Contoh Teks Anekdot – Di kehidupan sehari-hari, Grameds pasti sering membaca atau mendengar cerita lucu. Salah satu dari banyaknya cerita lucu yang kerap beredar di masyarakat adakah teks anekdot. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), teks anekdot adalah cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan, biasanya mengenai orang penting atau terkenal dan berdasarkan kejadian yang sebenarnya.
Teks anekdot merupakan teks yang berisi cerita singkat yang menarik, lucu, serta mengesankan karena teks anekdot memiliki isi berupa kritik maupun sindiran terhadap layanan publik, kebijakan, perilaku penguasa, maupun suatu kejadian/fenomena.
Teks anekdot sama seperti teks narasi, yang di dalamnya terdapat judul, tema tokoh, latar, dan unsur intrinsik teks ceita lainnya. Biasanya, isi teks anekdot berupa sindiran atau kritik terhadap tokoh penting, orang terkenal, atau fenomena tertentu serta berdasarkan pada kejadian yang sebenarnya. Supaya lebih jelas, Grameds bisa memahami mengenai teks anekdot dengan menyimak beberapa contohnya pada artikel berikut ini.
Daftar Isi
Contoh Teks Anekdot
Berikut ini merupakan beberapa contoh teks anekdot dengan berbagai tema beserta dengan strukturnya yang menarik untuk dipelajari.
1. Anggur Merah dan Cacing
Abstraksi
Seorang guru dengan ijazah pendidikan IPS yang baru saja di terima untuk mengajar di sebuah SMP Negeri. Karena di sekolah tersebut kekurangan guru IPA, mau tak mau Windu harus mengajar mata pelajaran IPA.
Orientasi
Di hari pertama masuk, materi yang diajarkannya mengenai pengaruh zat adiktif terhadap tubuh manusia. Windu mengajak seluruh muridnya untuk melakukan percobaan dengan memakai anggur merah dan cacing.
Krisis
“Di tangan kanan bapak, ada sebotol anggur merah dan di tangan kiri ada seekor cacing. Bapak akan memasukkan cacing ke dalam botol anggur. Setelah dimasukkan, cacing tersebut terlihat menggeliat, meregang, merontak, lalu diam dan tidak bergerak.” Kata Windu
Reaksi
Kemudian, Windy bertanya kepada murid-muridnya, “Siapa yang dapat menyimpulkan pengamatan mengenai anggur merah dan cacing yang baru saja kita saksikan bersama?”
Koda
Setelah beberapa waktu, ada seorang murid yang mengangjat tangan, dan menjawab, “Pak, menurut saya karena anggur merah bisa membunuh cacing, jadi jika kita meminum anggur merah, cacing yang ada di dalam perut kita akan mati”.
Sontak, murid lainnya tertawa, sementara Windu hanya mengerutkan kening dan memikirkan kalimat yang sesuai untuk menanggapi jawaban tersebut.
2. Kakek dan Obat Sakit Kepala
Abstraksi
Suatu sore pada bulan Ramadhan, kakek bersama dengan para cucunya tengah asik menonton TV. Mereka menonton program favorit cucu kakek, yaitu film kartun.
Orientasi
Setiap 20-30 menit sekali, muncul iklan di tayangan TV tersebut. Satu di antaranya ialah obat sakit kepala yang mengklaim bahwa obat tersebut bisa diminum kapan pun tanpa menyebabkan kantuk.
Krisis
Saat kakek dan para cucunya sedang asik menonton TV, tiba-tiba kakek merasa kepalanya pusing dan sakit sekali. Kakek kemudian langsung memanggil cucu tertuanya untuk membeli obat sakit kepala di warung sebelah rumah.
Reaksi
Saat sang cucu pulang ke rumah setelah membeli obat, kakek segera meminum obat sakit kepala tersebut tersebut. Cucunya yang melihat kejadian tersebut, sontak merasa kaget dan langsung bertanya, “Ini kan belum berbuka, kek. Kok kakek sudah minum obat?”
Koda
Dengan percaya diri dan disertai dengan raut wajah yang tampak tak berdosa, sang kakek kemudian menjawab, “Itulah hebatnya obat ini, cu. Bisa diminum kapan pun dan di mana pun!”
3. Hukum Peradilan
Abstraksi
Pada suatu hari, terdapat seorang tukang pedati yang mengalami musibah berupa kecelakaan.
Orientasi
Tukang pedati yang tekun dan rajin tersebut sedang berjalan di atas jembatan yang rapuh, kemudian ia jatuh ke sungai.
Krisis
Tukang pedati beserta keluarganya tak terima karena mereka memperolah kerugian akibat jatuhnya tukang pedati dari jembatan tersebut, sehingga tukang pedati dan keluarganya menuntut pihak yang bertanggung jawab atas jembatan yang membuatnya terjatuh.
