Niat mandi Idul Adha – Hari jatuhnya Idul Adha tergantung pada kenampakan bulan atau hilal. Perayaan Idul Adha merupakan kegiatan untuk memperingati pengabdian Nabi Ibrahim kepada Allah SWT dan kesediaannya untuk mengorbankan putranya, Nabi Ismail. Tepat pada saat akan dikurbankan, Allah SWT menggantikan Nabi Ismail dengan seekor domba jantan, yang akan disembelih menggantikan putranya.
Pada saat Idul Adha umat Islam umumnya mengerjakan shalat Id. Pada saat mau ke masjid tentunya tubuh kita harus dalam keadaan bersih Sebelum melakukan shalat Idul Adha, seorang Muslim dianjurkan untuk mandi Idul Adha terlebih dahulu agar tubuh menjadi suci dan bersih.
Sholat Idul Adha harus diketahui oleh umat Islam tetapi mandi untuk mempersiapkan shalat Idul Adha yaitu mandi Sunnah. Berikut ini penjelasan tentang waktu, niat dan tata cara mandi pada Hari Raya Idul Adha.
Daftar Isi
Hukum dan Waktu Pelaksanaan Mandi Idul Adha
Pelaksanaan sholat Idul Adha bisa dimulai dari terbitnya matahari, tetapi yang lebih utama adalah sholat ied yang ditangguhkan dulu sampai matahari naik seukuran satu tombak.
Pandangan ini menurut Muhyiddin Syarif An-Nawawi adalah yang paling sahih.
Berikut dalilnya mengenai waktu sholat Ied yaitu:
وَفِى اَوَّلِ وَقْتِهَا وَجْهَانِ (اَصَحُّهُمَا) وَبِهِ قَطَعَ الْمُصَنِّفُ وَصَاحِبُ الشَّامِلِ وَالرُّويَانِىُّ وَآخَرُونَ اَنَّهُ مِنْ اَوَّلِ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَالْاَفْضَلُ تَأْخِيرُهَا حَتَّى تَرْتَفِعَ الشَّمْسُ قَدْرَ رَمْحٍ
Artinya: “Mengenai waktu awal pelaksanaan salat id terdapat dua pendapat.”
Pendapat yang paling sahih dan ditegaskan pengarang kitab Al-Muhadzdzab (Abu Ishaq Asy-Syirazi), penulis kitab Asy-Syamil, Ar-Ruyani dan ulama yang lain adalah bahwa awal waktu pelaksanaan shalat ied mulai dari terbitnya matahari. Yang paling utama adalah menangguhkan salat ied sampai naiknya matahari seukuran satu tombak,” (Muhyiddin Syarif an-Nawawi, Al-Majmu’ Syarhul Muhadzdzab, juz, VII, halaman 7).
Dengan begitu, untuk waktu pelaksanaan mandi Idul Adha dapat dilakukan sebelum waktu shalat Idul Adha dimulai atau dapat dilakukan setelah shalat subuh. Mandi juga bisa dilakukan pada waktu tengah malam, sebagaimana dijelaskan oleh Syekh al-Baijuri dalam kitabnya yang berjudul Hasyiyah Asy-Syaikh Ibrahim al-Baijuri ala Syarh al-Allamah Ibn al-Qasim al-Ghazi ‘ala Matn asy-Syaikh Abi Syuja’ :
“Waktu masuknya mandi sunnah (Idul Fitri/Idul Adha) adalah pada tengah malam.”
Sebagaimana dijelaskan Imam al-Ghazali dalam risalahnya berjudul al-Adab fid Din dalam Majmu’ah Rasail al-Imam al-Ghazali (Kairo, Al-Maktabah At-Taufiqiyyah, t.th., halaman 437), yaitu:
والاغتسال في صبيحة يومه
Artinya: “Mandi pagi di hari itu (Hari Id).”
