Agama Islam

Rasulullah SAW: Kisah Dakwah, Pedang Zulfikar dan Perang Uhud

Written by Yufi Cantika

Pedang Zulfikar – Grameds, sejenak kita mengingat kisah dakwah Rasulullah. Rasulullah Muhammad SAW melakukan dakwah ke berbagai pengasa dunia pada saat itu. Dalam kisah tersebut terdapat dalam salah satu chapter di buku ‘Sejarah Hidup Muhammad’ karya penulis Mesir, Muhammad Husain Haekal. Dalam kisah tersebut di jelaskan begini;

Dakwah Rasulullah

Pada waktu itu, Heraklius dan Kisra masing-masing sebagai kepala kerajaan Romawi dan Persia, dua buah kerajaan yang terkuat pada zamannya merupakan dua orang yang telah menentukan jalannya politik dunia serta nasib seluruh penduduknya. Perang antara dua kerajaan ini berkecamuk dengan kemenangan yang selalu silih berganti seperti yang sudah kita lihat.

Pada mulanya, Persia adalah pihak yang menang. Ia menguasai Palestina dan Mesir, menaklukkan Baitul-Maqdis (Yerusalem) dan berhasil membawa Salib Besar (The True Cross). Kemudian giliran Persia mengalami kekalahan lagi. Panji-panji Bizantium kembali berkibar lagi di Mesir, di Suria dan di Palestina, dan Heraklius berhasil mengembalikan salib itu – setelah ia bernazar – bahwa kalau ia telah mencapai kemenangan, ia akan berziarah ke Yerusalem dengan berjalan kaki dan mengembalikan salib ke tempatnya.

Kalau saja orang ingat akan kedudukan kedua kerajaan itu, orang akan dapat mengira-ngirakan betapa besarnya dua nama itu telah dapat menimbulkan kegentaran dan ketakutan dalam hati. Tiada sebuah kerajaan pun yang pernah berpikir hendak melawannya. Yang terlintas dalam pikiran orang ialah hendak membina persahabatan dengan kedua kerajaan itu.

Kalau kerajaan-kerajaan dunia yang terkenal pada waktu itu sudah begitu semua keadaannya, maka tidak aneh bila negeri-negeri Arab itu pun akan demikian pula. Yaman dan Irak waktu itu di bawah pengaruh Persia, sedangkan Mesir sampai ke Syam di bawah pengaruh Heraklius. Pada waktu itu, Hijaz dan seluruh semenanjung jazirah terkurung dalam lingkaran pengaruh kedua kemaharajaan itu. Kehidupan orang Arab pada masa itu hanya tergantung pada soal perdagangan dengan Yaman dan Syam.

Dalam hal ini, perlu sekali mereka mengambil hati Kisra dan Heraklius supaya kekuasaan kedua kerajaan itu jangan sampai merusak perdagangan mereka. Di samping itu, kehidupan orang-orang Arab itu tidak lebih daripada kabilah-kabilah, yang dalam bermusuhan, kadang keras, kadang lunak. Tak ada sesuatu ikatan di antara mereka yang akan merupakan suatu kesatuan politik, yang akan dapat mereka pikirkan dalam menghadapi pengaruh kedua kerajaan raksasa itu.

Jika kamu ingin mengetahui perjalanan tentang jalan politik yang telah ditempuh Nabi Muhammad SAW,  maka bisa mencari tahunya di dalam buku Jalan Politik Muhammad SAW Mewujudkan Daulah Rasul. Melalui buku ini, pembaca akan mengetahui secara rinci perjalanan politik Nabi Muhammad SAW, sehingga wawasan kamu tentang Nabi Muhammad akan jadi bertambah. Untuk memiliki buku ini, kamu tinggal klik gambarnya saja.

https://www.gramedia.com/products/jalan-politik-muhammad-saw-mewujudkan-daulah-rasul

Balik lagi, ke cerita dakwah Rasulullah. yang pada masa itu mengherankan sekali jika pada waktu itu Muhammad SAW berpikir hendak mengirimkan utusan-utusannya kepada kedua penguasa besar itu – juga kepada Ghassan. Yaman, Mesir dan Abisinia.

Diajaknya mereka itu untuk menganut agamanya, tanpa ia merasa khawatir akan segala akibat yang mungkin timbul karena tindakannya itu, dan yang mungkin juga akan dapat membawa seluruh negeri Arab itu tunduk di bawah cengkeraman Persia dan Bizantium.

