Agama Islam

Hikmah Beriman kepada Qadha dan Qadar

Written by Nandy

Hikmah beriman kepada qadha dan qadar – Beriman kepada qadha dan qadar merupakan salah satu rukun iman yang keenam di dalam agama Islam. Beriman artinya percaya dengan qadha dan qadar Allah SWT. Walaupun terdengar serupa, namun perlu dipahami bahwa qada dan qadar adalah dua hal yang berbeda.

Menurut berbagai sumber, qadha adalah putusan Allah SWT tentang suatu hal yang akan terjadi di masa mendatang. Sedangkan qadar bisa kita pahami sebagai bentuk nyata dari kehendak yang sudah ditetapkan oleh Allah SWT sebelumnya.

Kedua istilah tersebut memang saling berkaitan. Dengan mengimani qadha dan qadar, maka sudah seharusnya semua umat Muslim percaya dengan segala sesuatu yang terjadi di bumi ini tanpa alasan, tapi memang sudah direncanakan dan juga ditetapkan oleh Allah SWT.

Untuk ketentuan tentang iman kepada qadha dan qadar ini sudah ada di dalam sabda Nabi Muhammad SAW. Pada saat itu, seorang laki-laki bertanya tentang iman kepada Rasulullah SAW, kemudian Rasulullah SAW menjawab:

“Iman adalah, engkau beriman kepada Allah; malaikat-Nya; kitab-kitab; para rasul-Nya; hari akhir; dan beriman kepada takdir Allah yang baik dan yang buruk,” (H.R. Muslim).

 

Makna Iman Kepada Qadha dan Qadar

Di dalam uraian “Beriman kepada Qada-Qadar” yang diterbitkan oleh Kementerian Agama, disebutkan bahwa secara bahasa, qadha memiliki arti ketetapan, ketentuan, ukuran, dan juga takaran. Lalu, jika dilihat secara makna, qadha adalah takdir ataupun ketetapan yang sudah tertulis di dalam lauh al-mahfuz sejak zaman azali. Ketetapan dan juga ketentuan tersebut telah diatur oleh Allah SWT bahkan sebelum Dia menciptakan alam semesta.

Hal tersebut didasarkan dari firman Allah SWT di dalam surah Al-Hadid ayat 22 yang artinya:

“Tiadalah sesuatu bencana yang menimpa bumi dan pada dirimu sekalian, melainkan sudah tersurat dalam kitab [lauh al-mahfuz] dahulu sebelum kejadiannya,” (QS. Al-Hadid [57]: 22).

Itu artinya, qadha adalah ketetapan Allah SWT terhadap segala sesuatu sebelum sesuatu tersebut terjadi. Allah SWT telah menetapkan bayi yang baru saja lahir akan menjadi siapa, entah akan menjadi orang yang alim, penjahat, dan lainnya. Oleh Allah SWT, telah ditetapkan juga profesinya, entah menjadi seorang guru, seniman, dokter, wirausahawan, dan lainnya.

Rujukannya sendiri adalah sabda dari Nabi Muhammad SAW, yang artinya:

“Allah SWT telah menetapkan takdir untuk setiap makhluk sejak lima puluh ribu tahun sebelum penciptaan langit dan bumi,” (H.R. Muslim).

Sedangkan untuk qadar sendiri adalah sebuah realisasi dari qada itu sendiri. Secara bahasa, qadar berasal dari Bahasa Arab yang artinya ketetapan yang sudah terjadi atau keputusan yang sudah diwujudkan. Jika dilihat secara istilah, qadar atau takdir ini merupakan ketetapan Allah SWT yang mempunyai sifat Maha Kuasa atau qudrah dan qadirun atas segala ciptaan-Nya, baik itu berupa takdir yang baik ataupun takdir yang buruk.

