Contoh iqlab – Setiap Muslim hendaknya membaca Al-Quran untuk menenangkan hati dan sebagai wujud menyerahkan diri pada Allah SWT. Dengan membaca Al-Quran dapat memberikan ketenangan dan ketentraman batin. Ayat-ayat Al-Quran mampu memberikan kedamaian dalam diri.
Ketika membaca Al-Quran diharuskan untuk mengetahui rambu-rambu berupa tajwid, makhorijul huruf, dan qalqalah. Membaca Al-Quran juga terdapat adab yang harus dipatuhi sebagai upaya menghormati Al-Quran sebagai kitab suci.
Merangkum dari Mushaf Tajwid Lengkap dan Hafalan yang dimuat dalam laman Islamdigest.republika.co.id, berikut adab ketika membaca Al-Quran.
- Mengenakan pakaian yang baik dan menutup aurat.
- Membaca Al-Quran diniatkan hanya karena Allah SWT dan membersihkan diri dari keinginan hawa nafsu serta hal-hal bersifat duniawi.
- Menyentuk mushaf AL-Quran dalam keadaan suci, baik dari hadas kecil ataupun hadas besar.
- Menghadapkan tubuh dan wajah kea rah kiblat sebagai upaya memberikan penghormatan pada Al-Quran.
- Melaksanakan sujud tilawah ketika membaca ayat sajdah, baik di dalam salat ataupun di luar salat. Kecuali, seorang makmum maka wajib mengikuti imamnya karena seorang makmum tidak diperbolehkan melaksanakan sujud tilawah sendiri ketika imam tidak melakukannya.
- Ketika adzan berkumandang, mendoakan orang yang bersin, menjawab pertanyaan orang, dan sebagainya maka berhenti pada ayat sesuai aturan dalam membaca Al-Quran.
- Ketika keluar angin, batuk, bersin, berdehem, kentut, sendawa, dan sebagainya maka dianjurkan untuk menahan bacaan (atau jangan sambil membaca).
- Ketika sampai pada ayat rahmat maka berhenti sejenak dan berdoa memohon kepada Allah. Serta, ketika sampai pada ayat azab maka berhenti sejenak pula untuk berlindung kepada Allah SWT.
- Diutamakan membaca dengan keadaan duduk. Meskipun diperbolehkan membaca Al-Quran dengan berdiri atau berbaring, tetapi tetap diutamakan dengan duduk.
- Membersihkan gigi dengan bersiwak atau menggosok gigi.
- Ketika membaca Al-Quran lebih baik dalam keadaan bersih dan suci dari najis, baik pakaian, badan, ataupun tempat membaca Al-Quran harus bersih dari najis.
- Mengawali membaca Al-Quran dengan membaca taawudz.
- Khusyuk, tumaninah, dan tenang.
- Membaca basmalah pada setiap awal surah, kecuali surah At-Taubah.
- Merasa seolah-olah sedang menghadap kepada Allah SWT.
- Menghayati dan merenungi setiap makna dalam Al-Quran, seperti perintah, larangan, janji, ancaman, ibrah, dan lain-lain.
- Merasakan dalam hati bahwa Al-Quran memiliki keagungan dan kemuliaan.
- Mengusahakan membaca Al-Quran dengan suara yang baik sesuai dengan kemampuan.
- Ketika tilawah tidak bermain-main dengan tangan, berdendang, atau menggoyangkan kepala.
- Memperhatikan tajwid dan makharijul huruf (tempat keluarnya huruf).
- Fokus membaca Al-Quran dengan tidak menoleh ke kanan ke kiri atau melihat sesuatu yang dapat memalingkan hati dari mentadaburi kandungan Al-Quran.
- Tidak dianjurkan tertawa, berbicara, makan, gaduh, mengunyah permen, dan kegiatan lainnya di sela-sela membaca Al-Quran.
Dengan mempelajari dan mendalami ilmu tajwid, maka seorang muslim dapat membaca Al-Quran dengan tartil. Saat ini, sudah ada banyak buku tajwid yang bisa dijadikan sebagai panduan, salah satunya adalah buku Pelajaran Tajwid Praktis.