Yang dimaksud mandi di sini bukan mandi biasa tetapi mandi di pagi hari dengan mengguyur seluruh tubuh dan anggota badan yaitu dari rambut di kepala hingga telapak kaki dengan air. Mandi pada waktu pagi juga dianggap lebih bersih daripada mandi di malam hari. Jika sudah mandi di malam hari maka tubuh kembali berkeringat dan mengeluarkan aroma yang tidak sedap.
Hukum Mandi Idul Adha
Hukum mandi pada hari raya Idul Adha merupakan Sunnah jika dikerjakan bisa mendapat pahala dan bila tidak dikerjakan maka tidak mendapat dosa. Dalil tentang disunnahkan untuk mandi sebelum berangkat ke tempat sholat Idul Fitri atau Idul Adha adalah atsar sahabat Abdullah bin Umar. yaitu:
أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ كَانَ يَغْتَسِلُ يَوْمَ الْفِطْرِ قَبْلَ أَنْ يَغْدُوَ إِلَى الْمُصَلَّى
Artinya: “Bahwa Abdullah Ibnu Umar ibnu Khattab RA mandi pada hari raya Idul Fitri sebelum berangkat sholat.”
Dasar ini memang tidak langsung dari Rasulullah SAW namun dari praktikkan sahabat Nabi. Namun Imam An Nawawi mengomentari bahwa atsar diatas adalah atsar yang shahih, sebagaimana tercantum dalam Al-Majmu’ Syarah Al-Muhadzdzab.
Sedangkan hadits yang menyebutkan bahwa Rasulullah SAW mandi pada dua hari raya, oleh sebagian ulama dikatakan sebagai hadits yang lemah. Berikut dalilnya yaitu:
يَغْتَسِلُ يَوْمَ الْفِطْرِ وَيَوْمَ الأَضْحَى قاَلَ:كَانَ رَسُولُ اللهِ tعَنِ ابْنِ عَباَّسٍ
Artinya: “Dari Ibnu Abbas RA berkata bahwa Rasulullah SAW mandi pada hari Idul Fitri dan Idul Adha.” (HR. Ibnu Hibban)
Niat Mandi Idul Adha
Yang membedakan niat untuk mandi hari Raya Idul Adha pada umumnya sama dengan mandi besar. Berikut niat mandi Idul Adha yaitu:
نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِعِيْدِ اْلأَضْحَى سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
Nawaitul-ghusla li ‘idil adha sunnatan lillahi ta’ala
Artinya: “Aku berniat mandi Idul Adha sebagai sunnah karena Allah ta’ala.”
Tata Cara Mandi Sesuai Sunnah saat Idul Adha
Pada dasarnya mandi saat akan melakukan salat Iduladha sama halnya dengan mandi junub atau wajib. Berikut ini tata cara mandi sesuai sunnah pada hari raya Idul Adha:
-
Membaca Niat
Dalam madzhab Syafi’i, niat yang telah ditulis di atas harus dibacakan bersamaan dengan saat air pertama kali disiramkan ke seluruh tubuh.
Berikut niat mandi Hari Raya Idul Adha yaitu:
نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِيَوْمِ عِيْدِ الْاَضْحَى ِ سُنَّةً ِللهِ تَعَالَى
Nawaitul ghusla liyaumi ‘iidil Adha sumbatan Lillahi Ta’aalaa.
Artinya: “Saya niat mandi pada hari Raya Idul Adha Sunnah karena Allah Ta’ala”
-
Membasuh Tangan
Saat masuk ke kamar mandi ambillah air lalu basuhlah tangan terlebih dahulu hingga tiga kali.
-
Membersihkan Najis
Membersihkan segala kotoran atau najis yang masih menempel di badan.
-
Wudhu
Berikutnya mulai berwudhu sepertinya halnya wudhu saat hendak shalat, termasuk membaca niat wudhu, lalu diakhiri dengan menyiram kedua kaki.