Qadar sendiri dibagi menjadi dua, yakni qadar mubram dan qadar mu’allaq. Pertama, qadar mubram merupakan takdir mutlak yang tidak mungkin bisa berubah. Misalnya saja tentang kematian, masa tua, dan lainnya. Kemudian yang kedua adalah qadar mu’allaq yang artinya takdir yang bisa berubah dengan doa, usaha, dan juga ikhtiar yang diupayakan oleh hambanya. Dalil tentang qadar mu’allaq ini tergambar di dalam firman Allah SWT di dalam surat Ar-Ra’d ayat 11, yang artinya:

“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mau mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri,” (QS. Ar-Ra’d [13]: 11).

Meskipun perihal qadha dan qadar ini sudah diatur oleh Allah SWT, bahkan qada sudah ditetapkan sejak zaman azali. Akan tetapi, keduanya merupakan perkara yang ghaib. Karena qadha dan juga qadar ini adalah perkara ghaib, maka keduanya tidak dapat menjadi seorang Muslim untuk bersikap pasif dan pasrah dengan takdir-Nya. Namun, kita tetap harus berusaha dan berikhtiar untuk memanfaatkan potensi yang dianugerahkan Allah SWT. Dengan usaha dan juga ikhtiar, seorang Muslim bisa mengaktualisasikan potensinya dan bekerja secara produktif di masyarakat.

Buku yang ditulis oleh pemikir Islam asal Turki ini menguraikan dengan sangat rinci dan jelas konsep takdir berdasarkan Al-Qur’an dan Al-Sunnah. Baginya ketetapan Allah melalui takdirnya terbagi dua: Pertama, ketetapan yang mutlak menjadi hak Allah, contohnya persoalan tangan yang hanya satu. Kedua, ketetapan yang melibatkan manusia dalam menentukan pilihan meskipun keputusan akhirnya tetap berada di tangan Allah, contohnya soal kaya-miskin atau Islam dan non-muslim.

 

Hikmah Beriman kepada Qadha dan Qadar

pixabay.com/Larisa-K

 

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa iman kepada qadha dan qadar ini merupakan salah satu rukun iman di dalam Islam. Seseorang yang mempunyai keimanan pada qadha dan qadar akan memperoleh banyak hikmah. Berikut ini adalah beberapa hikmah beriman kepada qadha dan qadar yang perlu kita pahami, antara lain:

1. Termasuk ke dalam Orang yang Beriman

Untuk masuk ke dalam golongan orang-orang beriman, pastinya harus mempunyai rasa iman kepada qadha dan qadar. Seperti yang diungkapkan oleh Umar bin Al-Khathab radhiyallahu ‘anhu, yang artinya:

Orang itu berkata, “Engkau benar.” Kami pun heran, ia bertanya lalu membenarkannya. Orang itu berkata lagi, “Beritahukan kepadaku tentang Iman.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Engkau beriman kepada Allah, kepada para Malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, kepada para rasul-Nya, kepada hari Kiamat dan kepada takdir yang baik maupun yang buruk.” Orang tadi berkata, “Engkau benar.” (HR. Muslim, no. 8)

2. Lebih Banyak Bersyukur

Mereka yang beriman kepada qadha dan qadar merupakan orang-orang yang lebih banyak bersyukur. Seperti halnya firman Allah SWT di bawah ini, yang artinya:

Dan segala nikmat yang ada padamu (datangnya) dari Allâh, kemudian apabila kamu ditimpa kesengsaraan, maka kepada-Nyalah kamu meminta pertolongan.” [An-Nahl/16:53]

3. Meningkatkan Kesabaran

Hikmah beriman kepada qadha dan qadar Allah SWT yaitu bisa meningkatkan kesabaran seseorang. Ia akan pasar dengan apapun yang terjadi di dalam hidupnya, karena Allah SWT lah yang mengetahui apa yang terbaik untuk para hamba-Nya. Seperti firman Allah SWT di dalam Al-Quran yang berbunyi:

