Puisi kontemporer merupakan salah satu jenis puisi yang ada di Indonesia. Puisi yang satu ini sendiri dapat disandingkan dengan jenis puisi lainnya, seperti puisi lama dan puisi baru.
Apabila dikaji berdasarkan bentuknya, struktur puisi kontemporer tidak biasa dan tidak sesuai dengan prinsip atau aturan yang berlaku untuk puisi konvensional. Seiring berkembang budaya dan bahasa Indonesia, ada banyak sekali jenis puisi. Hal yang membedakan setiap puisi biasanya adalah gaya dan ciri-cirinya.
Nah, artikel ini akan membahas secara khusus dan lengkap mengenai berbagai jenis puisi kontemporer. Namun, sebelum menuju penjelasan tentang jenis puisi kontemporer. Ada baiknya Kita membahas kembali tentang pengertian dari puisi kontemporer terlebih dahulu.
Daftar Isi
A. Pengertian Puisi Kontemporer
Secara harfiah, Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI mengartikan kontemporer adalah waktu kini. Oleh karena itu, berdasarkan arti secara bahasa, puisi kontemporer dapat diartikan sebagai puisi yang diciptakan pada waktu kini.
Puisi ini pada dasarnya merupakan salah satu bentuk puisi yang berusaha untuk keluar dan lari dari ikatan konvensional untuk sebuah puisi itu sendiri.
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa puisi kontemporer dapat diartikan sebagai bagian dari jenis puisi yang memiliki kemampuan untuk bebas berekspresi, bebas membuat hingga membentuk kata baru. Meskipun kata yang digunakan dalam puisi ini bisa jadi tidak dikenal sebelumnya.
Puisi jenis ini sendiri juga tidak memiliki ikatan oleh baris, bentuk ataupun rima. Hal itu dikarenakan tujuan penciptaan dari puisi yang satu ini adalah untuk menyampaikan tujuan dan gagasan.
Di Indonesia, ada beberapa tokoh yang menginisiasi muncul bentuk puisi kontemporer, diantaranya yaitu:
1. Sutardji Calzoum Bachri, terkenal dalam karyanya O, Amuk, dan O Amuk Kapak
2. Ibrahim Sattah, terkenal dalam kumpulan puisi Hai Ti
3. Hamid Jabbar, terkenal dalam kumpulan puisi Wajah Kita
B. Ciri-Ciri Puisi Kontemporer
Setelah mengetahui dan memahami tentang pengertian dari jenis puisi yang satu ini, pada bagian ini Kita akan membahas tentang ciri-ciri dari puisi ini. Ciri-ciri pada puisi biasanya digunakan untuk membedakan puisi yang satu dengan puisi yang lain. Berikut ini adalah penjelasan dari delapan ciri-ciri puisi kontemporer, diantaranya yaitu:
1. Puisi kontemporer memiliki bentuk penulisan atau tipografi yang unik
2. Puisi kontemporer memiliki kebebasan untuk menyimpang dalam penulisan kata, baris dan bait dari ketentuan puisi pada umumnya
3. Puisi kontemporer biasanya membuat adanya kemacetan bunyi bahkan hampir tidak bisa dibaca, hal ini dikarenakan penciptaan puisinya terkadang hanya berupa tanda tanya yang disejajarkan.
4. Puisi kontemporer biasanya menggunakan idiom yang tidak lazim atau inkonvensional
5. Puisi kontemporer lebih memperhatikan kemerduan bunyi
6. Puisi kontemporer biasanya banyak melakukan pengulangan kata, frasa dan kelompok kata yang tidak wajar
7. Puisi kontemporer biasanya mencampurkan kata atau kalimat bahasa Indonesia dengan kata atau kalimat bahasa lain, baik dari bahasa asing maupun dari bahasa daerah.
