengenai kebakaran, tentunya kita harus mengetahui terlebih dahulu apa definisi dari api. Dalam hal ini, tentu api memiliki peran sebagai penyulut sebuah kebakaran yang terjadi di suatu tempat. Api yang semula kecil bisa menjadi besar dan membuat kebakaran.

Api merupakan suatu reaksi dari kimia yang terbentuk dari tiga unsur yaitu panas, oksigen, dan bahan bakar yang menghasilkan cahaya dan panas. Ketiga unsur tersebut bergabung dan menjadi suatu elemen yaitu api. Itu sebabnya api yang kita lihat sekarang dapat menghasilkan cahaya dan juga menimbulkan rasa panas di sekitarnya.

Kebakaran sendiri merupakan api yang tidak terkendali yang dapat merugikan keselamatan dan harta benda di sekitar kita. Sifat kebakaran sebelum api menyala  menjadi sangat penting, biasanya menyulut benda-benda terdekat selama 3-10 menit. I

nilah mengapa jika terjadi kebakaran di pemukiman yang padat, maka akan menjalar ke rumah-rumah tetangga. Apalagi jika kebakaran terjadi di hutan. Semua kehidupan di hutan, seperti flora, hewan, bahkan manusia, bisa mati akibat kebakaran yang terjadi. Nah pada kesempatan kali ini Gramedia akan membahas tentang dampak dari kebakaran hutan dan cara mencegahnya. Buat kamu yang penasaran dengan dampak kebakaran hutan dan cara mencegah kebakaran hutan, simak ulasan berikut ini!

Kebakaran Hutan

Kebakaran hutan dan kebakaran lahan adalah kebakaran permukaan di mana api membakar bahan bakar seperti (puing-puing, pohon, semak-semak, dll) di atas permukaan. Api kemudian menyebar secara tidak normal di bawah permukaan (membakar di atas tanah), membakar bahan organik melalui lubang gambut dan akar semak/pohon, yang bagian atasnya akan menyala.

Seiring perkembangannya, nyala api menyebar baik secara vertikal maupun horizontal di dalam kantong asap, hanya membakar asap putih di permukaan. Api akan sangat sulit dipadamkan karena api mulai dari bawah tanah dan hanya asap yang naik ke permukaan.

Sebelumnya Indonesia pernah mengalami kebakaran hutan terbesar, kebakaran tersebut terjadi pada tahun 1982, 1983, 1991, 1994, 1997, 1998, 2006 dan 2015. Kebakaran tahun 2015 menyebabkan 80% wilayah Sumatera diselimuti asap tebal akibat kebakaran tersebut. Dampak dari kebakaran hutan ini tentu saja merugikan semua pihak, mulai dari ekonomi, kesehatan dan masyarakat, karena asap dan kebakaran tersebut juga bisa mengganggu negara tetangga. Oleh karena itu, perlu dilakukan tindakan serius terkait bencana ini dan menganalisis penyebab kegagalannya.

Perubahan iklim meningkatkan frekuensi kebakaran hutan dan kerusakan yang diakibatkannya. Penegasan ini bukan berasal dari angan-angan, atau dari sesuatu yang jatuh dari langit, melainkan dari ilmu pengetahuan.

Faktanya, sejauh ini tidak ada kekurangan upaya untuk memulihkan dan mencegah wabah kebakaran hutan . Di Indonesia, Amerika Serikat, Australia, dimanapun mereka terkena dampaknya selama bertahun-tahun. Namun, kebakaran hutan terus terjadi dengan kerusakan yang besar. Ini belum termasuk korban meninggal dan hilang.

Di Amerika, Presiden Donald Trump, salah satu orang yang tak mempercayai adanya perubahan iklim, dan ia menyalahkan buruknya pengelolaan hutan oleh pihak berwenang di California.

Di Indonesia, para pembakar hutan maupun individu atau perusahaan pun kerap menjadi sasaran. Sangat mungkin ada kelalaian dari pihak-pihak yang berkepentingan dengan hutan. Tapi sains, secara umum, terang-terangan menepis tudingan-tudingan semacam ini: bahwa kebakaran hutan semakin kerap terjadi, dengan segala akibatnya, memang karena perubahan iklim.