Artinya : “Dan, di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah kapal-kapal (yang berlayar) di laut seperti gunung-gunung. Jikalau Dia menghendaki, Dia akan menenangkan angin, maka jadilah kapal-kapal itu berhenti di permukaan laut. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan) -Nya bagi setiap orang yang bersabar dan banyak bersyukur”. (QS. Asy-Syura, 32-33)

4. Pantang Menyerah dan Selalu Berusaha

Orang-orang yang beriman kepada qadha dan qadar akan selalu berusaha untuk melakukan yang terbaik dalam kehidupannya. Sebab, Allah SWT akan memberikan jalan untuk orang-orang yang mau berusaha sesuai dengan usahanya. Hal tersebut sesuai dengan firman Allah SWT di dalam surat At Taubah ayat 105 yang berbunyi:

Artinya: “Dan Katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mu’min akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (At Taubah, 105)

5. Dijauhkan dari Sifat Sombong

Hikmah beriman kepada qadha dan qadar berikutnya yaitu akan membuat seseorang dijauhkan dari sifat sombong. Sebab, apa yang terjadi di dalam kehidupannya, terlepas itu baik atau buruk sudah menjadi takdir dan juga ketetapan dari Allah SWT. Sehingga sudah sepatutnya kita tidak bersifat sombong. Allah SWT sendiri sudah berfirman di dalam Al-Quran, yang artinya:

Artinya : “Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS. Luqman, 18)

6. Memiliki Jiwa yang Tenang

Orang-orang yang beriman kepada Allah SWT akan cenderung mempunyai jiwa yang lebih tenang dan selalu mengharapkan rahmat dari Allah SWT. Berbagai ujian dalam kehidupan yang mereka hadapi tidak akan membuatnya gusar karena keyakinannya terhadap takdir dan juga ketetapan Allah SWT selalu membuat hatinya tenang dan juga damai. Seperti firman Allah SWT yang artinya:

“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan berzikir (mengingat) Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram” (Qs. ar-Ra’du: 28).

7. Menjadi Pribadi yang Selalu Bertawakal

Adapun hikmah beriman kepada qadha dan qadar lainnya yaitu akan membuat seseorang menjadi lebih tawakal. Beriman kepada qadha dan qadar membuat seseorang menjadi lebih ikhlas terhadap seluruh ketetapan dan juga takdir dari Allah SWT. Seperti firman Allah SWT di dalam Al-Quran yang artinya:

Artinya: “Dan hanya kepada Allah-lah kalian betawakal, jika kalian benar-benar orang yang beriman” (QS. Al-Maidah, 23).

8. Selalu Berharap Kepada Allah SWT

Tak akan pernah putus asa dari rahmat Allah SWT bagi seseorang yang beriman kepada qadha dan qadar karena Ia percaya bahwa Allah SWT akan selalu memberikan yang terbaik untuk setiap orang yang beriman. Sesuai dengan firman Allah SWT yang artinya:

“Sesungguhnya tiada yang berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.” (QS. Yusuf [12]: 87)

Buku Qadha & Qadar ini adalah karya besar ulama fakih dalam berbagai bidang ilmu, Ibnul Qayyim al-Jauziyyah. Di dalamnya membahas tuntas masalah seputar takdir yang selama ini banyak menimbulkan perdebatan di tengah umat, di antaranya konsep tauhid (keesaan Allah), ‘adl (keadilan), dan iradah (kehendak) Allah SWT.; penetapan takdir sebelum penciptaan langit dan bumi; perdebatan Nabi Adam dan Nabi Musa tentang takdir; penjelasan mengenai hidayah (petunjuk) dan adh-dhalal (kesesatan), beserta tingkatannya; hingga jawaban terhadap keraguan orang-orang yang mengingkari hikmah dan ta’lil (alasan).