8. Puisi kontemporer biasanya memakai gaya bahasa paralelisme dengan kombinasi gaya bahasa hiperbola
C. Unsur Menonjol Dari Puisi Kontemporer
Setelah mengetahui ciri-cirinya, tidak lengkap rasanya kalau tidak membahas tentang unsur yang menonjol dari jenis puisi yang satu ini. Berikut ini adalah penjelasan dari unsur-unsur yang menonjol dari puisi kontemporer, yaitu:
1. Unsur bunyi, adanya penekanan rima dan pengulangan
2. Unsur Tipografi, sebuah teknik penyusunan baris atau bait serta cara penulisan huruf
3. Enjambemen, pemotongan kalimat atau frase dalam puisi
4. Unsur Kelakar, kata-kata lucu yang digunakan untuk membuat orang tertawa
D. Jenis Puisi Kontemporer
1. Puisi Mantra
Jenis puisi kontemporer yang pertama adalah puisi mantra. Puisi mantra sendiri merupakan salah satu jenis puisi yang memiliki keterikatan dengan puisi lama yaitu mantra. Puisi mantra kembali diangkat dan dikenalkan pertama kali kepada banyak orang oleh penyair, Sutardji Calzoum Bachri.
Ciri-ciri dari puisi mantra ini, yaitu:
a. Puisi mantra disajikan untuk menimbulkan efek tertentu
b. Puisi mantra digunakan untuk menghubungkan dengan dunia misteri
c. Puisi mantra dapat memberikan efek kemanjuran
Salah satu contoh dari puisi mantra karya Sutardji Calzoum Bachri yakni, sebagai berikut:
Shang Hai
ping di atas pong
pong di atas ping
ping ping bilang pong
pong pong bilang ping
mau pong? bilang ping
mau mau bilang pong
mau ping? bilang pong
mau mau bilang ping
ya pong ya ping
ya ping ya pong
tak ya pong tak ya ping
ya tak ping ya tak pong
sembilu jarakMu merancap nyaring
2. Puisi Mbeling
Jenis puisi kontemporer yang kedua adalah puisi mbeling. Kata “mbeling” sendiri berasal dari bahasa Jawa yang memiliki arti nakal atau sulit diatur. Sesuai dengan namanya, puisi ini dapat dikategorikan sebagai salah satu jenis puisi yang liar dan tidak beraturan.
Hal itu bisa dilihat dari beberapa contoh karyanya yang tidak sesuai dengan ketentuan umum dalam puisi. Oleh karena itu, puisi yang tidak mengikuti aturan puisi pada umumnya bisa disebut sebagai puisi mbeling.
Ciri-ciri dari puisi mbeling sendiri ada tiga, yaitu:
a. Puisi mbeling biasanya memuat kritik sosial untuk pemerintahan
b. Puisi mbeling bisa juga digunakan untuk membuat sindiran kepada penyair puisi jenis yang lain
c. Penyair puisi mbeling mengutamakan unsur kelakar tanpa ada unsur tersirat
Salah satu contoh puisi mbeling, yaitu:
Kesejukan
kesejukan
di tengah kota
pasti AC
kesejukan
di tengah kampung
sepoi angin
yang satu
membuang uang
karena kebutuhan
yang satu
gratis menyehatkan
Pedas
pedas
cabai rawit
semua kecanduan
pedas
harga cabe rawit
haruskah mati kecanduan?
super pedas
ulah sang penguasa
pedas kecanduan
Hoax
hoax
negeri serba hoax
pemberi kebenaran hoax
penyampai bukti hoax
tak sepaham hoax
pembela haq hoax
axHOAXho
3. Puisi Tipografi
Jenis puisi kontemporer yang ketiga ini ada puisi tipografi. Puisi tipografi merupakan salah satu jenis puisi yang mempunyai pandangan bahwa bentuk atau wujud fisik puisi dapat memperkuat ekspresi dari suatu puisi itu sendiri. Puisi tipografi juga memiliki wujud fisik yang dianggap sebagai salah satu unsur puisi yang memiliki tanda dan makna tertentu. Pada akhirnya, wujud fisik dari puisi tipografi tidak dapat dilepaskan dari keseluruhan makna puisi.