Reaksi
Seluruh terdakwa, yakni pembuat jembatan, tukang kayu, penjual kayu, serta pembantunya saling melempar kesalahan sehingga hakim merasa kesulitan dalam mengambil keputusan.
Koda
Akhirnya, pembantu yang memiliki badan pendek, kurus, dan memiliki uang dimasukkan ke penjara sekaligus disita uangnya, padahal ia sama sekali tak bersalah. Masyarakat yang juga merasa bingung dan menginginkan semuanya segera berakhir, menyetujui keputusan hakim yang diambil secara sepihak dan dengan serempak masyarakat menjawab, “adil”.
4. Cara Kerbau Membaca Buku
Abstraksi
Pada suatu hari, seorang raja bernama Raja Rafa menghadiahi Azzam seekor kerbau. Azzam menerimanya dengan senang hati.
Orientasi
Meski begitu, Raja Rafa memberi syarat supaya Azzam mengajari terlebih dulu kerbau tersebut supaya bisa membaca. Raja Rafa memberi waktu tiga minggu kepada Azzam dan jika tidak berhasil, Raja Rafa akan memberikan hukuman kepada Azzam.
Azzam menerima syarat tersebut, kemudian berlalu. Sembari menuntun kerbau tersebut, ia memikirkan apa yang akan dilakukannya. Bila ia bisa mengajari kerbau tersebut untuk membaca, tentu ia akan mendapatkan hadiah. Akan tetapi, jika ia tidak berhasil, ia pasti akan mendapatkan hukuman.
Tiga minggu kemudian, Azzam kembali ke istana. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Raja Rafa langsung menunjuk ke sebuah buku besar supaya Azzam dengan segera mempraktikkan apa yang sudah ia ajarkan kepada calon kerbau miliknya. Azzam kemudian menggiring kerbau tersebut untuk menghadap ke arah buku dan membuka sampulnya.
Krisis
Si kerbau menatap buku besar. Lalu, tak lama kemudian secara ajaib si kerbau mulai membuka-buka buku besar dengan menggunakan lidahnya, secara terus-menerus, lembar demi lembar, hingga sampai ke halaman paling akhir.
Reaksi
Setelah itu, kerbau menatap Azzam seakan berkata ia sudah membaca buku tersebut seluruhnya.
“Demikianlah, kerbau pintar ini telah membaca semua lembar bukunya,” kata Azzam.
Raja Rafa merasa ada yang janggal dan ia mulai melakukan interogasi. Raja Rafa merasa kagum dan memberi hadiah kepada Azzam. Akan tetapi, Raja Rafa mengajukan pertanyaan “Bagaimana cara mengajarkan kerbau untuk membaca?”
Azzam menjawab, “Saat tiba di rumah, aku menyiapkan lembaran-lembaran besar yang serupa dengan buku. Aku menyisipkan biji-bijian di setiap lembarnya. Kerbau tersebut harus belajar untuk membolak-balik halaman untuk dapat memakan biji-bijian tersebut, jika tak menemukan biji gandum ia harus membalik kertas, untuk melihat halaman berikutnya. Hanya itu yang ia lakukan terus hingga ia terlatih untuk membolak-balik halaman buku tersebut.”
“Akan tetapi, bukankah kerbau tersebut sama sekali tidak mengerti apa yang ia baca?” tukas Raja Rafa.
Azzam menjawab, “Memang begitulah cara kerbau membaca, hanya membolak-balik halaman tanpa mengerti maksud dari apa yang dibacanya.”
Koda
“Jadi, jika kita juga hanya membuka-buka buku tanpa memahami isinya, berarti kita sama bodohnya dengan kerbau, bukan?” kata Azzam dengan mimik yang serius.
Tujuan Teks Anekdot
Teks anekdot ialah teks yang dibuat dengan tujuan untuk mengungkapkan suatu kebenaran dan biasanya terdapat sindiran secara tidak langsung. Hal tersebut membuat teks anekdot berbeda dan tak sekadar lelucon semata, tetapi memiliki makna atau nilai dibalik cerita lucunya.
Penyajian teks anekdot bisa berbentuk teks dialog, narasi, maupun cerita bergambar. Dalam penyajian teks anekdot umumnya menggunakan kalimat langsung.
Struktur Teks Anekdot
Biar semakin memahami apa itu teks anekdot, yuk kita ketahui struktur teks anekdot. Struktur teks anekdot terdiri dari lima bagian. Kelima bagian teks anekdot tersebut, yaitu:
- Abstrak: Bagian pada awal paragraf yang memiliki fungsi untuk memberi gambaran mengenai isi teks. Secara umum, bagian ini menunjukkan mengenai hal unik yang akan terjadi di dalam teks.