 

Perbedaan Qadha dan Qadar

pixabay.com/Valiphotos

 

Secara umum, perbedaan antara qadha dan qadar dapat dibedakan menjadi 4, yakni pengertian, ketetapan, contoh, dan juga ayat-ayat Al-Quran yang memberikan penjelasan tentang qadha dan qadar:

1. Berdasarkan Pengertian

Perbedaan qadha dan qadar bisa kita pahami melalui kedua pengertian dari masing-masing istilah. Jika dilihat berdasarkan istilahnya, maka kata qadha ini memiliki arti sebagai suatu ketetapan Allah SWT yang sudah ada sejak kita ada di dalam kandungan dan ketetapan tersebut berhubungan dengan makhluk yang diciptakannya. Sedangkan untuk kata Qadar memiliki arti sebagai sebuah bentuk perwujudan dari suatu ketetapan Allah SWT atau qadha tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan makhluk yang sudah ada di zaman azali.

Sementara itu, jika dilihat berdasarkan bahasa, maka kata “qadha” ini diartikan sebagai sebuah hukum, penciptaan, ketetapan, perintah, pemberitahuan, ataupun kehendak. Sedangkan berdasarkan bahasa, kata “qadar” adalah sebuah peraturan ataupun kepastian dan juga ukuran.

2. Berdasarkan Ketetapan

Perbedaan qadha dan qadar berikutnya yakni dilihat berdasarkan ketetapan. Dimana Allah SWT sudah menetapkan bahwa qadar merupakan sebuah takdir yang masih bisa kita ubah dengan berbagai macam cara, agar segala sesuatu itu dapat tercapai sesuai dengan keinginan kita. Sementara untuk qadar merupakan suatu ketetapan Allah SWT yang sudah tidak dapat kita ubah.

3. Berdasarkan Contohnya

Perbedaan antara qadha dan qadar berikutnya dilihat berdasarkan contoh yang ada di dalam kehidupan seorang manusia. Contoh dari qada yakni jika seseorang menginginkan suatu rezeki yang melimpah dan juga berkah, maka seseorang harus berusaha dengan sungguh-sungguh dengan diiringi doa.

Kemudian berikhtiar, dan bertawakal kepada Allah SWT. Hal tersebut dilakukan agar dapat mengubah nasib seseorang, sehingga seseorang bisa mendapatkan keinginan sesuai dengan apa yang mereka harapkan. Selain itu, contoh lainnya yakni orang yang tidak pandai namun ingin menjadi orang yang pandai. Maka dengan kemauan belajar yang sungguh-sungguh dan dengan diiringi doa, maka hal tersebut bisa saja terwujud.

Sedangkan untuk contoh dari qadar sendiri adalah ajal dari seluruh manusia yang ada di dunia ini. Seseorang tidak akan pernah tahu kapan dirinya meninggal dunia, karena hal ini adalah suatu ketetapan Allah SWT yang tidak dapat kita ubah, bagaimanapun caranya. Hal tersebut terjadi karena semuanya sudah ditulis oleh Allah SWT di lauhul Mahfudz, dimana tidak ada seorangpun yang tahu kecuali Allah SWT. Contoh lainnya yaitu hari kiamat, jenis kelamin, dan lain sebagainya.

 

Buku ini berhasil memadukan kebijakan masa lalu yang tak pernah usang dan pencerahan modern yang inspiratif. Bagian fiksi di dalamnya menyempurnakan tuturan-tuturan motivasional yang membangkitkan.

4. Berdasarkan Ayat Al-Quran

Qada

Perbedaan qadha dan qadar berikutnya yaitu berdasarkan ayat-ayat yang ada di dalam Al-Quran yang menjelaskan mengenai qadha dan qadar. Ayat-ayat Al-Quran yang memberikan penjelasan tentang qada adalah sebagai berikut:

Qs. Al-Isra ayat 23 

Qs. Al-Isra ayat 23 mengenai perintah. Artinya yaitu “Dan Tuhanmu telah memerintahkan kepadamu supaya kamu janganlah menyembah selain Tuhan, dan hendaklah selalu berbuat baik terhadap Ibu dan Bapak. Apabila salah satu dari keduanya itu, atau keduanya tersebut sudah berusia lanjut, dalam pemeliharaanmu, maka jangan sekali-kali kamu mengatakan kepada keduanya dengan kata “ah”, dan jangan pula kamu membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya dengan perkataan baik-baik.”