Contoh puisi tipografi yang berjudul cinta:
Cinta
Selain tiga jenis puisi kontemporer yang ada di mata pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah, ada juga beberapa jenis puisi kontemporer yang perlu Kamu ketahui, seperti puisi tanpa kata, puisi minim kata, puisi multi lingual, puisi suprakata, hingga puisi idiom baru. Berikut ini adalah penjelasan terkait beberapa jenis puisi kontemporer tersebut, yaitu:
4. Puisi Tanpa Kata
Jenis puisi kontemporer keempat adalah puisi tanpa kata. Seperti namanya, puisi tanpa kata merupakan jenis puisi yang tidak menggunakan kata pada saat mengungkapkan ekspresinya. Puisi tanpa kata lebih berfokus pada penggunaan tanda baca seperti titik, garis, huruf, simbol tertentu, dan lain sebagainya.
Contoh puisi tanpa kata yang berjudul mati:
Mati
———————m—————-
———-a—————————-
—————————-t———-
—————i—————-i!!!!!!!!!!
5. Puisi Minim Kata
Jenis puisi kontemporer yang kelima adalah puisi minim kata. Hampir sama dengan puisi tanpa kata. Namun, puisi minim kata lebih menggunakan huruf, dibandingkan kata. Puisi minim kata sendiri dapat didefinisikan sebagai jenis puisi kontemporer yang tidak terlalu menggunakan banyak kata. Hanya saja, lebih berfokus pada penggunaan simbol selain kata, misalnya seperti huruf, garis, bahkan juga tanda baca.
Contoh puisi minim kata yang berjudul Reformasi:
Reformasi
RR R
RRRRR
R
RRRRRRRRR
RRRRRRRRR
RRRRRRRR
!! REFORMASI !!
6. Puisi Multi Lingual
Jenis puisi kontemporer yang keenam adalah puisi multi lingual. Puisi multi lingual sendiri merupakan salah satu jenis puisi yang lebih banyak menggunakan kata atau kalimat dalam berbagai bahasa, mulai dari bahasa daerah hingga berbagai bahasa asing.
Contoh Puisi Multi Lingual yang berjudul Merapi:
Merapi
merapi…
gagah bak penguasa
asap putih memayungimu
lebat hutan pengawalmu
sejarah laharmu abadi kini
merapi…
saumpamane kowe bisa nguri-uri
kabeh sing kaleksana ing tanah Jawi
prilakune manungsa
becik lan ora
marang alam
karunia sang Illahi.
7. Puisi Supra Kata
Jenis puisi kontemporer yang ketujuh adalah puisi supra kata. Puisi supra kata memiliki definisi sebagai salah satu jenis puisi yang biasanya memakai banyak kata konvensional daripada kata kekinian. Selain itu, puisi supra kata juga memiliki susunan yang telah banyak diubah atau dijungkirbalikkan, sehingga dapat melahirkan bentuk kosakata baru yang belum pernah ada sebelumnya.
Pada puisi supra kata, hal yang cukup ditonjolkan adalah aspek bunyi dan ritmenya. Hal ini pada akhirnya yang membuat puisi ini memiliki kemiripan dengan puisi mantra, yang mana keduanya memiliki tujuan untuk merangsang munculnya suasana magis dari puisi.
Contoh puisi supra kata karya Sides Sudyarto DS yang berjudul Puisi Jaman Bahari:
PUISI JAMAN BAHARI
GIRISA
Ya meraja jaramaya
Ya marani niramaya
Ya silapa palasiya
Ya mirado rodamiya
Ya midosa sadomiya
Ya dayuda dayudaya
Ya siyaca cayasiya
Ya sihama mahasiya
8. Puisi Idiom Baru
Jenis puisi kontemporer yang kedelapan adalah puisi idiom baru. Pengertian dari puisi idiom baru ini adalah puisi yang menjadikan idiom baru sebagai fokus utamanya. Puisi idiom baru sendiri banyak menggunakan kata yang diungkapkan cara lebih segar. Hal itu dikarenakan idiom yang ada dalam puisi ini merupakan idiom yang jarang digunakan. Alhasil, puisi idiom baru dapat menghasilkan kandungan makna baru dan nyawa baru pada setiap katanya.