-
Mandi Janabah
Mulailah mandi janabah dengan menyiram kepala sampai 3 kali, bersamaan dengan itu berniatlah menghilangkan hadas dari janabah.
-
Mengguyur Seluruh Tubuh dengan Air Bersih
Menyiram seluruh bagian luar badan, tak terkecuali rambut dan bulu-bulunya. Guyur bagian badan sebelah kanan hingga tiga kali, kemudian bagian badan sebelah kiri juga hingga tiga kali.
Untuk bagian tubuh yang berambut atau berbulu, air harus bisa mengalir sampai ke kulit dalam dan pangkal rambut atau bulu, hingga tubuh diasumsikan sudah tidak terdapat najis.
Pada dasarnya, hal wajib dari tata cara mandi diatas adalah niat, membersihkan najis jika ada, dan mengguyur seluruh tubuh dengan air. Sisanya memiliki hukum sunnah muakkad yang berarti sangat dianjurkan.
Semua umat Islam diwajibkan untuk menunaikan shalat, karena shalat merupakan rukun Islam yang kedua. Shalat wajib yang perlu dilakukan oleh seorang muslim adalah sebanyak lima waktu.
Meskipun shalat merupakan ibadah wajib, tetapi ada pula shalat yang sifatnya sunah yang bisa dikerjakan untuk memetik pahala lebih atau bahkan dikerjakan sesuai dengan kebutuhan atau keinginan Anda.
Untuk memperdalam pengetahuan shalat wajib dan sunnah, maka kamu bisa menjadikan buku Kitab Pengetahuan Sholat Wajib dan Sunah sebagai referensinya.
https://www.gramedia.com/products/kitab-pengetahuan-sholat-wajib-sunah
Adab dan Keutamaan Mandi Idul Adha
Salah satu sunnah untuk dilaksanakan yang sangat dianjurkan Rasulullah SAW adalah mandi Idul Adha. Berikut ini adab dan keutamaan dari mandi Idul Adha yaitu:
- Keutamaan mandi Idul Adha untuk membersihkan anggota badan yang kotor dan bau agar saat melaksanakan shalat ied, badan dalam keadaan bersih dan suci.
- Mandi Idul Adha merupakan salah satu mandi disunnahkan oleh Rasulullah, selain itu adalah mandi sebelum shalat Jumat, mandi setelah memandikan mayit, mandi dan sebelum hari raya Idul Fitri.
- Mandi Idul Adha boleh dilakukan saat mulai pertengahan malam, sampai dengan subuh pada tanggal 10 Dzulhijjah.
Namun sebaiknya dilakukan saat sebelum kita pergi shalat Idul Adha agar badan masih dalam keadaan segar dan wangi. Sebab apabila mandi dilakukan pada saat malam hari sebelum bangun tidur kemungkinan badan akan bau karena keringat.
- Mandi Idul Adha dianjurkan bagi laki-laki dan perempuan, bahkan anak kecil sekalipun dianjurkan.
Sholat Idul Adha
Pada saat hari Raya Idul Adha tentunya kita sebagai umat Islam melaksanakan shalat Idul Adha dan bentuk ibadah lain yakni menyembelih hewan kurban dan mempunyai hukum Sunnah muakkad maksudnya adalah sunnah yang dikuatkan.
Dalam pelaksanaannya, sama halnya dengan melaksanakan sholat pada umumnya, akan tetapi ada perbedaannya saat pengucapan takbir. Dalam sholat Idul Adha ketika rakaat pertama membaca takbir 7 kali dan rakaat kedua membaca takbir lima kali, kemudian di sela-sela takbir membaca tasbih.
Sholat Idul Adha juga mempunya rukun 13 maka niat adalah termasuk didalamnya yang harus diikutsertakan saat pelaksanaan sholat. Maka dari itu kita akan memberikan rangkuman terkait bacaan niat sholat Idul Adha dibawah ini.