Daftar Isi
Mengenal Makhorijul Huruf dalam Al-Quran
Makhorijul huruf merupakan tempat-tempat atau letak keluarnya huruf-huruf hijaiyah ketika melafalkan setiap ayat AL-Quran. Makhorijul huruf dibedakan menjadi beberapa jenis seperti yang dimuat dalam laman Kumparan.com sebagai berikut.
1. Asy Syafatain (Dua Bibir) 4 Huruf
Asy-syafatain berarti dua bibir, yakni tempat keluarnya huruf hijaiyah yang berada di bibir. Asy-syafatain terdiri dari empat huruf sebagai berikut.
- Fa’ ( ف ) keluar dari dalamnya bibir yang bawah, serta menepati dengan ujung dua gigi seri yang atas.
- Wawu ( و ), ba’ ( ب ), mim ( م ) keluar di antara dua bibir (antara bibir atas dan bawah). Hanya saja untuk wawu bibir membuka, sedangkan untuk ba’ dan mim bibir membungkam.
2. Al-Halq (Tenggorokan) 6 Huruf
Al-halaq berarti tenggorokan. Al-halq terdiri dari enam huruf yang dikelompokkan menjadi tiga bagian di antaranya sebagai berikut.
- Asyqal Halqi (pangkal tenggorokan), yaitu hamzah ( ء ) dan ha’ ( هـ ).
- Wasthul Halqi (pertengahan tenggorokan), yaitu ha’ ( ح ) dan ‘ain ( ع ).
- Adnal Halqi (ujung tenggorokan), yaitu ghoin ( غ ) dan kho’ ( خ ).
3. Al-Lisan (Lidah)
Al-lisan berarti lidah. Terdapat 8 huruf hijaiyah yang keluar dari lidah. Kedelapanbelas huruf tersebut dikelompokkan menjadu 10 makhraj di antaranya sebagai berikut.
- Sisi/tepi lidah/pangkal tepi lidah, yaitu huruf dho’ ( ض ). Bunyinya keluar dari tepi lidah (boleh tepi lidah kanan atau kiri) hingga sambung dengan makhrojnya huruf lam, serta menepati geraham.
- Pangkal lidah (2 huruf)
Pada pangkal lidah terdiri dari dua kelompok sebagai berikut.
- Pangkal lidah dan langit-langit mulut bagian belakang, yaitu huruf qof ( ق ). Bunyinya keluar dari pangkal lidah dekat dengan kerongkongan yang dihimpitkan ke langit-langit mulut bagian belakang.
- Pangkal lidah bagian tengah dan langit-langit mulut bagian tengah, yaitu huruf kaf ( ك ). Bunyinya keluar dari pangkal lidah di depan makhroj huruf qof, yang dihimpitkan ke langit-langit bagian mulut bagian tengah.
- Tengah-tengah lidah, yaitu huruf jim ( ج ), syin ( ش ), dan ya’ ( ي ). Bunyinya keluar dari tengah-tengah lidah, serta menepati langit-langit mulut yang tepat di atasnya.
- Ujung tepi lidah, yaitu huruf lam ( ل ). Bunyinya keluar dari tepi lidah (sebelah kiri atau kanan) hingga penghabisan ujung lidah, serta menepati dengan langit-langit mulut atas.
- Ujung lidah, yaitu huruf nun ( ن ). Bunyinya keluar dari ujung lidah (setelah makhrojnya lam), lebih masuk sedikit ke dasar lidah daripada lam, serta menepati dengan langit-langit mulut atas.
- Ujung lidah tepat, yaitu huruf ro’ ( ر ). Bunyinya keluar dari ujung lidah tepat (setelah makhrojnya nun dan lebih masuk ke dasar lidah daripada nun) serta menepati dengan langit-langit mulut atas.
