Agama Islam

Pepatah Adab Lebih Tinggi dari Ilmu: Makna dan Implikasinya dalam Kehidupan

Written by Laila Wu

Semasa sekolah, apakah kalian pernah dengar pepatah “Adab Lebih Tinggi daripada Ilmu”? Nah, Grameds, ternyata pepatah ini sudah ada sejak lama, lho! Pepatah ini memiliki akar yang dalam dalam tradisi keilmuan dan spiritual budaya Timur. Meskipun sulit untuk menetapkan tanggal pastinya, prinsip ini diyakini telah ada dan diterapkan sejak zaman dahulu, terutama dalam budaya-budaya yang menghargai adab dan kesopanan sebagai aspek penting dalam kehidupan. Prinsip ini sering diwariskan melalui ajaran-ajaran keagamaan, sastra klasik, dan hikmah yang disampaikan oleh para tokoh spiritual atau filosofis.

Seringkali kita mendapati seseorang menganggap ilmu sebagai sumber keunggulan. Namun, dalam pencarian pengetahuan, kita melupakan bahwa adab, budi pekerti dan kesopanannya, sebenarnya lebih tinggi nilainya daripada ilmu itu sendiri. Nah Grameds, dalam artikel ini, kita akan menjelajahi makna di balik pepatah “Adab Lebih Tinggi dari Ilmu” serta implikasinya dalam kehidupan sehari-hari.

 

Pengertian Adab dan Ilmu

Adab dan ilmu adalah dua konsep yang sering kali diperbincangkan bersamaan, tetapi memiliki makna yang berbeda. Adab merujuk pada tata krama, sopan santun, dan kesopanan dalam berperilaku. Sementara itu, ilmu merujuk pada pengetahuan yang diperoleh melalui pembelajaran atau pengalaman. Berikut adalah perbedaan antara adab dan ilmu:

A. Perbedaan antara Adab dan Ilmu

Perbedaan utama antara adab dan ilmu terletak pada sifatnya. Ilmu bersifat objektif dan dapat diukur, sedangkan adab bersifat subjektif dan sulit untuk diukur secara langsung. Ilmu dapat dipelajari melalui buku, kuliah, atau pengalaman langsung, sedangkan adab lebih banyak dipelajari melalui contoh dan pengalaman hidup.

B. Adab Lebih Tinggi dari Ilmu dalam Tradisi Keilmuan dan Spiritual

Dalam banyak tradisi keilmuan dan spiritual, adab dianggap lebih tinggi daripada ilmu. Hal ini disebabkan oleh beberapa alasan. Pertama, adab memainkan peran yang penting dalam mengendalikan bagaimana seseorang menggunakan ilmunya. Seseorang yang memiliki pengetahuan tanpa adab mungkin akan menggunakan pengetahuannya untuk kepentingan pribadi atau merugikan orang lain.

Kedua, adab membentuk karakter seseorang dan membantu dalam pengambilan keputusan yang bijaksana. Ilmu tanpa adab dapat menyebabkan ketidaktertiban moral dan kehancuran. Oleh karena itu, dalam banyak tradisi, adab dianggap sebagai fondasi yang lebih penting sebelum memperoleh ilmu.

 

Perlu diingat ya, Grameds. Adab dan ilmu adalah dua aspek yang saling melengkapi dalam kehidupan. Meskipun ilmu memberikan pengetahuan yang diperlukan untuk maju dalam berbagai bidang, adab adalah yang membentuk karakter dan moralitas kita dalam menggunakan pengetahuan tersebut.

 

Filosofi di Balik Pepatah “Adab Lebih Tinggi dari Ilmu”

Pepatah “Adab Lebih Tinggi dari Ilmu” memiliki makna filosofis yang mendalam yang mencerminkan pandangan tentang kedalaman budi pekerti dan kesopanan yang lebih bernilai daripada sekadar pengetahuan. Berikut adalah makna filosofi di balik pepatah “Adab Lebih Tinggi dari Ilmu”:

1. Kedalaman Budi Pekerti

Adab mencerminkan kedalaman budi pekerti seseorang. Seseorang yang memiliki adab yang baik akan memiliki kebijaksanaan dan pemahaman yang lebih dalam tentang kehidupan daripada seseorang yang hanya memiliki pengetahuan tanpa adab.

2. Kesopanan dalam Berinteraksi

Adab juga mencerminkan kesopanan dalam berinteraksi dengan orang lain. Seseorang yang memiliki adab yang baik akan lebih dihormati dan dihargai oleh orang lain, sehingga menciptakan hubungan yang lebih harmonis dalam kehidupan sehari-hari.

3. Penekanan pada Nilai-nilai Kemanusiaan

Filosofi di balik pepatah ini juga menekankan pentingnya nilai-nilai kemanusiaan seperti empati, penghargaan, dan kesopanan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan memiliki adab yang baik, seseorang dapat menjadi teladan bagi orang lain dalam menjalani kehidupan dengan penuh martabat.