Pada ayat Al-Qur’an itu telah dijelaskan bahwa kamu diperintahkan untuk menyembah hanya kepada Tuhan saja, dan kamu diperintahkan untuk selalu berbuat baik kepada orang tua.

Qs. Ali Imran ayat 47

Qs. Ali Imran ayat 47 mengenai kehendak. Artinya yakni “Maryam, berkata: Ya Tuhanku, bagaimana aku akan memiliki seorang anak, sedangkan tak ada diantara seorang lelaki yang berani menyentuhku? Allah SWT pun berfirman, demikianlah Allah SWT yang menciptakan segala sesuatu pada apa yang Allah SWT kehendakinya. Jika Allah SWT berkehendak untuk menetapkan sesuatu, maka Dia akan berkata kepadanya, yakni Jadilah! Maka jadilah segala sesuatunya.” Pada ayat Al-Qur’an itu dijelaskan bahwa ketika Allah SWT telah berkehendak, maka segala sesuatunya akan terjadi semuanya.

Qadar

Sementara itu, untuk ayat-ayat Al-Quran yang menjelaskan tentang qadar adalah sebagai berikut:

Qs. Fussilat ayat 10

Qs. Fussilat ayat 10 mengenai mengatur, atau menentukan sesuatu berdasarkan batas-batasnya. Artinya yaitu Dan Allah telah menciptakan bumi ini dengan gunung-gunung yang kokoh diatasnya. Dan Allah berkahi, dan tentukannya kepada kadar makanan bagi penghuni dalam empat masa. Penjelasan tersebut merupakan jawaban untuk orang-orang yang bertanya. Pada ayat itu dijelaskan bahwa Allah SWT telah menempatkan permukaan bumi ini dengan gunung-gunung kokoh, Allah memberkahinya sehingga Allah tetap memberikan kebaikan kepada para penghuninya, dan menetapkan rizki penduduknya yang berupa makanan, serta sarana kehidupan yang dibutuhkan dalam empat hari sempurna. Terdiri dari dua hari untuk menciptakan bumi, dan dua hari untuk menetapkan makanan bagi penduduknya yang memadai untuk orang-orang yang bertanya mengenai hal tersebut untuk mengetahuinya.

Qs. Al-Mursalat ayat 23

Qs. Al-Mursalat ayat 23 mengenai kepastian dan ketentuan. Artinya yakni Lalu kami telah tentukan bentuknya, maka kami yang sebaik-baiknya menentukannya. Pada ayat itu menjelaskan bahwa kami sanggup untuk menciptakan dan membentuk, serta mengeluarkan. Maka sebaik-baiknya pihak yang berkuasa adalah kami.

Demikian penjelasan mengenai hikmah beriman kepada qadha dan qadar. Untuk memahami lebih dalam mengenai apa itu qadha dan qadar, kamu bisa membaca beberapa rekomendasi buku melalui Gramedia.com.

Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.

Penulis: Umam

Rujukan:

  • https://kumparan.com/berita-update/hikmah-beriman-kepada-qada-dan-qadar-allah-swt-dalam-kehidupan-umat-islam-1uqbiRpEUKN/full
  • https://www.gramedia.com/literasi/perbedaan-qada-dan-qadar/
  • https://tirto.id/iman-kepada-qada-dan-qadar-pengertian-maknanya-menurut-islam-gakC

About the author

Nandy

Perkenalkan saya Nandy dan saya memiliki ketertarikan dalam dunia menulis. Saya juga suka membaca buku, sehingga beberapa buku yang pernah saya baca akan direview.

Kontak media sosial Linkedin saya