- Kulit gusi atas, yaitu huruf dal ( د ), ta’ ( ت ), dan tho’ ( ط ). Bunyinya keluar dari ujung lidah serta menepati dengan pangkal gigi seri yang atas.
- Runcing lidah, yaitu huruf shod ( ص ), sin ( س ), dan za’ ( ز ). Bunyinya keluar dari ujung lidah serta menepati ujung dua gigi seri yang bawah.
- Gusi, yaitu huruf dho’ ( ظ ), tsa’ ( ث ), dan dzal ( ذ ). Bunyinya keluar dari ujung lidah serta menepati dengan ujung dua gigi seri yang atas.
- Al-Khaisyum (Pangkal Hidung)
Al-khaisyum berarti pangkal hidung. Tempat tersebut menjadi tempat keluarnya huruf hijaiyah yang terletak di jalur hidung dengan suara dengung atau ghunnah.
Adapun, huruf yang termasuk dalam al-khaisyum, yakni huruf-huruf gunnah, yakni mim dan nun dengen beberapa ketentuan. Di antaranya mim bertasydid, nun bertasydid, mim sukun yang bertemu dengan mim atau ba’, dan nun sukun yang dibaca idgham bighunnah, ikhfa, dan iqlab.
5. Al-Jauf (Rongga Mulut) 3 Huruf
Al-jauf dimaknai dengan rongga mulut, yakni tempat keluarnya huruf-huruf hijaiyah yang letaknya di rongga mulut. Adapun, bunyi huruf yang keluar dari al-jauf terdiri dari tiga macam, yakni alif ( ا ), wawu ( و ), ya’ ( ي ).
Mengenal Tajwid dalam Al-Quran
Tajwid merupakan ilmu yang mempelajari tentang tata cara melafalkan atau mengucapkan huruf-huruf yang terdapat dalam Al-Quran dengan benar, tepat, dan baik. Adapun, hukum mempelajari ilmu tajwid termasuk dalam fardhu kifayah.
Berikut pengelompokkan ilmu tajwid dan contohnya yang telah dirangkum dari berbagai laman di internet.
1. Hukum Tajwid Nun Sukun dan Tanwin
Nun sukun dan tanwin merupakan hukum bacaan nun mati yang bertemu dengan salah satu huruf yang telah dikelompokkan dalam beberapa kategori. Adapun, hukum nun sukun dan tanwin terbagi menjadi lima macam, yakni izar halqi, idgham bigunnah. idgham bilaghunnah, iqlab, dan ikfa haqiqi.
Berikut penjelasan kelima hukum tajwid nun sukun dan tanwin tersebut.
1. Izhar Halqi
Izhar halqi merupakan hukum bacaan jika nun mati atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf alif atau hamzah, kha’,’ain, ha’, ghain, ha’. Izhar sendiri secara bahasa berarti jelas dan halqi berarti tenggorokan.
Adapun, cara membaca izhar halqi adlaah jelas dan pendek, terang, tidak samar, bunyi suara tetap jelas, dan tidak mendengung. Supaya lebih memahami tentang ishar halqi, Grameds dapat menyimak contoh di antaranya وَمَنْ أَحْسَنُ, وَمِنْهُم, وَتُنْحِتُوْنَ, مِنْ خَلْفِهِمْ, اَ نْعَمْتَ, فَسَيُنْغِضُوْنَ
2. Idgham Bighunnah
Idgam bighunnah merupakan hukum bacaan yang melebur dan disertai dengan dengungan atau yang bermakna memasukkan salah satu huruf nun mati atau tanwin ke dalam huruf setelahnya. Pelafalan idgham bighunnah harus mendengung jika bertemu dengan empat huruf di antaranya nun, mim, wau, dan ya’.
Adapun, contoh dari idgham bighunnah di antaranya اَبِيْ لَهَبٍ وَّتَبَّ, مِنْ جُوْعٍ وَّاٰمَنَهُمْ, مَالًا وَّعَدَّدَهٗۙ
3. Idgham Bilaghunnah
Idgham bilaghunnah berarti melebur tanpa dengung atau bermakna memasukkan huruf nun mati atau tanwin ke dalam huruf sesudahnya tanpa disertai dengan suara mendengung. hukum bacaan ini berlaku ketika nun atau tanwin bertemu dengan huruf lam dan ra’.