Akan tetapi, kenyataannya Nabi Muhammad tidak ragu-ragu mengajak semua raja itu untuk menganut agama yang benar. Bahkan, pada suatu hari, ia pergi menemui sahabat-sahabatnya dan berkata:

“Saudara-saudara. Tuhan mengutus saya adalah sebagai rahmat kepada seluruh umat manusia. Janganlah saudara-saudara berselisih pendapat tentang saya, seperti kaum Hawariyun (pengikut-pengikut Almasih) tentang Isa anak Mariam.”

“Rasulullah,” kata sahabat-sahabatnya. “Bagaimana pengikut-pengikut Isa itu berselisih pendapat?”

“Ia mengajak mereka kepada apa yang seperti saya ajak saudara-saudara. Orang yang diutusnya ke tempat yang dekat, orang itu menerima dan dengan senang hati. Tetapi orang yang diutusnya ke tempat yang jauh, muka orang itu terpaksa dan segan-segan.”

Kemudian dikatakannya kepada mereka bahwa ia akan mengutus orang-orang kepada Heraklius, kepada Kisra, Muqauqis, Harith al-Ghassani raja Hira, Harith al-Himyari raja Yaman dan kepada Najasi di Abisinia. Akan diajaknya mereka itu untuk masuk Islam. Sahabat-sahabatnya menyatakan mereka bersedia melakukan itu.

Seperti yang diketahui oleh umat Islam bahwa Rasulullah melakukan berbagai cara berdakwah untuk menyebarkan agama Islam. Jika ingin mengetahui sejarah dan juga problematika dakwah Rasulullah, maka kamu bisa membaca buku yang berjudul Dakwah Rasulullah Sejarah & Problematika. Untuk mendapatkan buku ini, kamu tinggal klik gambar bukunya saja, Grameds.

 

Setelah mereka menyatakan bersedia masuk ke agama Islam, kemudian dibuatnya sebentuk cincin dari perak bertuliskan: “Muhammad Rasulullah.” dan Rasulullah mengirim beberapa surat.

Isi surat-surat yang dikirimkan itu seperti contoh yang kita kemukakan kepada pembaca, yaitu suratnya kepada Heraklius yang berbunyi:

“Dengan nama Allah, Pengasih dan Penyayang. Dari Muhammad hamba Allah kepada Heraklius pembesar Romawi. Salam sejahtera kepada orang yang sudi mengikut petunjuk yang benar.

Kemudian daripada itu. Dengan ini saya mengajak tuan menuruti ajaran Islam. Terimalah ajaran Islam, tuan akan selamat. Tuhan akan memberi pahala dua kali kepada tuan. Kalau tuan mengelak, maka dosa orang-orang arisiyin menjadi tanggung jawab tuan.

Wahai orang-orang Ahli Kitab. Marilah sama-sama kita berpegang pada kata yang sama antara kami dan kamu yakni bahwa tak ada yang kita sembah selain Allah dan kita tidak akan mempersekutukanNya dengan apa pun, bahwa yang satu takkan mengambil yang lain menjadi tuhan selain Allah. Tetapi kalau mereka mengelak juga, katakanlah kepada mereka, saksikanlah bahwa kami ini orang-orang Islam.”

Surat kepada Heraklius itu kemudian dibawa oleh Dihya bin Khalifa, surat kepada Kisra dibawa oleh Abdullah bin Hudzafah, surat kepada Najasyi oleh ‘Amr bin Umayah, surat kepada Muqauqis oleh Hatib bin Abi Balta’ah, surat kepada penguasa Oman oleh ‘Amr bin-‘Ash, surat kepada penguasa Yamamah oleh Salit bin ‘Amr, surat kepada raja Bahrain oleh al-‘Ala’ bin-Hadhrami, surat kepada Harith al-Ghassani, raja perbatasan Syam, oleh Syuja’ bin Wahb, surat kepada Harith al-Himyari, raja Yaman, oleh Muhajir bin Umayya.

Mereka semua berangkat masing-masing menuju ke tempat yang telah ditugaskan oleh Nabi. Mereka berangkat dalam waktu yang bersamaan menurut pendapat sebagian besar penulis-penulis sejarah, sebagian lagi berpendapat mereka berangkat dalam waktu berlain-lainan.

Tindakan Muhammad mengirim utusan-utusan itu memang luar biasa menakjubkan. Betapa tidak, belum selang tiga puluh tahun sesudah itu daerah-daerah tempat Muhammad mengirim utusan-utusannya itu telah dimasuki oleh kaum Muslimin dan sebagian besar mereka telah beragama Islam.

