Agama Islam

Doa Ketika Perjalanan Jauh dan Artinya

Written by Yufi Cantika

Doa perjalanan jauh – Pada saat hendak perjalanan jauh, apa yang biasa Anda persiapkan? Mungkin Anda akan menyiapkan bekal pakaian, uang, makanan, kesehatan, serta menjaga diri saat dalam perjalanan supaya dapat selamat sampai pada tujuan. Dalam agama Islam, seorang yang melakukan perjalanan jauh atau disebut dengan istilah musafir tentu perlu untuk berdoa kepada Allah SWT.

Tujuan dari berdoa supaya perjalanan yang dilakukan diberikan keberkahan, keselamatan, serta bisa menjadi suatu amalan yang baik baginya, termasuk pada saat hendak mudik ke kampung halaman.

Allah telah berfirman Al-Qur’an surat Al Baqarah ayat 186 bahwa Ia menyukai hamba-hamba-Nya yang mau berdoa dan memohon kepada-Nya,

وَاِذَا سَاَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌ ۗ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِۙ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ

Artinya: “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku Kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran.”

Bacaan Doa Perjalanan Jauh

Pixabay/DariuszSankowski

Apabila hendak melakukan perjalanan jauh, sebaiknya berdoa kepada Allah SWT supaya diberikan keselamatan serta kelancaran dalam bepergian. Dikutip dari buku Doa & Zikir Mustajab untuk Muslimah oleh H. Muhammad Rahmatullah, Abdullah bin Sarjis berkata bahwa apabila Rasulullah SAW bersafar (melakukan perjalanan jauh), beliau berdoa,

اللَّهُمَّ أَنْتَ الصَّاحِبُ فِى السَّفَرِ وَالْخَلِيفَةُ فِى الأَهْلِ اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ وَعْثَاءِ السَّفَرِ وَكَآبَةِ الْمَنْظَرِ وَسُوءِ الْمُنْقَلَبِ فِى الْمَالِ وَالأَهْلِ

Allahumma antash shohibu fis safar, wal kholiifatu fil ahli. Allahumma inni a’udzubika min wa’tsaa-is safari wa ka-aabatil manzhori wa suu-il munqolabi fil maali wal ahli.

Artinya:

“Ya Allah, Engkau adalah Teman dalam perjalanan, dan Pengganti dalam keluarga. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari beratnya perjalanan, dan kesedihan saat kembali, serta dari kekafiran setelah iman, dan dari doa orang yang dizalimi dari keburukan pemandangan dalam keluarga dan harta.” (HR Tirmidzi).

Doa Hendak Keluar Rumah

Selain doa di atas, terdapat pula doa keluar rumah yang dapat dipanjatkan setiap hendak keluar rumah.

Berikut adalah doanya:

بِسْمِ اللهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللهِ، لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ

Bismillahi, tawakkaltu ’alallah, laa haula wa laa quwwata illaa billaah.

Artinya: “Dengan nama Allah, aku bertawakkal kepada Allah. Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah.”

Setelah membaca doa bepergian jauh, kamu bisa melafalkan surat Al-Ikhlas saat berada di perjalanan.

Inilah bacaan doa dalam perjalanan jauh yang wajib dihafal.

(‎قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ (١) اللَّهُ الصَّمَدُ (٢) لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ (٣) وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ (٤

Qul huwallahu ahad. Allahus shamad. Lam yalid, wa lam yulad, wa lam yakullahu kufuwan ahad

Artinya: “Katakanlah, Dia Allah yang Esa. Dia tempat bergantung. Dia tidak melahirkan dan tidak dilahirkan. Tiada satupun yang menyamai-Nya.”

Doa Agar Terhindar Dari Bahaya Ketika pergi

Supaya perjalanan Anda terhindar dari segala mara bahaya, maka dapat memanjatkan doa bepergian jauh ini.