Perlu diingat bahwa hukum idgham bilaghunnah tidak berlaku ketika nun mati atau tanwin serta huruf tersebut tidak dalam satu kata. Adapun, contoh dari idgham bilaghunnah di antaranya هُدًى لِّلْمُتَّقِيْنَۙ, مِّنْ رَّبِّهِمْ, وَلٰكِنْ لَّا يَشْعُرُوْنَ
4. Iqlab
Iqlab merupakan suatu hukum bacaan Al-Quran yang terjadi jika nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf ba’. Cara membacanya, yakni nun mati atau tanwin tidak lagi dibaca sebagai nun atau tanwin, tetapi berubah menjadi bunyi huruf mim.
Adapun, contoh iqlab di antaranya كَلَّا لَيُنۡۢبَذَنَّ فِى الۡحُطَمَةِ, لَنَسْفَعًا بِالنَّاصِيَةِ, وَاَنۡتَ حِلٌّ ۢ بِهٰذَا الۡبَلَدِۙ
5. Ikfa Haqiqi
Ikhfa berarti menyamarkan. Hukum bacaan ikhfa haqiqi berlaku jika huruf nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf ikhfa di antaranya ba (ب), ta (ت), tha (ث), jim (ج), dal (د), dzal (ذ), ra (ر), za (ز), sin (س), syin (ش), sad (ص), dad (ض), tho (ط), tho (ظ), dan fa (ف).
Ketika bertemu dengan huruf-huruf tersebut maka nun mati atau tanwin harus dibaca samar arau antara bacaan izhar dan bacaan idgham. Adapun, contoh dari ikfa haqiqi di antaranya وَّاَنۡزَلۡنَا مِنَ الۡمُعۡصِرٰتِ مَآءً ثَجَّاجًا, قَالُوۡا تِلۡكَ اِذًا كَرَّةٌ خَاسِرَةٌ, اَلَمۡ يَجِدۡكَ يَتِيۡمًا فَاٰوٰى
Memperdalam ilmu tajwid tak bisa dilakukan dengan waktu yang singkat. Maka dari itu, seorang muslim juga perlu mempelajari ilmu tajwid dari berbagai macam buku, salah satu buku yang bisa dijadikan sebagai panduan dalam memperdalam ilmu tajwid adalah Pelajaran Ilmu Tajwid.
2. Hukum Tajwid Mim Mati
Hukum bacaan mim mati menjadi bagian dari macam-macam tajwid. Hukum bacaan ini didasarkan pada peremuan antara mim mati dengan huruf tertentu. Hukum tajwid mim mati terdiri dari ikhfa syafawi, izhar syafawi, dan idgham mimi. Berikut penjelasan ketiga hukum tersebut.
1. Ikhfa Syafawi
Hukum bacaan ikhfa syafawi dibaca dengan cara samar-samar pada bibir dan didengungkan. Ikhfa syafawi berbeda dengan ikhfa haqiqi. Perbedaannya, yakni ikhfa syafawi bukan nun mati bertemu dengan huruf ikhfa, tetapi huruf mim mati yang bertemu dengan ba’. Sebagai contoh مِثْلَهُمْ بَلٰى
2. Izhar Syafawi
Hukum bacaan izhar syafawi berlaku ketika huruf mim bertemu dengan salah stau huruf hijaiyyah selain mim dan ba’. Adapun, cara membacanya jelas pada bibir sambil menutup mulut. Sebagai contoh الَّذِى هُمْ فٍىْهِ مُخْتَلِفُوْنَ, وَجَعَلْنَانَوْمَكُمْ سُبَا تًا
3. Idgham Mimi
Idgham mimi atau disebut juga sebagai idgham mutamasilain terjadi ketika huruf mim bertemu dengan huruf mim. Adapun, cara melafalkannya, yakni dengan membaca huruf mim secara rangkap dan berdengung. Sebagai contoh فِيْ قُلُوْبِهِمْ مَّرَضٌۙ
3. Hukum Tajwid Idgham
Hukum tajwid idgham terbagi menjadi tiga kelompiok, yakni idgham mutamathilain, idgham mutaqaribain, dan idgham mutajanisain. Ketiganya dibedakan berdasarkan perbedaan makhraj dan sifatnya. Berikut penjelasan ketiganya.