Beberapa penelitian telah menetapkan hubungan antara dua fenomena tersebut. Misalnya, studi tahun 2014 memiliki hasil yang diterbitkan dalam jurnal Advanced Earth and Space Sciences. Temuan penting: Meningkatnya suhu dan kekeringan yang menyertainya menyebabkan kebakaran hutan terjadi di seluruh bagian dunia. Studi tahun 2015 lainnya menemukan bahwa jumlah hari kebakaran per tahun meningkat karena suhu global terus meningkat.

Studi tahun berikutnya, yang diterbitkan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences, menemukan bahwa perubahan iklim akan terus ‘meningkatkan kemungkinan’ kebakaran hutan di Amerika Serikat bagian barat. Selain itu, ditemukan juga bahwa peningkatan suhu dan tekanan uap air di hutan Amerika Serikat bagian Barat selama beberapa dekade terakhir telah menyebabkan 75% kawasan hutan terancam oleh kebakaran hutan.

Yang tak terbantahkan: kebakaran hutan menimbulkan kerugian materi. Penelitian oleh San Diego State University pada 2009 menemukan biaya ekonomi kebakaran hutan jauh lebih besar ketimbang yang diduga sebelumnya. Misalnya, akibat kebakaran hutan pada tahun 2003 adalah mengalami kerugian sekitar $2 miliar lebih tinggi dari perkiraan. Di Indonesia, Bank Dunia memperkirakan kerusakan akibat kebakaran hutan pada 2019 mencapai Rp 72,95 triliun.

Peneliti dari University of Oregon menunjukkan satu kemungkinan efek yang benar-benar berat pada kebakaran hutan. Kebakaran hutan besar-besaran, demikian salah satu kesimpulannya, “menimbulkan ketidakstabilan di pasar tenaga kerja karena menguatnya variasi musiman penyerapan pekerja di tahun berikutnya”.

Sains juga menegaskan bahwa aktivitas manusia meningkatkan suhu global, yang pada gilirannya menyebabkan perubahan iklim. Ini benar-benar petunjuk tentang apa yang bisa dilakukan untuk mencegah kebakaran hutan di masa depan, yaitu mengambil langkah-langkah untuk mengurangi dampak aktivitas manusia terhadap iklim. Tentunya untuk itu diperlukan keputusan politik. Namun para pelaku, terutama perusahaan yang aktif memilih jalur ini, harus didukung.

Dampak Kebakaran Hutan

Berikut ini ada beberapa dampak kebakaran hutan bagi kesehatan manusia, perlu diwaspadai telah dirangkum oleh Gramedia.com dari beberapa sumber.

1. Infeksi Paru-Paru dan Pernafasan

Asap dari kebakaran hutan dapat menyebabkan iritasi lokal/setempat pada selaput lendir hidung, mulut dan tenggorokan yang bersentuhan langsung dengan asap api, serta memicu reaksi alergi, peradangan dan kemungkinan radang. , dimulai dengan ISPA dan jika parah dapat mencapai pneumonia .

Kemampuan paru-paru dan saluran pernapasan untuk menangani infeksi juga berkurang, membuat infeksi lebih mungkin terjadi. Manusia) dan lingkungan (lingkungan) yang buruk.

2. Menurunkan Daya Tahan Tubuh

Secara umum, berbagai penyakit kronis pada berbagai organ tubuh (jantung, hati, ginjal) juga dapat bertambah parah. Hal ini terjadi antara lain karena efek tidak langsung karena kabut menekan sistem kekebalan tubuh dan juga menyebabkan stres. Perlu ditekankan kembali bahwa lansia dan anak-anak (serta penderita penyakit kronis) dengan daya tahan tubuh yang lemah lebih rentan terhadap gangguan kesehatan.

3. Menyebabkan Hilangnya Habitat Makhluk Hidup di Hutan

Kebakaran hutan di Riau terjadi secara otomatis yang dapat merusak habitat hewan lokal. Makhluk yang hidup di hutan diusir dan berhenti bertahan hidup seperti berinteraksi, makan, bernapas, dll. Ada juga desas-desus bahwa seekor harimau telah keluar dari hutan. Dia mencari tempat tinggal lain untuk menggantikan apa yang telah hilang. Selain kehilangan tempat tinggal, makhluk di hutan bisa mati jika tidak melarikan diri.