اللهمَّ الطفْ بي في تيسيرِ كلِّ عسيرٍ فإن تيسيرَ كلِّ عسيرٍ عليك يسيرُ وأسألُك اليسرَ والمعافاةَ في الدنيا والآخرةِ

Allahummalthuf bi fi taisiri kulli ‘asir fa inna taisira kulli ‘asirin ‘alaika yasir, wa as alukal yusra wal mu’afata fid dunya wal akhirati.

Artinya: “Ya Allah, lunakkanlah kepadaku dalam memudahkan setiap sesuatu yang sulit karena memudahkan setiap sesuatu yang sulit bagi-Mu sangat mudah, dan aku memohon kepada-Mu kemudahan dan kesehatan di dunia dan akhirat.”

Doa Naik Kendaraan

Saat akan naik kendaraan untuk bepergian, ada doa naik kendaraan yang mesti dipanjatkan. Tak lupa juga, kita mesti mengucapkan doa bepergian naik kendaraan agar selamat sampai tujuan.

Inilah doa dalam perjalanan:

اَلْحَمْدُ للهِ، سُبْحَانَ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ وَإنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلبُونَ

Alhamdulillah subhanalladzi sakhkhoro lana hadza wa ma kunna lahu muqrinina wa inna ila rabbina lamunqalibun.

Artinya: Segala puji bagi Allah, Maha Suci Allah yang telah menundukkan semua (kendaraan) ini bagi kami, padahal sebelumnya kami tidak mampu menguasainya, dan sesungguhnya hanya kepada Tuhan kamilah kami akan kembali.”

Doa Selamat di Perjalanan

Agar selamat sampai tujuan, tak lupa untuk memanjatkan doa selamat di perjalanan. Kita juga bisa membaca doa agar hati tenang selama bepergian jauh.

Berikut doa selamat di perjalanan.

سُبْحَانَ الَّذِى سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ فِى سَفَرِنَا هَذَا الْبِرَّ وَالتَّقْوَى وَمِنَ الْعَمَلِ مَا تَرْضَى اللَّهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا سَفَرَنَا هَذَا وَاطْوِ عَنَّا بُعْدَهُ اللَّهُمَّ أَنْتَ الصَّاحِبُ فِى السَّفَرِ وَالْخَلِيفَةُ فِى الأَهْلِ اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ وَعْثَاءِ السَّفَرِ وَكَآبَةِ الْمَنْظَرِ وَسُوءِ الْمُنْقَلَبِ فِى الْمَالِ وَالأَهْلِ

Subhanal ladzi sakhora lana hadza wa ma kunna lahu muqrinina wa inna ila ila rabbana la munqalibun. Allahumma inna nas aluka fi safarna hadzal birra wat taqwa wa minal ‘amali ma tardla. Allahumma hawwin ‘alaina safarana hadza wa’thu ‘anna bu’dahu. Allahumma antash shokhibu fis safari wal kholifatu fil ahli. Allahumma inni a’udzubika min wa’tsais safari wa kabatil mundhori wa suil munqolabi fil mali wal ahli.

Artinya:

“Mahasuci Allah yang telah menundukkan (kendaraan) ini untuk kami, padahal kami sebelumnya tidak mempunyai kemampuan untuk melakukannya, dan sesungguhnya hanya kepada Rabb kami, kami akan kembali. Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepada-Mu kebaikan, takwa dan amal yang Engkau ridai dalam perjalanan kami ini. Ya Allah mudahkanlah perjalanan kami ini, dekatkanlah bagi kami jarak yang jauh. Ya Allah, Engkau adalah rekan dalam perjalanan dan pengganti di tengah keluarga. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kesukaran perjalanan, tempat kembali yang menyedihkan, dan pemandangan yang buruk pada harta dan keluarga.”