- Orientasi: Bagian yang menunjukkan latar belakang atau awal kejadian cerita mengenai bagaimana peristiwa tersebut terjadi. Umumnys penulis menceritakan secara detail pada bagian ini.
- Krisis atau Komplikasi: Bagian di mana terjadi masalah atau hal yang unik maupun tidak biasa yang terjadi pada tokoh utama.
- Reaksi: Bagian mengenai bagamai cara penulis atau tokoh utama menyelesaikan masalah yang timbul pada bagian krisis sebelmunya.
- Koda: Bagian yang menjadi akhir dari cerita tersebut. Bisa juga dengan memberikan kesimpulan mengenai kejadian yang dialami oleh tokoh utama.
Ciri-Ciri Teks Anekdot
Utamanya, teks anekdot memiliki ciri kebahasaan, yakni menggunakan kalimat langsung. Lebih lanjut, berikut, ciri kebahasaan dari teks anekdot.
- Kalimat langsung: Kalimat langsung meupakan petikan dari dialog para tokohnya, sedangkan kalimat tidak langsung adalah bentuk penceritaan kembali daru dialog seorang tokoh.
- Penggunaan sudut pandang orang ketiga: Penggunaan ini bisa disebutkan secara langsung atas nama tokoh faktualnya, seperti presiden, hakim, jaksa, maupun tokoh-tokoh masyarakat lainnya.
- Keterangan Waktu: Keterangan waktu, misalnya tadi pagi, kemari, saat itu, dan pada suatu hari.
- Kata Kiasan: Kata kiasan atau konotasi merupakan kata yang tak mempubyai makna sebenarnya. Kata ini bisa berupa peribahasa atau pun ungkapan.
- Kalimat Sindiran: Kalimat sindiran secara umum diungkapkan dalam teks anekdot melalui perbandingan, pengandaian, dan antonim atau lawan kata.
- Konjungsi Penjelas: Konjungsi penjelas atau penerang, misalnya “seperti” dan “bahwa”. Hal tersebut karena memiliki keterkaitan dengan pengubahan dialog dari kalimat langsung ke kalimat tidak langsung.
- Kata Kerja Material: Kata kerja material merupakan kata yang menunjukkan suatu kegiatan yang bisa dirasakan oleh panca indera.
- Kata Kerja Mental: Kata kerja mental merupakan kata yang menyatakan suatu hal yang dirasakan atau dipikirkan oleh seorang tokoh.
- Konjungsi Sebab Akibat: Konjungsi sebab akibat adalah kata penghubung yang menyatakan sebab dan akibat, contohnya “demikian”, “oleh karena itu”, “maka”, dan “sehingga”.
- Kalimat Imperatif: Kalimat imperatif merupakan kalimat yang bersifat memberi perintah atau bisa juga berupa larangan dan peringatan.
- Kalimat Seru: Kalimat seru secara umum ditandai dengan adanya tanda seru pada akhir kalimar. Kalimat ini bersifat sebagai ungkapan rasa seseorang atau untuk menegaskan.
- Konjungsi Temporal: Konjungsi ini memiliki maknya kronologis (temporal), contohnya “akhirnya”, “selanjutnya”, “kemudian”, dan “lalu”.
- Kalimat Retoris: Kalimat retoris merupakan kalimat pertanyaan yang tak memerlukan jawaban. Kalimat retoris dalam teks anekdot bisa juga bermakna sebagai kalimat yang mengandung sindiran.
Demikian pembahasan tentang contoh anekdot beserta strukturnya. Semoga semua pembahasan di atas bermanfaat untuk kalian, ya. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.
Jika ingin mencari buku tentang teks bahasa Indonesia, kamu bisa mendapatkannya di gramedia.com, atau bisa juga lihat rekomendasi buku di bawah ini, ya.
Penulis: Nanda Akbar Gumilang
Sumber:
- https://www.materibindo.com/2018/04/teks-anekdot.html
- https://pastiguna.com/contoh-teks-anekdot/
- https://news.detik.com/berita/d-6431440/teks-anekdot-adalah-ciri-ciri-struktur-cara-membuat-dan-contoh#:~:text=Pengertian%20Teks%20Anekdot,%2C%20atau%20suatu%20fenomena%2F%20kejadian.
Rekomendasi Buku Terkait
1700 Plus Bank Soal Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK 10, 11, 12
Setiap oran gtua pasti menginginkan hal terbaik bagi anak-anaknya, terutama dari segi pendidikan. Harapan orangtua supaya anak-anaknya bisa menduduki bangku pendidikan yang terbaik guna untuk mempersiapkan masa depan pasti sangat tinggi. Banyak hal yang bisa dilakukan oleh orang tua supaya seluruh harapannya bisa tercapai. Selain memahami teori, anak juga memerlukan latihan untuk mengerjakan soal-soal dan memperoleh nilai terbaik di sekolahnya. Latihan soal tak selalu hanya berlaku bagi siswa di sekolah dasar, melainkan juga bisa dipakai oleh siswa di jenjang pendidikan lainnya.