Makhluk hutan mencari dan menemukan habitat baru yang akan mengganggu masyarakat. Jika ini terus berlanjut dan tidak ada tindakan lebih lanjut yang diambil, kerugian akan terjadi. Manusia juga akan kehilangan habitatnya sebagaimana hewan akan kehilangan rumahnya.

4. Sulit Menemukan Air Bersih

Hutan merupakan reservoir air yang penting untuk kelangsungan hidup. Jika hutan terus mengering, maka tidak ada yang bisa menahan air, air hujan atau air pegunungan. Keberadaan air dan hutan berbanding lurus. Jika hutan menipis, tidak ada lagi yang tersisa untuk menahan air, sehingga mengurangi persediaan air tanah (artesian).

Jika ini terus berlanjut, akan sulit bagi makhluk hidup untuk mendapatkan air bersih. Kerusakan akibat kekurangan air minum termasuk kesehatan masyarakat akan terganggu, siklus air akan terganggu, sehingga berdampak pada perubahan iklim, seperti kekeringan berkepanjangan dan siklus hujan yang tidak teratur.

5. Sakit Kepala, Mual, dan Muntah

Dampak lain dari kebakaran hutan terhadap kesehatan manusia adalah dapat menyebabkan sakit kepala, mual, dan muntah. Paparan karbon monoksida yang dihirup dari kebakaran hutan juga dapat menyebabkan sakit kepala.

Bahkan dengan sakit kepala, keracunan karbon monoksida menyebabkan mual dan muntah akibat berkurangnya suplai oksigen ke tubuh. Sakit kepala mirip migrain adalah jenis yang paling sering dikaitkan dengan bahan kimia yang menyebabkan asap api.

6. Batuk Reflek karena Teriritasi Lendir

Sebisa mungkin, masyarakat sebaiknya membatasi kegiatan di luar ruangan untuk menghindari paparan asap tingkat tinggi dari kebakaran hutan dan lahan. Jika tidak, paparan asap dapat menyebabkan seseorang batuk.

Memang, selaput lendir saluran pernapasan mengeluarkan lebih banyak lendir saat teriritasi. Peningkatan produksi lendir dan pengencangan otot saluran napas menyebabkan refleks batuk.

7. Pemanasan Global

Karena masuknya bahan kimia seperti karbon monoksida (CO) dan aldehida, polusi yang disebabkan oleh kebakaran hutan yang disengaja jauh lebih berbahaya daripada kebakaran alam. Kelemahan dari polusi asap adalah berbahaya bagi kesehatan masyarakat dan menghambat fotosintesis tanaman.

Selain itu, efek berbahaya dari ozon, nitrogen oksida, karbon dioksida, dan hidrokarbon. Berbagai jenis zat dapat menempuh jarak jauh dan diubah menjadi gas lain seperti ozon atau partikel seperti nitrat dan oksigen organik selama pengangkutan ini. Lapisan ozon juga dapat dihancurkan oleh bahan kimia ini. Ketika lapisan ozon rusak, suhu permukaan bumi naik, terjadi pemanasan global dan es di kutub mencair.

Selain itu, sinar UV langsung mengenai bumi (tidak ada yang menghalangi). Ini juga dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat, termasuk kanker kulit yang disebabkan oleh sinar UV. Kelemahan berikutnya adalah efek rumah kaca yang ditimbulkannya. Memang, asap yang dihasilkan mencegah panas dipantulkan kembali ke biosfer. Akibatnya, panas memancar dari permukaan dan dipantulkan kembali menjadi asap di atasnya dan tidak dapat keluar. Jika ini terus berlanjut, efek rumah kaca bisa mencairkan es di kutub, dan jika ini terjadi, negara bisa tenggelam.