Niat Sholat Idul Adha Sebagai Makmum
Bagi seorang muslim yang ingin melaksanakan shalat sunnah Idul Adha dan menjadi makmum maka niat sholatnya seperti dibawah ini:
أُصَلِّيْ سُنَّةً لعِيْدِ اْلأَضْحَى رَكْعَتَيْنِ مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَــــــــالَى
Ushallii sunnatal lidil adha rok’ataini makmuman lillahi ta’ala.
Artinya: “Aku berniat salat sunah Idul Adha dua rakaat menjadi makmum karena Allah ta’ala.”
Kalimat مَأْمُوْمًا dalam bacaan niat sholat Idul Adha bagi seorang makmum wajib di baca atau di i’tiqod kan bahwa ia mengikuti seorang imam, jika tidak maka ia akan terputus dari sholat berjama’ah.
Niat Sholat Idul Adha Sebagai Imam
Bagi seorang muslim yang akan melaksanakan sholat Idul Adha dan menjadi imam maka bacaan niat sholatnya adalah seperti dibawah ini:
أُصَلِّيْ سُنَّةً لعِيْدِ اْلأَضْحَى رَكْعَتَيْنِ إِمَامًا لِلهِ تَعَــــــــالَى
Ushallii sunnatal lidil adha rok’ataini imaman lillahi ta’ala.
Artinya: “Aku berniat salat sunah Idul Adha dua rakaat menjadi imam karena Allah ta’ala.”
Kalimat إِمَامًا didalam bacaan niat sholat Idul Adha tidak wajib dibaca oleh sang imam, karena ia sudah diangkat langsung oleh makmum sebagai imamnya. Dalam artian tidak perlu mengakui bahwa dirinya adalah imam sholat juga sudah cukup.
Dalam membuat dakwah yang akan disampaikan, sebaiknya diambil dari sumber bacaan yang pasti. Salah satu buku yang bisa dijadikan sebagai referensi dalam membuat dakwah adalah Dakwah Cerdas.
Rukun Sholat Idul Adha
Pixabay.com/Musa Zanoun
Seperti yang sudah disampaikan sekilas diatas bahwa shalat sunnah Idul Adha sama cara pelaksanaannya dengan ibadah sholat lainnya. Karena memiliki rukun 13 tiga belas didalamnya yang wajib diikut sertakan dalam pelaksanaan sholat.
Berikut dibawah ini Rukun Sholat Idul Adha yang akan penulis sampaikan :
-
Niat
Niat sholat Idul Adha ini sebaiknya dibaca seperti halnya yang sudah ditulis di atas, Namun ada juga sebagian umat muslim yang terlihat seperti tidak membacanya sebelum pelaksanaan sholat.
Semuanya sudah memiliki imam dan pendapat masing-masing jadi tidak perlu diperdebatkan lagi.
-
Takbiratul Ihram
Yakni membaca kalimat الله أكبر disunnahkan mengangkat tangan dan di dalam hati mengucapkan lafadz niat sholat.
-
Membaca Takbir
Selanjutnya membaca takbir “الله أكبر” namanya adalah “Takbir Zawaid” pada rakaat pertama takbir 7 kali dan rakaat kedua membaca takbir sebanyak 5 kali disela-sela takbir membaca tasbih seperti dibawah ini.
سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ
Subhanallah, walhamdulillah, walaa ilaaha ilallah, wallahu akbar
-
Berdiri Bagi Yang Mampu
Berdiri merupakan rukun sholat juga namun hal ini tergantung dari seorang hamba tersebut mampu atau tidak untuk berdiri.
-
Membaca Surah Al-Fatihah
Setelah bacaan takbir cukup yakni 7 dan lima kali maka dilanjutkan dengan membaca surah Al-Fatihah.
-
Membaca Surat Pendek / Sunnah
Selanjutnya setelah membaca surat Al-Fatihah maka membaca surat pendek, disunnahkan membaca surat Al-A’la pada rakaat pertama dan Surat Al-Ghasyiyah rakaat yang kedua.