Akan tetapi, ketakjuban akan segera hilang bila kita ingat, bahwa kedua imperium raksasa ini, yang telah mengemudikan jalannya dunia masa itu, dengan peradabannya yang telah menguasai seluruh dunia, mereka ini saling memperebutkan kemenangan materi, sedangkan kekuatan rohani keduanya sudah rontok dan hilang.

Persia sendiri sudah terbagi antara paganisma dan Mazdaisma. Demikian juga agama Kristen di Bizantium sudah goyah sekali karena adanya pelbagai macam aliran sekta dan golongan. Ia sudah tidak lagi merupakan suatu ajaran yang utuh, yang dapat menggerakkan dan memberi tenaga hidup ke dalam jiwa manusia.

Bahkan, ia sudah berbalik menjadi sekadar upacara-upacara serta tradisi yang dielu-elukan oleh pemuka-pemuka agama ke dalam pikiran orang-orang awam supaya dapat mereka itu dikuasai dan diperkuda.

Begitulah sejarah singkat dari dakwah Rasulullah SAW melalui versi buku Sejarah Hidup Muhammad karya penulis Mesir. Namun, ada yang jauh lebih menarik dari kisah-kisah dakwahnya, yakni dengan mengetahui pedang zulfikar yang digunakan untuk berperang.

Pada pembahasan selanjutnya akan membahas tentang pedang zulfikar, jadi tetap simak artikel ini sampai selesai, Grameds.

Nah, sebelum membahas tentang pedang zulfikar, jika masih ingin menambah wawasan tentang kisah Rasulullah, maka kamu bisa membaca buku Kisah & Hikmah Mikraj Rasulullah. Lewat buku ini, kamu bisa mengambil hikmah dari setiap perjalanan mikraj Rasulullah. Jika ingin memiliki buku ini, kamu tinggal klik gambar buku ini saja, Grameds.

 

Pedang Zulfikar

Kompas.com

Pedang zulfikar adalah pedang yang legendaris, yang pada mulanya dimiliki oleh Rasulullah SAW, selanjutnya diwariskan oleh Sayidina Ali bin Abi Thalib. Dari abad pertengahan, semua pedang besi dan baja itu diproduksi secara massal dan selanjutnya digunakan dalam pertempuran. Selain itu, disisi lain tentara juga dilatih dalam ilmu menggunakan pedang dan siap untuk bertempur di medan perang. Hal tersebut terjadi saat-saat sebelum artileri berkekuatan tinggi merajai pertempuran.

Dalam sejarah, selama keadaan masa itu, semua jenderal kerajaan, kemudian raja dan kaisar memiliki pedang pribadi. Namun, senjata-senjata ini dibuat oleh pembuat pedang terhebat pada saat itu. Banyak sejarah mendokumentasikan fenomena seputar pedang legendaris, yang salah satunya adalah pedang zulfikar.

Zulfikar adalah pedang kuno dari pemimpin Islam, Ali bin Abi Thalib. Nabi Muhammad memberikan Zulfikar kepada Ali di Pertempuran Uhud. Dari segi bahasa, nama Zulfikar ditengarai berasal dari kata fiqār yang artinya “pembedaan atau pembagian”. Secara istilah zulfikar diartikan sebagai pembeda antara benar dan salah.

Jika kamu ingin mengetahui lebih lanjut tentang Ali bin Abi Thalib, maka bisa membaca buku buku Biografi Ali bin Abi Thalib. Para pembaca akan mengetahui keberanian Ali bin Abi Thalib dalam membela Islam. Tertarik untuk memiliki buku ini? Kamu bisa mendapatkannya dengan klik gambar yang ada di bawah ini.

 

Nabi Muhammad mengagumi kekuatan dan kemampuan Ali di medan perang dan ingin menghadiahkannya senjata berharga. Pedang adalah simbol iman Islam dan dikagumi oleh jutaan orang.

Dikatakan bahwa Ali menggunakan pedang Zulfikar pada Pertempuran Parit, yang merupakan upaya pengepungan terkenal di kota Madinah. Selama pertempuran, Muhammad, Ali, dan pembela Muslim lainnya membangun parit untuk melindungi Madinah terhadap serangan musuh Pedang ini selalu menemani Ali dalam setiap pertempuran.

Bahkan, Ali dan Pedang Zulfikar dipercaya kerap menjadi kunci kemenangan kaum Muslimin atas musuh-musuh Islam. Menurut Twelver Syiah, senjata itu bertahan hari ini dan disimpan di tangan Imam Muhammad al-Mahdi. Senjata itu merupakan bagian dari koleksi terkenal yang disebut al-Jafr. Selain Pedang Zulfikar, pedang legendaris lainnya adalah Pedang Melengkung San Martin. José de San Martín adalah seorang jenderal Argentina, pemimpin utama dari perjuangan selatan Amerika Selatan.