Contoh puisi idiom baru yang berjudul Tidak:
Tidak
keheningan
bukanlah sepi
kesepian
bukanlah sunyi
penderitaan
bukanlah luka
pertanyaan
bukanlah ketidakpercayaan
menghilang
bukanlah ketakutan
firasat
jadi pertanda
kau pergi
tuk selamanya!
9. Puisi Konkret
Jenis puisi kontemporer yang kesembilan adalah puisi konkret. Puisi konkret menjadi salah satu jenis puisi yang memiliki kekuatan pada bentuk grafiknya. Bentuk grafik dari puisi ini merupakan bentukan dari banyak kata sehingga menjadikan suatu bentuk citra tertentu.
Selain itu, penyair biasanya ingin mengunakan puisi konkret untuk menyampaikan makna tertentu. Puisi konkret juga digunakan untuk menunjukkan keserasian kata-kata sehingga dapat menghasilkan bentuk citra, seperti bentuk segitiga, kerucut, hingga citra piala.
Contoh Puisi Konkret yang berjudul Doktorandus Tikus I
Doktorandus Tikus I
selusin toga
me
nga
nga
seratus tikus berkampus
diatasnya
dosen dijerat
profesor diracun
kucing
kawin
dan bunting
dengan predikat
sangat memuaskan
Rekomendasi Buku & Atikel Terkait Puisi Kontemporer
- Argumen
- Argumentasi
- Antonim dan Sinonim
- Bahasa Sansekerta
- Cara Menemukan Gagasan Pokok
- Cara Menentukan Ide Pokok
- Cara Membuat Kesimpulan
- Cara Penulisan Alamat Surat
- Cara Mencari Kalimat Utama
- Contoh Kata Sapaan
- Contoh Kalimat Aktif Transitif dan Intransitif
- Rekomendasi Contoh Kalimat Pujian
- Contoh Teks Eksplanasi Fenomena Alam
- Contoh Teks MC yang Harus Kamu Tahu
- Debat
- Fungsi Fakta Dalam Berita
- Pengertian Redaksi: Contoh Kegiatan Dan Struktur Organisasinya
- Gagasan Pendukung
- Hikayat
- Ide Pokok
- Implikasi
- Kalimat Ajakan
- Kalimat Konjungsi
- Kalimat Majemuk Bertingkat
- Kalimat Pasif
- Kalimat Pujian, Kritikan, Saran
- Kalimat Perintah
- Kalimat Efektif
- Kalimat Deklaratif
- Klausa
- Konotasi
- Kumpulan Cerita Rakyat Pendek Nusantara
- Majas
- Majas Personifikasi
- Majas Metafora
- Majas Smile
- Macam-macam Majas
- Motivation Letter
- Peribahasa
- Pidato
- Pidato Singkat 5 Menit
- Plot Twist
- Proposal
- Proposisi
- Prosedur Teks
- Contoh Teks Editorial
- Pokok Pikiran
- Cara Menentukan Ide Pokok Bacaan
- Perbedaan Paragraf Deduktif dan Induktif
- Perbedaan Kritik dan Esai
- Struktur Teks Prosedur
- Struktur Teks Inspiratif
- Struktur Teks Narasi
- Surat Dinas
- Surat Resmi
- Contoh Surat Pernyataan Ahli Waris
- Daftar Pustaka APA Style
- Teks Fantasi
- Teks Deskriptif
- Teks Persuasi
- Contoh Puisi Rakyat