 

Dalam konteks kehidupan sehari-hari, makna filosofis dari pepatah ini mengajarkan kita untuk tidak hanya mencari pengetahuan, tetapi juga menjaga nilai-nilai moral dan kesopanan dalam setiap tindakan kita. Dengan memiliki adab yang baik, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi diri sendiri dan orang lain, serta menjalani kehidupan dengan penuh makna.

Adab Di Atas Ilmu

Sepintar apa pun seseorang, namun ia tidak memiliki adab, gugurlah nilai semua pengetahuannya; tak dapat dijadikan rujukan, takkan pula memproduksi kebaikan-kebaikan. Bahkan amal-amal ibadahnya pun tak bernilai apa-apa bila tidak dihiasi dengan adab. Hal ini karena adab merupakan pondasi agama. Aku diutus hanya untuk memperbaiki adab-adab (yang baik), sabda Kanjeng Nabi SAW. Tentang pentingnya adab sebelum ilmu, Abdurrahman bin al-Qasim sampai-sampai 18 tahun mempelajari masalah-masalah adab, dan hanya 2 tahun mempelajari ilmu lainnya. Ibnu al-Mubarak merelakan waktunya 30 tahun untuk mendalami adab-adab. Dan demikianlah ulama-ulama terdahulu lainnya, lebih mendahulukan adab daripada ilmu. Buku ini merupakan salah satu karya terbaik Imam Nawawi yang menjadi rujukan utama tentang pentingnya mendahulukan adab daripada ilmu pengetahuan lainnya. Tidak hanya bagi peserta didik, namun juga bagi tenaga pendidik sekaligus. Tentu saja, keberadaan buku semacam ini teramat penting di zaman sekarang, di mana banyak orang telah meninggalkan proses belajar dari dada ke dada, dan beralih ke proses belajar dari kuota data ke kuota data lainnya.

 

Implikasi dalam Kehidupan: Adab sebagai Fondasi dalam Pembelajaran

(Sumber foto: shutterstock)

Pepatah “Adab Lebih Tinggi dari Ilmu” memiliki implikasi yang sangat relevan dalam konteks pembelajaran. Adab dianggap sebagai fondasi yang lebih penting sebelum memperoleh ilmu karena adab memainkan peran penting dalam bagaimana seseorang memperoleh, menggunakan, dan membagikan pengetahuan. Berikut adalah implikasi dari adab dalam kehidupan:

1. Penerimaan Pengetahuan

Adab membantu seseorang untuk menerima pengetahuan dengan lebih baik. Dengan memiliki adab yang baik, seseorang dapat membuka pikirannya untuk belajar tanpa terpengaruh oleh ego atau prasangka, sehingga memungkinkan penyerapan pengetahuan yang lebih baik.

2. Penggunaan Ilmu dengan Bijaksana

Adab membantu seseorang untuk menggunakan ilmunya dengan bijaksana. Seseorang yang memiliki adab yang baik akan menggunakan pengetahuannya untuk kebaikan diri sendiri dan orang lain, serta menghindari penggunaan yang tidak etis atau merugikan.

3. Membagikan Pengetahuan

Adab juga memengaruhi bagaimana seseorang membagikan pengetahuannya kepada orang lain. Seseorang yang memiliki adab yang baik akan membagikan pengetahuannya dengan cara yang sopan dan menghormati, sehingga pengetahuan tersebut dapat diterima dengan baik oleh orang lain.

 

Tanpa adab yang baik, ilmu yang dimiliki seseorang dapat menjadi sia-sia atau bahkan berbahaya. Oleh karena itu, dalam konteks pembelajaran, penting bagi kita untuk menjaga adab dalam setiap langkah pembelajaran kita, sehingga ilmu yang kita peroleh dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi diri sendiri dan orang lain.

 

Penerapan dalam Kehidupan Sosial

Adab yang baik memainkan peran penting dalam membentuk interaksi sosial yang harmonis dan hubungan antarmanusia yang sehat. Berikut adalah beberapa dampak adab yang baik terhadap masyarakat:

1. Membangun Hubungan yang Baik

Adab yang baik membantu dalam membangun hubungan yang baik dengan orang lain. Ketika seseorang memiliki adab yang baik, ia cenderung lebih dapat dipercaya, dihormati, dan disukai oleh orang lain.

2. Menciptakan Lingkungan yang Harmonis

Adab yang baik juga membantu dalam menciptakan lingkungan yang harmonis di antara anggota masyarakat. Dengan adab yang baik, konflik dapat diminimalkan, dan kerja sama antarindividu dapat ditingkatkan.

3. Menjaga Norma-norma Sosial

Adab yang baik juga membantu dalam menjaga norma-norma sosial yang ada dalam masyarakat. Dengan adab yang baik, seseorang akan lebih cenderung untuk mengikuti aturan-aturan sosial yang berlaku.

4. Mendorong Pertumbuhan Positif

Adab yang baik juga dapat mendorong pertumbuhan positif dalam masyarakat. Ketika adab yang baik menjadi budaya dalam masyarakat, maka nilai-nilai seperti tolong-menolong, kerjasama, dan empati akan lebih mudah terwujud.