4. Idgham Mutamathilain
Idgham mutamathilain merupakan hukum bacaan yang terjadi ketika suatu huruf bertemu dengan huruf yang sama, seperti dzal bertemu dengan dzal maka cara membaca huruf sukun dilebur dengan huruf berikutnya atau dibaca tasydid tanpa ditahan. Sebagai contoh فَقُلْنَا اضْرِبْ بِعَصَاك
5. Idgham Mutaqaribain
Idgham Mutaqaribain terjadi ketika bertemunya dua huruf yang makhraj dan sifatnya serupa, seperti mim bertemu dengan ba’, huruf kaf bertemu dengan Qaf.
Dua huruf yang berdekatan sifat saja, tetapi makhraj nya tidak berdekatan, misalnya nun (ن) sukun bertemu ya’ (ي), mim (م), wau (و), lam (ل) dan ra (ر) berharakat.
Serta, Dua huruf yang berdekatan makhraj saja, tetapi sifat nya tidak berdekatan, misalnya huruf lam (ل) sukun bertemu ra (ر) berharakat. Idgham Mutaqaribain terdiri dari dua kata, yakni idgham dan mutaqaribain.
Idgham berarti memasukkan, sememtara itu, mutaqaribain berarti dua huruf yang berdekatan. Adapun. Cara membacanya, yakni dengan memasukkan huruf pertama (sukun) ke dalam huruf kedua. Sebagai contoh وَقُلْ رَّبِّ اَدْخِلْنِيْ
6. Idgham Mutajanisain
Idgham mutajanisain merupakan hukum bacaan ketika dua huruf dengan makhraj yang sama, tetapi tidak memiliki sifat yang sama. Misalnya huruf ta’ bertemu dengan tha, lam bertemu dengan ra’, serta dzal bertemu dengan huruf zha. Sebagai contoh إِذْ هَمَّتْ طَّـآئِفَتَانِ
4. Hukum Tajwid Qalqalah
Qalqalah berarti pantulan suara dengan tiba-tiba sehingga akan terdengar seperti suara membalik atau terdengar getaran suara. Terdapat lima huruf qalqalah, yakni ba (ب), jim (ج), dal (د), ta (ط), dan qaf (ق) atau dapat disingkat dengan qatbujadin.
Qalqalah terbagi menjadi dua jenis, yakni qalqalah sugra dan qalqalah kubra. Berikut, penjelasan keduanya.
1. Qalqalah Kubra
Qalqalah kubra merupakan hukum tajwid yang terjadi jika terdapat huruf qalqalah yang berada di akhir lafal, baik karena harakat sukun, kasrah, fathah, dhummah, dan tanwin tetap dibaca waqaf. Adapun, cara membacanya, yakni dipantulkan dengan cukup kuat. Sebagai contoh فِيْٓ اَمْرٍ مَّرِيْجٍ
2. Qalqalah Sugra
Qalqalah sugra terjadi ketika terdapat huruf qalqalah yang berada di tengah lafal dengan harakat sukun. Adapun, cara membacanya, yakni dipantulkan tidak terlalu kuat. Sebagai contoh اِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْاَبْتَرُ
5. Hukum Bacaan Mad
Mad memiliki arti melanjutkan. Terdapat dua bagian mad, yakni mad asli dan mad far’i. Adapun huruf dari mad terdiri dari, alif, wau, dan ya’. Huruf-huruf tersebut harus berbaris mati atau saktah. Sementara itu, panjang pendeknya bacaan mad diukur dengan menggunakan harakat.