Salah satu harta yang paling berharga dari José de San Martín adalah pedang melengkung yang dia beli di London. San Martín mengagumi pedang melengkung itu karena baginya sangat ideal untuk peperangan. Karena alasan ini, ia mempersenjatai pasukan kavaleri granaderos dengan senjata serupa, yang dianggapnya penting untuk menyerang musuh.

Setelah sobat grameds mengetahui tentang keistimewaan pedang zulfikar dan kisah singkatnya, kita juga sejenak mampir menuju kisah perang uhud, bagaimana sih sebenarnya perang uhud tersebut? Simak penjelasan singkat Perang Uhud pada pembahasan selanjutnya.

 

Perang Uhud

Viva.co.id

Perang Uhud adalah pembalasan kaum Quraisy atas kekalahan mereka dari pasukan Muslim di Perang Badar tahun 2 Hijriah. Perang Uhud terjadi pada tahun 3 Hijriah atau 625 Masehi di Madinah. Namun, Perang Uhud tak hanya menjadi ajang balas dendam kaum Quraisy di medan perang, tetapi juga kecemburuan mereka terhadap perkembangan popularitas Islam di kawasan Madinah.

Dalam buku Perang-Perang dalam Sejarah Islam (2014) karya Sitiatava, Perang Uhud juga dilatarbelakangi oleh keinginan kaum Quraisy menghilangkan dominasi Nabi Muhammad SAW di Madinah.

Perang Uhud mempertarungkan 3.000 pasukan Quraisy melawan 1.000 prajurit Muslim. Pasukan Quraisy terdiri dari 200 pasukan berkuda, 700 pasukan berkendara unta, dan sisanya adalah pemanah serta pejalan (infanteri). Sementara itu, pasukan Muslim pimpinan Nabi Muhammad SAW membawa kurang lebih 1.000 pasukan gabungan dari orang-orang di Madinah.

Sebelumnya Nabi Muhammad bermusyawarah membahas strategi di Perang Uhud, lalu disepakati pasukan Muslim akan berperang di luar kota Madinah demi keamanan warga di sana.

Namun, dalam perjalanan ke Uhud, Abdullah bin Ubay membelot dengan membawa 300 pasukan Muslim sehingga total prajurit Muslim berkurang menjadi 700. Meski Abdullah bin Ubay berkhianat, Nabi Muhammad tetap menyerukan pasukan Muslim fokus dan tidak memikirkan pembelotan tersebut.

Beralih ke medan laga, Perang Uhud berlangsung selama kurang lebih tujuh hari. Awalnya, pasukan Muslim memegang kendali dan bisa memukul mundur kaum Quraisy, tetapi kemunduran musuh itu ternyata bagian dari strategi.

Jika kamu ingin mengetahui lebih dalam tentang Perang Uhud, maka bisa membaca buku Perang Uhud. Untuk mendapatkan buku ini, kamu bisa klik gambar di bawah ini, Grameds.

 

Kaum Quraisy kemudian melakukan serangan mendadak dan mengepung pasukan Muslim dari segala penjuru. Pasukan Muslim lalu berusaha mempertahankan posisi dan melindungi Nabi Muhammad sekuat tenaga, mengakibatkan banyak korban tewas termasuk sahabat dan keluarga Nabi.

Kaum Quraisy lalu menyatakan kemenangan setelah komandan pasukan Muslim, Khalid bin Walid, mendeklarasikan mundur dari perang. Akibat kekalahan di Perang Uhud pasukan Muslim semakin giat berlatih, sedangkan kaum Quraisy semakin bernafsu menaklukkan kekuatan Islam di Madinah.

Nah, itulah kisah-kisah menarik yang dimulai dengan dakwah Rasulullah, kemudian bergeser menuju pedang zulfikar yang diwariskan ke Sayyidina Ali bin Abi Thalib, hingga perang uhud yang begitu mengasyikkan ya ceritanya. Semoga semua pembahasan di atas, bisa bermanfaat sekaligus menambah wawasan kamu, Grameds.

Sobat juga harus kunjungi gramedia.com karena disana masih banyak kisah dan artikel yang bermanfaat lainnya. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Penulis: Mochamad Aris Yusuf

About the author

Yufi Cantika

Saya Yufi Cantika Sukma Ilahiah dan biasa dipanggil dengan nama Yufi. Saya senang menulis karena dengan menulis wawasan saya bertambah. Saya suka dengan tema agama Islam dan juga quotes.

Kontak media sosial Linkedin Yufi Cantika