-
Ruku’
Jika sudah membaca surat Al-Fatihah dan surat pendek, maka dilanjutkan dengan Ruku’.
Memperkenalkan tentang makna Idul Adha kepada anak sangatlah baik. Bagi para orang tua bisa melakukan hal ini, dengan menggunakan buku Seri Hari Raya Islam: Idul Adha Pertamaku.
Buku ini dilengkapi juga dengan ilustrasi, isi bukunya mengulas tentang hari raya Idul Adha dengan isi tulisan dan bahasa yang ringan, dikombinasikan dengan gambar-gambar yang menarik dan unik sehingga membuat buku ini tidak bosan dan menyenangkan untuk dibaca.
-
I’tidal
Dilanjutkan I’tidal dengan tenang dengan membaca doanya.
-
Sujud Dua Kali
Setelah I’tidal maka rukun selanjutnya adalah sujud, dalam gerakan sujud ada dua.
-
Duduk Diantara Dua Sujud
Duduk diantara dua sujud juga termasuk rukun shalat sunnah Idul Adha lakukan dengan tenang dan dibarengi dengan bacaan doa seperti ini :
رب اغفر لي وارحمني واجبرني وارفعني وارزقني واهدني وعافني واعف عني
Robbighfirlii warhamnii wajburnii warfa’nii warzuqnii wahdinii wa’aafinii wa’fu ‘annii.
Artinya: “Ya Allah ampunilah dosaku, belas kasihanilah aku, cukupkanlah segala kekurangan dan angkatlah derajatku, berilah rizki kepadaku, berilah aku petunjuk, berilah kesehatan kepadaku dan berilah ampunan kepadaku.” (HR. Baihaqi)
-
Duduk Tasyahud Akhir
Rukun sholat Idul Adha selanjutnya adalah duduk tasyahud akhir yakni duduk yang dilakukan setelah sujud terakhir pada rakaat terakhir.
Membaca Doa Tasyahud Akhir
Membaca doa tasyahud akhir ini satu paket dengan duduk tasyahud akhir, karena doa tersebut dibaca ketika seseorang sedang duduk tasyahud akhir.
Adapun doanya adalah sebagai berikut :
التَّحِيَّاتُ لِلَّهِ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ، السَّلاَمُ لَيْكَ ا النَّبِيُّ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ، السَّلاَمُ لَيْنَا لَى ادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ
At-tahiyyatu Lillahi wa-salawatu wa’t-tayyibat, as-salamu ‘alayka ayyuhan-Nabiyyu wa rahmatUllahi wa barakatuh. Assalamu ‘alaina wa ‘ala ‘ibadIllahis-shalihin. asyhadu alla ilaha illallah wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhu wa rasuluhu.
Artinya: ‘Semua pujian terbaik dan doa dan hal-hal baik adalah untuk Allah. Damai dan Rahmat dan Berkat Allah atasmu, wahai Nabi. Salam sejahtera atas kami dan atas hamba-hamba Allah yang saleh, saya bersaksi bahwa tidak ada yang berhak disembah selain Allah, dan saya juga bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba Allah dan Rasul-Nya.”
-
Membaca Sholawat Nabi
Membaca shalawat juga termasuk rukun dari shalat Idul Adha, adapun sholawat yang dibaca adalah sholawat nabi muhammad atau lebih bagusnya ditambah sholawat nabi ibrahim.
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّد وعلى آلِ مُحَمَّد كَمَا صَلَّبْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْد.
Allahhumma shalli ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad, kamaa shallaita ‘alaa Ibrahim, wa ‘alaa aali Ibrahim. Wabaarik ‘alaa Muhammad, wa ‘alaa aali Muhammad, kamaa baarakta ‘alaa Ibraahiim, wa ‘alaa aali Ibraahim. Fil ‘alamina innaka hamidum majiid.