Doa Selamat Perjalanan 

Selama bepergian, tentunya Anda beristirahat untuk memulihkan kondisi. Di saat seperti ini, jangan hanya mengembalikan kondisi dengan makan dan tidur. Baca juga doa keselamatan perjalanan jauh saat beristirahat ini agar dihindarkan dari kejahatan.

أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ

A’udzu bi kalimaatillahit taammaati min syarri maa khalaq

Artinya: “Aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan ciptaan-Nya.”

Doa Sampai Tujuan

Pada saat sampai di tujuan, maka dapat membaca doa setelah sampai di tujuan. Hal ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur kita karena diberikan keselamatan dalam perjalanan.

Berikut ini adalah doa yang harus dipanjatkan.

اَللّٰهُمَّ إِنِّىْ أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا وَخَيْرَ أَهْلِهَا وَخَيْرَ مَافِيْهَا وَأَعُوْذُبِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ أَهْلِهَا وَشَرِّ مَافِيْهَا

Allaahumma innii as aluka lhairohaa wakhairo ahlihaa wakhairo maa fiihaa wa a’uudzubika min syarrihaa wa syaarri ahlihaa wa syarri maa fiihaa

Artinya: “Ya Allah, saya mohon kepada-Mu kebaikan negeri ini dan kebaikan penduduknya serta kebaikan yang ada di dalamnya. Saya berlindung kepada-Mu dari kejahatan negeri ini dan kejahatan penduduknya serta kejahatan yang ada di dalamnya”

Pengertian Musafir

Musafir diambil dari bahasa Arab, arti kata musafir adalah melakukan perjalanan. Dalam Bahasa Arab, kata musafir adalah isim Fa’il atau kata yang memiliki posisi sebagai subyek atau pelaku. Sedangkan secara pengertian bahasa, musafir adalah orang yang melakukan perjalanan.

Karena musafir adalah orang yang sedang melakukan perjalanan jauh, maka Islam memberikan keringanan bagi mereka dalam menjalankan ibadah. Akan tetapi, bukan berarti setiap orang yang melakukan perjalanan akan mendapat keringanan tersebut. Karena ada kriteria tertentu yang menjadikan musafir mendapat keringanan

Sedangkan menurut madzhab Syafi’i dan Maliki, jarak yang ditempuh yaitu sekurang-kurangnya 77 kilometer, sedangkan menurut Abu Hanifah 115 meter.

Adapun batasan waktunya, menurut Imam Ahmad, Imam Syafi’i, dan Imam Malik adalah empat hari, sedangkan menurut Abu Hanifah 15 hari. Namun, banyak juga yang berpendapat bahwa musafir adalah orang yang sedang bepergian untuk tujuan tertentu dengan jarak sejauh 2 marhalah atau perjalanan kurang lebih 70 km, dan orang tersebut tidak berencana untuk menetap di daerah tertentu lebih dari 3 hari.

Dengan demikian, dalam pandangan para ulama, apabila seseorang memang telah berniat tinggal lebih dari waktu itu sejak semula, maka dia bukan musafir lagi. Jadi, dia tidak diberikan izin untuk menjamak atau menggabung shalat Dzuhur dan Ashar atau Maghrib dan Isya. Apalagi jika ingin meng-qashar atau melaksanakan shalat yang empat rakaat menjadi dua rakaat saja.

Seandainya sang musafir terpaksa menunda kepulangannya sehari karena satu dan lain hal, maka statusnya sebagai musafir dapat diperpanjang sehari. Kemudian, jika kepulangannya ternyata masih harus tertunda lagi sehari esok harinya, maka statusnya masih dapat diperpanjang lagi hari demi hari.

Imam Syâfi‘î membatasi perpanjangan ini hanya sampai tujuh belas atau delapan belas hari. Sementara itu, imam mazhab lainnya tidak membatasinya.

Tetapi, Anda harus ingat bahwa izin ini berlaku bagi mereka yang berstatus musafir dalam pengertian di atas, yakni yang sejak semula hanya bermaksud tinggal empat atau lima hari dan bukan seperti Anda yang berstatus mahasiswa yang sudah tentu sejak semula bermaksud tinggal selama berbulan-bulan.