Dinamika perkembangan polutan yang masuk ke dalam tubuh lingkungan semakin beragam kualitas dan kuantitasnya, yang dipengaruhi oleh aktivitas manusia yang beragam di bumi. Masuknya bahan pencemar ke lingkungan akan berdampak langsung dan tidak langsung terhadap lingkungan dan kesehatan penduduk di kawasan tersebut. Untuk mengantisipasi hal ini, dilakukan analisis awal terhadap potensi risiko terhadap ekosistem dan masyarakat untuk mengendalikan tingkat polutan dan skenario pencegahan juga dibuat.

8. Sumber Polutan Berbahaya

Polutan dalam asap kebakaran hutan yang jatuh ke permukaan bumi juga dapat menjadi sumber pencemaran pada air minum dan fasilitas katering yang tidak terlindungi. Jika kemudian air dan makanan yang terkontaminasi dikonsumsi oleh masyarakat, bukan tidak mungkin akan terjadi gangguan pencernaan dan penyakit lainnya.

9. Memperburuk Asma

Efek lain dari kebakaran hutan adalah memperburuk asma dan penyakit paru-paru kronis lainnya, seperti bronkitis kronis, COPD, dan banyak lagi. Asap dari kebakaran hutan akan terhirup ke dalam paru-paru. Kemampuan kerja paru-paru berkurang, pasien mudah lelah dan kesulitan bernapas.

10. Menyebabkan Iritasi Mata dan Kulit

Dampak utama kebakaran hutan terhadap kesehatan manusia adalah dapat menyebabkan iritasi mata dan kulit.Iritasi mata dan kulit dapat terjadi akibat paparan asap. Asap api menyebabkan gejala gatal yang parah, mata berair, radang dan infeksi.

11. Tumbangnya Pohon Besar

Sebuah pohon yang seharusnya hidup bertahun-tahun tumbang secara tidak sengaja. Keberadaan apa yang terjadi juga akan terganggu. Jika ini terus berlanjut, kebakaran hutan terus terjadi dan tanpa perbaikan yang sepadan, kita akan kehilangan ruang terbuka hijau yang luas yang dapat menghasilkan oksigen dan sumber daya alam. Memang kali ini hasilnya tidak akan kecil, tapi kerugiannya akan jauh lebih besar.

Sisi negatifnya adalah lahan pertanian yang ada digunakan untuk konstruksi dan pemukiman, sedangkan hutan dihuni oleh organisme lain yang digunakan untuk memperluas lahan pertanian. Nantinya, generasi kita hanya akan menganggap hutan itu hanya dongeng belaka karena masa lalu sudah berlalu, hutan itu tidak bisa mereka temukan. Tidak adanya hutan juga akan menyebabkan banyak kerusakan. Seperti banjir, tanah longsor, pemanasan global dan kenaikan suhu.

12. Perekonomian Terganggu

Hal ini bisa terjadi karena asap pencemaran akibat kebakaran hutan sangat pekat sehingga menyulitkan masyarakat untuk melakukan transaksi ekonomi. Kerugian ini berdampak pada warga karena dapat mengurangi pendapatan warga yang bekerja di sektor swasta. Selain itu, bagi instansi daerah juga mengganggu kegiatan yang mengandalkan pemerintah daerah dalam mencapai pembangunan daerah.

Cara Mencegah Kebakaran Hutan

Pencegahan kebakaran hutan bukan hanya kewajiban dari penjaga hutan, tetapi juga kewajiban bagi seluruh masyarakat Indonesia. Untuk menekan potensi kebakaran hutan yang ada di Indonesia, cara-cara berikut ini dapat diterapkan.

1. Analisa Titik Rawan Kebakaran

Untuk menentukan titik mudah terbakar di suatu daerah, kita dapat menggunakan metode Indeks Keetch Byram. Cara ini dilakukan dengan menilai bahaya kebakaran hutan berdasarkan indeks atau derajat kekeringan di suatu daerah. Dengan analisis yang tepat, risiko kebakaran lahan dapat dihindari dan terus diatasi.

2. Melakukan Patroli Secara Rutin

Patroli hutan sangat penting untuk melindungi hutan, terutama terhadap potensi kebakaran hutan dan penebangan liar. Kebakaran hutan yang endemik membutuhkan patroli dan pemantauan hutan yang dilakukan lebih sering dan ketat. Apalagi saat musim kemarau berlangsung, patroli dan pemantauan hutan harus lebih sering dilakukan.