Artinya: “Ya Allah! Limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad. Sebagaimana pernah Engkau beri rahmat kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Dan limpahkanlah berkah atas Nabi Muhammad beserta para keluarganya. Sebagaimana Engkau memberi berkah kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. alam semesta Engkaulah yang terpuji, dan Maha Mulia.”
-
Salam
Salam juga termasuk rukun sholat Idul Adha terlebih untuk salam yang pertama namun untuk salam yang kedua adalah sunnah.
Demikian pembahasan tentang shalat Idul Adha hingga niat mandi Idul Adha. Semoga semua pembahasan di atas bermanfaat untuk kamu. Jika ingin mencari buku tentang shalat, maka bisa mendapatkannya di gramedia.com.
Sebagai #SahabatTanpaBatas kami selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik. Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.
Penulis: Yufi Cantika Sukma Ilahiah
Rujukan:
- https://www.orami.co.id/magazine/niat-mandi-iduladha#:~:text=%22Nawaitul%2Dghusla%20li%20’idil,karena%20Allah%20ta’ala.%E2%80%9D
- https://www.bola.com/ragam/read/5008757/bacaan-niat-mandi-iduladha-beserta-tata-caranya-sesuai-sunah
- Adab Lebih Tinggi dari Ilmu
- Adab Makan dan Minum dalam Islam
- Allahu Akbar Kabiro Takbiran
- Ayat Al-Qur'an Tentang Surga Dan Neraka
- Bacaan Ijab Kabul Bahasa Arab
- Bilal Tarawih
- Pengertian Khutbah
- Ceramah Singkat Tentang Sabar
- Ceramah Singkat Tentang Jujur
- Beberapa Pidato Isra Mi'raj
- Ceramah Singkat Tentang Ilmu
- Cara Mendidik Anak Ala Rasulullah
- Cara Jadi Cerdas ala Rasulullah yang Mudah
- Contoh Khotbah Jumat Singkat untuk Pelajar
- Dakwah
- Doa yang Paling Cepat Dikabulkan oleh Allah SWT
- Dosa Zina
- Hal Yang Bisa Membatalkan Puasa
- Hadits Tentang Sabar
- Hadits Tentang Toleransi
- Hadits Memelihara Jenggot
- Hablum Minallah Dan Hablum Minannas
- Hukum Pacaran saat Bulan Ramadan
- Hukum Memotong Jenggot Menurut Islam
- Hukum Memotong Kuku saat Puasa
- Nama-nama Istri Nabi Muhammad SAW
- Amalan Pada Bulan Dzulhijjah
- Keutamaan Bulan Rajab
- Doa Pernikahan yang Penuh Makna
- Ikhtiar
- Islam
- Ilmu Fiqih
- Isra Mikraj
- Jazakallah Khairan Katsiran
- Kalamullah
- Keutamaan Beristighfar
- Mustahik
- Niat Puasa Tarwiyah
- Niat Mandi Wajib bagi Pria
- Niat Mandi Idul Adha
- Pedang Zulfikar
- Perilaku Tawakal
- Puasa Sunnah
- Puasa Wajib
- Sekufu
- Sholawat Ibrahimiyah
- Tata Cara Bersuci dari Hadas dan Najis
- Talak
- Tawasul
- Tuma'ninah
- Sahabat Nabi Muhammad
- Sifat Syaja’ah
- Syaja’ah
- Sujud Syukur
- Sunan Muria
- Tujuan Tayamum
- Hikmah Beriman Kepada Hari Kiamat
- Hikmah Beriman kepada Qadha dan Qadar
- Yaumul Mizan
- Halalan Thayyiban
- Dalil Tentang Sedekah Dalam Al-Qur'an
- Dalil Tentang Ikhlas Dalam Al-Qur'an
- Sunnah Muakkad
- Arti Barakallah Fiikum
- Contoh Ucapan Idul Fitri
- Pola Hidup Sehat ala Rasulullah
- Urutan Surat dalam Al-Quran