Imam Abu Hanifah mewajibkan musafir melakukan shalat qashar, yaitu dzuhur, ashar, dan isya yang masing-masing shalat ialah dua rakaat.

Sementara itu, pada tiga imam mazhab lainnya membolehkan mengqashar atau melaksanakan empat rakaat sebagaimana seperti shalat pada biasanya. Supaya Grameds semakin memahami bacaan doa dan zikir, maka bisa mencari tahu informasinya melalui buku Energi Doa & Zikir Mustajab. 

Keringanan Musafir

Seorang musafir tentunya mendapatkan keistimewaan atau keringanan dalam melakukan ibadah, baik shalat maupun puasa. Namun, bukan berarti mereka terbebas dari ibadah yang wajib. Nah, berikut ini beberapa keringanan yang diperoleh seorang musafir:

  1. Mengqashar shalat, yaitu sholat 4 rakaat diringkas menjadi 2 rakaat.
  1. Menjamak shalat, yaitu menggabungkan dua sholat untuk dikerjakan di salah satu waktu. Yang boleh digabungkan adalah salat zuhur dengan salat ashar, dan salat maghrib dan shalat isya’. Namun, menjamak sholat ketika bepergian lebih utama untuk ditinggalkan kecuali memang ada kebutuhan untuk menjamaknya.
  1. Tidak berpuasa pada bulan Ramadhan jika memang safarnya membuatnya kesulitan. Namun jika sarafnya tidak ada kesulitan, maka puasa bisa jadi tetap wajib.
  1. Mengerjakan shalat sunnah di atas kendaraan dengan menghadap ke arah yang dituju oleh kendaraan.
  1. Bertayamum

Seorang musafir diperbolehkan untuk bertayamum. Tayamum merupakan salah satu cara bersuci dengan menggunakan debu untuk mengganti wudhu.

Tetapi, tentunya terdapat syarat sendiri dalam melakukan tayamum ini. Wudhu hanya dapat dilakukan dengan air, dan apabila hendak bertayamum, maka syaratnya adalah:

  1. Kesulitan menggunakan air, baik karena ketiadaannya.
  2. Sakit, maupun sebab lain, maka dibolehkan bertayamum sebagai pengganti wudhu.

Cara Tayamum

Bagaimana cara bertayamum? Caranya adalah sebagai berikut:

  1. Siapkan tanah berdebu atau debu yang bersih. Ulama memperbolehkan menggunakan debu yang berada di tembok, kaca, atau tempat lain yang dirasa bersih.
  1. Disunnahkan menghadap kiblat, lalu letakkan kedua telapak tangan pada debu, dengan posisi jari-jari kedua telapak tangan dirapatkan.
  1. Dalam keadaan tangan masih diletakan di tembok atau debu, lalu ucapkan bismillah dan niat seperti berikut:

نَوَيْتُ التَّيَمُّمَ لِاسْتِبَاحَةِ الصَّلَاةِ للهِ تَعَالَى

Nawaitu tayammuma li istibahati sholati lillahi ta’ala

Artinya: “Aku berniat tayamum agar diperbolehkan sholat karena Allah.”

  1. Usapkan kedua telapak tangan pada seluruh wajah. Berbeda dengan wudhu, dalam tayamum tidak diharuskan untuk mengusapkan debu pada bagian-bagian yang ada di bawah rambut atau bulu wajah, baik yang tipis maupun yang tebal.

Yang dianjurkan adalah, berusaha meratakan debu pada seluruh bagian wajah. Dan itu cukup dengan satu kali menyentuh debu, sebab pada dasarnya lebar wajah tidak melebihi lebar dua telapak tangan. Sehingga “meratakan debu” di wajah, cukup mengandalkan dugaan yang kuat (ghalibuzhan).