Seluruh siswa juga pastinya menginginkan nilai ujian yang baik dan memuaskan. Meski demikian, untuk dapat memperoleh prestasi hasil belajar yang baik pastinya tak semudah membalikkan telapak tangan. Buku ini disusun dengan tujuan untuk membantu para peserta didik memperoleh nilai terbaik di mata pelajaran Bahasa Indonesia. Peserta didik dapat memantau seberapa lama waktu yang diperlukan dalam menyelesaikan soal, baik untuk mengasah ketepatan serta kecepatan peserta didik untuk mengerjakan ujian nanti. Peserta didik dapat melihat nilai rata-rata secara keseluruhan serta membagikan hasilnya melalui akun media sosial.
Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MA/SMK/MAK Kelas 11
Bahasa Indonesia adalah salah satu pelajaran wajib bagi siswa SMA baik bagi jurusan IPS, IPA, dan tentunya Bahasa. Selain itu, siswa SMK juga diwajibkan untuk memperoleh mata pelajaran ini. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, para siswa akan belajar mengenai tata bahasa baik lisan maupun tulisan dalam Bahasa Indonesia.
Buku “Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MA/SMK/MAK Kelas 11 Kurikulum 2013 Revisi” adalah buku pelajari materi Bahasa Indonesia yang baik dan benar untuk tingkat SMA dan sederajat ini hadir untuk mendampingi Grameds dalam belajar Bahasa Indonesia dengan lebih seru dan asyik. Buku ini berisi ringkasan materi yang jelas, lengkap, serta mudah dipahami. Selain itu, buku ini juga dilengkapi dengan gambar pendukung untuk menjelaskan materi dengan lebih rinci.
Jenis-Jenis Teks Analisis Fungsi Struktur Kaidah dan Penulisan
Buku ini menarik dan penting dibaca oleh berbagai kalangan terutama bagi kalangan pelajar SMA/MA/SMK di seluruh penjuru nusantara karena jenis-jenis teks yang disuguhkan merupakan bagian dari mata pelajaran Bahasa Indonesia yang tersebar dalam tiga kelas (kelas X, XI, XII).
Dalam buku karya Dr. E. Kosasih, M.Pd. ini, masing-masing teks diulas dan dikaji berdasarkan struktur dan kaidahnya dengan alur kegiatannya dimulai dengan memahami, membandingkan, menganalisis, mengevaluasi, menginterpretasi, memproduksi, menyunting, mengabstraksi, dan mengonversi dari bentuk teks yang satu ke bentuk teks lainnya.
- Argumen
- Argumentasi
- Antonim dan Sinonim
- Bahasa Sansekerta
- Cara Menemukan Gagasan Pokok
- Cara Menentukan Ide Pokok
- Cara Membuat Kesimpulan
- Cara Penulisan Alamat Surat
- Cara Mencari Kalimat Utama
- Contoh Kata Sapaan
- Contoh Kalimat Aktif Transitif dan Intransitif
- Rekomendasi Contoh Kalimat Pujian
- Contoh Teks Eksplanasi Fenomena Alam
- Contoh Teks MC yang Harus Kamu Tahu
- Debat
- Fungsi Fakta Dalam Berita
- Pengertian Redaksi: Contoh Kegiatan Dan Struktur Organisasinya
- Gagasan Pendukung
- Hikayat
- Ide Pokok
- Implikasi
- Kalimat Ajakan
- Kalimat Konjungsi
- Kalimat Majemuk Bertingkat
- Kalimat Pasif
- Kalimat Pujian, Kritikan, Saran
- Kalimat Perintah
- Kalimat Efektif
- Kalimat Deklaratif
- Klausa
- Konotasi
- Kumpulan Cerita Rakyat Pendek Nusantara
- Majas
- Majas Personifikasi
- Majas Metafora
- Majas Smile
- Macam-macam Majas
- Motivation Letter
- Peribahasa
- Pidato
- Pidato Singkat 5 Menit
- Plot Twist
- Proposal
- Proposisi
- Prosedur Teks
- Contoh Teks Editorial
- Pokok Pikiran
- Cara Menentukan Ide Pokok Bacaan
- Perbedaan Paragraf Deduktif dan Induktif
- Perbedaan Kritik dan Esai
- Struktur Teks Prosedur
- Struktur Teks Inspiratif
- Struktur Teks Narasi
- Surat Dinas
- Surat Resmi
- Contoh Surat Pernyataan Ahli Waris
- Daftar Pustaka APA Style
- Teks Fantasi
- Teks Deskriptif
- Teks Persuasi
- Contoh Puisi Rakyat