Untuk lebih memahami mengenai mad, Grameds dapat menyimak beberapa macam hukum mad sebagai berikut.
1. Mad Thabi’i
Mad tahabi’i merupakan salah satu dari berbagai macam mad yang terjadi jika terdapat alif yang terletak sesudah fathah atau ya’ sukun yang juga terletak setelah aksrah atau bisa juga huruf wau yang terletak sesudah dhummah.
Adapun, arti dari mad adalah panjang dan thabi’I biasa. Sementara itu, cara membacanya harus sepanjang dua harakat atau satu alif. Sebagai contoh أَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِأَصْحَٰبِ ٱلْفِيلِ
2. Mad Far’i
Secara bahasa mad far’i brarti cabang. Sementara itu, secara istilah, mad far’I berarti hukum tambahan dari mad asli (hukum asalnya) yang disebabkan oleh sukun atau hamzah. Cara membacanya, yakni sepanjang 6 harakat.
Demikian pembahasan tentang tajwid dan juga contoh iqlab. Semoga semua pembahasan di atas bermanfaat untuk kamu, Grameds. Jika ingin mencari buku tentang tajwid, maka kamu bisa mendapatkannya di gramedia.com.
Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.
Baca juga terkait Contoh Iqlab:
- Adab Lebih Tinggi dari Ilmu
- Adab Makan dan Minum dalam Islam
- Allahu Akbar Kabiro Takbiran
- Ayat Al-Qur'an Tentang Surga Dan Neraka
- Bacaan Ijab Kabul Bahasa Arab
- Bilal Tarawih
- Pengertian Khutbah
- Ceramah Singkat Tentang Sabar
- Ceramah Singkat Tentang Jujur
- Beberapa Pidato Isra Mi'raj
- Ceramah Singkat Tentang Ilmu
- Cara Mendidik Anak Ala Rasulullah
- Cara Jadi Cerdas ala Rasulullah yang Mudah
- Contoh Khotbah Jumat Singkat untuk Pelajar
- Dakwah
- Doa yang Paling Cepat Dikabulkan oleh Allah SWT
- Dosa Zina
- Hal Yang Bisa Membatalkan Puasa
- Hadits Tentang Sabar
- Hadits Tentang Toleransi
- Hadits Memelihara Jenggot
- Hablum Minallah Dan Hablum Minannas
- Hukum Pacaran saat Bulan Ramadan
- Hukum Memotong Jenggot Menurut Islam
- Hukum Memotong Kuku saat Puasa
- Nama-nama Istri Nabi Muhammad SAW
- Amalan Pada Bulan Dzulhijjah
- Keutamaan Bulan Rajab
- Doa Pernikahan yang Penuh Makna
- Ikhtiar
- Islam
- Ilmu Fiqih
- Isra Mikraj
- Jazakallah Khairan Katsiran
- Kalamullah
- Keutamaan Beristighfar
- Mustahik
- Niat Puasa Tarwiyah
- Niat Mandi Wajib bagi Pria
- Niat Mandi Idul Adha
- Pedang Zulfikar
- Perilaku Tawakal
- Puasa Sunnah
- Puasa Wajib
- Sekufu
- Sholawat Ibrahimiyah
- Tata Cara Bersuci dari Hadas dan Najis
- Talak
- Tawasul
- Tuma'ninah
- Sahabat Nabi Muhammad
- Sifat Syaja’ah
- Syaja’ah
- Sujud Syukur
- Sunan Muria
- Tujuan Tayamum
- Hikmah Beriman Kepada Hari Kiamat
- Hikmah Beriman kepada Qadha dan Qadar
- Yaumul Mizan
- Halalan Thayyiban
- Dalil Tentang Sedekah Dalam Al-Qur'an
- Dalil Tentang Ikhlas Dalam Al-Qur'an
- Sunnah Muakkad
- Arti Barakallah Fiikum
- Contoh Ucapan Idul Fitri
- Pola Hidup Sehat ala Rasulullah
- Urutan Surat dalam Al-Quran