  1. Selanjutnya bagian tangan, sementara lepaskan cincin bila ada di jari, dan letakkan kembali telapak tangan pada debu, kali ini jari tangan direnggangkan. Lalu, tengadahkan kedua telapak tangan, dengan posisi telapak tangan kanan di atas tangan kiri. Rapatkan jari-jari tangan, dan usahakan ujung jari kanan tidak keluar dari telunjuk jari kiri, atau telunjuk kanan bertemu dengan telunjuk kiri.
  1. Telapak tangan kiri mengusap lengan kanan hingga ke siku. Kemudian, tangan kanan diputar untuk diusapkan juga sisi lengan kanan yang lain, dan telapak tangan mengusap dari siku hingga dipertemukan kembali jempol kiri mengusap jempol kanan. Lakukan hal yang sama pada tangan kiri seperti tadi.
  1. Terakhir, pertemukan kedua telapak tangan dan usap-usapkan di antara jari-jarinya.
  1. Setelah tayamum, dianjurkan juga oleh sebagian ulama untuk membaca doa bersuci, seperti halnya doa berikut ini.

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِنَ التَّوَّابِيْنَ، وَاجْعَلْنِي مِنَ الْمُتَطَهِّرِيْنَ وَاجْعَلْنِي مِنْ عِبَادِكَ الصَّالِحِيْنَ سُبْحَانَكَ اَللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

Artinya: “Aku bersaksi tiada tuhan selain Allah semata yang tiada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Ya Allah, jadikanlah aku sebagai orang-orang yang bertaubat, jadikanlah aku sebagai orang-orang yang bersuci, dan jadikanlah aku sebagai hamba-hamba-Mu yang saleh. Maha Suci Engkau, ya Allah. Dengan kebaikan-Mu, aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Engkau. Dan dengan kebaikan-Mu, aku memohon ampunan dan bertaubat pada-Mu.”

Melakukan perjalanan jauh dari tempat yang ditinggalkan menuju tempat yang dituju terkadang masih kesulitan dalam beribadah. Dengan ini, Islam telah meringankan kewajiban umat muslim. Jadi, tidak ada alasan lagi untuk meninggalkan kewajiban beribadah.

Dalam melakukan perjalanan jauh sebaiknya diperhatikan pula kesehatan tubuh, barang yang akan dibawa, serta naik kendaraan apa. Apabila naik kendaraan pribadi, pastikan jika kendaraan telah aman. Memang, jika segala sesuatu yang terjadi menjadi rahasia Allah SWT, tetapi hal tersebut dilakukan menjadi salah satu upaya dalam pencegahan sesuatu hal yang terjadi.

Demikian bacaan doa saat seseorang dalam perjalanan jauh untuk mendapatkan perlindungan dari Allah SWT dan terhindar dari segala macam marabahaya. Grameds bisa membaca Buku Saku Doa Ampuh Sehari-Hari + Rahasia Manfaat 99 Asmaul Husna dan Doa Harian Bersama M. Quraish Shihab. Kedua buku ini bisa kalian dapatkan di gramedia.com.

 

Sebagai #SahabatTanpaBatas kami selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Penulis: Yufi Cantika Sukma Ilahiah

Rujukan:

  • https://news.detik.com/berita/d-4702302/begini-tata-cara-tayamum-yang-benar-dan-doanya/amp
  • https://www.detik.com/hikmah/doa-dan-hadits/d-6675929/doa-perjalanan-jauh-bisa-dibaca-saat-mudik-lebaran
  • https://berita.99.co/doa-perjalanan-jauh/

About the author

Yufi Cantika

Saya Yufi Cantika Sukma Ilahiah dan biasa dipanggil dengan nama Yufi. Saya senang menulis karena dengan menulis wawasan saya bertambah. Saya suka dengan tema agama Islam dan juga quotes.

Kontak media sosial Linkedin Yufi Cantika