3. Deteksi Kebakaran Hutan atau Lahan Sesegera Mungkin

Bahkan ketika tindakan pencegahan telah dilakukan melalui analisis titik nyala dan juga patroli atau pengawasan yang ketat, hutan masih berisiko terbakar. Oleh karena itu, jagawana dan masyarakat harus bersiap menghadapi kemungkinan terburuk. Untuk memanfaatkan tindakan pencegahan kebakaran hutan secara maksimal, untuk berhati-hati dan cepat dalam mendeteksi titik panas.

Berikut ini langkah yang bisa dilakukan untuk mendeteksi kebakaran hutan secara cepat, antara lain:

  • Mendirikan menara pengawas yang memiliki jarak pandang jauh, lengkap dengan teropong, alat deteksi dan komunikasi.
  • Membangun pos jaga di area hutan dan area perbatasan dengan penduduk atau lahan usaha.
  • Melakukan analisa data dari penerbangan, satelit dan data cuaca pada area kawasan hutan.

4. Mempersiapkan Alat Pemadaman Kebakaran

Semua peralatan aktif untuk pengelolaan kebakaran hutan harus diisi dan tersedia setiap saat. Hal ini dimaksudkan untuk mempercepat proses pemadaman dan evakuasi jika terjadi kebakaran hutan atau medan. Penanganan yang cepat dan tepat akan membantu mengurangi kerugian yang berlebihan.

Penting juga untuk membuat reservoir air di beberapa area yang memiliki risiko ledakan. Ini merupakan cara yang efektif karena kedekatan dengan air akan mempercepat proses pemadaman dan evakuasi.

Selain itu, perlu juga dipasang bel alarm untuk memberi tanda saat terjadi kebakaran. Alarm ini dimaksudkan untuk memperingatkan penjaga dan sukarelawan terdekat untuk segera mematikan dan mengungsi lebih awal. Agar kebakaran hutan dan lahan tidak menyebar atau merembet terlalu jauh.

5. Mengadakan Penyuluhan dan Edukasi

Saran juga dapat diberikan secara berkala agar masyarakat memahami bahaya kebakaran hutan, cara pencegahannya, dan cara penanggulangannya. Tips ini akan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kelestarian hutan. Selain itu, papan tersebut juga dapat digunakan sebagai sarana pendidikan dan praktik cara penanganan kebakaran di lapangan.

Berikut ini beberapa pengetahuan yang dapat diberikan kepada masyarakat, antara lain:

  • Tidak boleh sembarangan membakar apapun di kawasan hutan yang dapat menyebabkan api menyebar, seperti rumput kering atau plastik dan lainnya.
  • Tidak boleh melakukan pembakaran di sekitar area yang rawan kebakaran.
  • Setelah selesai membakar sesuatu, pastikan bahwa api sudah benar-benar padam sehingga tidak ada kemungkinan api muncul kembali, menyebar dan menyebabkan kebakaran hutan.
  • Jika terlihat ada sumber titik api atau kebakaran, segera melapor atau berkomunikasi dengan pos jaga atau penjaga yang sedang patroli agar cepat ditangani.
  • Memberi pemahaman mengenai peraturan setempat tentang perizinan dan pembatasan larangan pembakaran. Peraturan ini disusun oleh Departemen Kehutanan dan Sumber Daya Alam. Misalnya mengenai jarak minimal pembakaran, perizinan dan peraturan kegiatan kemah, peraturan pekerja di hutan, dan lain sebagainya.

Sumber: dari berbagai sumber

Penulis: Ziaggi Fadhil Zahran

Baca juga:

Penyebab dan Dampak Terjadinya Kebakaran Hutan

Ketahui Fungsi Air Bagi Manusia, Hewan, dan Tumbuhan

Pengertian Fotosintesis: Tahapan, Syarat, Faktor, serta Manfaat

11 Manfaat Reboisasi serta Pengertian, Jenis-Jenis, Hingga Tujuan-Nya!

17 Manfaat Sinar Matahari bagi Kesehatan Tubuh dan Tumbuhan

About the author

Qotrun