 

Dari pembahasan tersebut, dapat kita simpulkan bahwa adab yang baik tidak hanya memengaruhi interaksi sosial antarindividu, tetapi juga memiliki dampak yang positif terhadap masyarakat secara keseluruhan. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk menjaga adab yang baik dalam setiap interaksi sosialnya, sehingga dapat membantu dalam menciptakan masyarakat yang lebih baik dan harmonis.

Adab Dulu Baru Ilmu

Adab adalah istilah dalam bahasa Arab yang merujuk pada tata krama, etika, norma-norma perilaku, dan sikap yang sesuai dengan norma sosial dan agama. Adab mencakup perilaku dan tindakan yang dianggap sopan, patut, dan sesuai dengan nilai-nilai moral yang berlaku dalam suatu masyarakat atau kebudayaan. Ini mencakup cara berbicara, berinteraksi, dan bersikap terhadap diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar. Kedudukan adab yang menjelaskan bahwa seluruh amal agama, baik amal hati atau amal badan, baik berupa ucapan atau perbuatan, tidaklah diakui kecuali dipenuhi dengan adab-adab yang baik, sifat terpuji, dan akal yang mulia. Hal tersebut berkelindan dengan ajaran Nabi Muhammad (saw). Beliau merupakan contoh teladan dalam hal etika (adab) yang baik dan bahwa prinsip-prinsip etika yang diterapkan olehnya membentuk dasar bagi perilaku yang benar dan bermoral dalam Islam. Melalui buku karya Imam Nawawi ini, kamu akan belajar dari Imam Nawawi bagaimana menghiasi amal dengan adab, terutama dalam proses belajar-mengajar. Sebab, di zaman yang serba cepat ini, seorang pelajar maupun pembelajar sangat membutuhkan adab sebelum ilmu pengetahuan. Sebab, sepandai apa pun seseorang, tetapi tidak beradab, semua ilmu yang ia punyai akan sia-sia.

 

Dalil yang Mendukung Pepatah “Adab Lebih Tinggi Dari Ilmu”

Tak disangka ternyata pepatah “Adab Lebih Tinggi dari Ilmu” didukung oleh banyak dalil, loh. Dan ada beberapa argumen yang menunjukkan pentingnya adab dalam kehidupan, terutama dalam tradisi keilmuan dan spiritual. Beberapa dalil yang memperkuat pepatah ini antara lain:

1. Dalil dari Al Quran

Al Quran banyak menyebutkan pentingnya adab dalam berbagai konteks. Misalnya, dalam Surah Al Qalam ayat 4, Allah berfirman, “Dan sesungguhnya kamu (Muhammad) berbudi pekerti yang agung.” Ayat ini menunjukkan bahwa Nabi Muhammad diakui sebagai sosok yang memiliki budi pekerti yang tinggi, yang menjadi contoh bagi umat Islam dalam menjalani kehidupan.

2. Hadis Nabi

Nabi Muhammad juga banyak memberikan petunjuk tentang pentingnya adab dalam berbagai hadisnya. Salah satu hadis yang terkenal adalah, “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak.” Hadis ini menunjukkan bahwa bagian dari misi kenabian adalah untuk membentuk karakter yang baik dan beradab.

3. Pengalaman Para Ulama

Banyak ulama terdahulu yang memiliki ilmu tinggi namun juga sangat menjunjung tinggi adab. Mereka mencontohkan bahwa ilmu tanpa adab dapat menjadi sia-sia dan bahkan berbahaya. Contohnya seperti Imam Ghazali, Ibnu Sina, dan lain-lain menunjukkan bahwa kesopanan dan budi pekerti yang baik adalah pondasi yang kuat dalam mengamalkan ilmu.

4. Pengalaman Sejarah

Dalam sejarah, banyak contoh dari tokoh-tokoh yang memiliki ilmu tinggi namun kekurangan adab. Mereka sering kali menggunakan ilmunya untuk kepentingan pribadi atau bahkan merugikan orang lain. Contohnya seperti Fir’aun dalam kisah Nabi Musa menunjukkan bahwa kekurangan adab dapat menghancurkan seseorang.

 

Dengan demikian, pepatah “Adab Lebih Tinggi dari Ilmu” memiliki dasar-dasar yang kuat dalam Al Quran, hadis Nabi, pengalaman para ulama, dan sejarah, yang menunjukkan betapa pentingnya adab dalam kehidupan dan ilmu pengetahuan.

 

Kesimpulan

Adab yang baik adalah landasan yang penting dalam kehidupan, terutama dalam konteks pembelajaran, interaksi sosial, dan hubungan antarmanusia. Adab membentuk karakter seseorang, membimbing  dalam menggunakan ilmu dengan bijaksana, dan menciptakan lingkungan yang harmonis dalam masyarakat.

Pepatah ini didukung oleh ajaran agama, pengalaman sejarah, dan pemikiran filosofis yang menekankan pentingnya adab dalam kehidupan. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk menjaga adab yang baik dalam setiap aspek kehidupannya, sehingga dapat menjadi manusia yang bermanfaat bagi diri sendiri, orang lain, dan masyarakat secara keseluruhan. Semoga dengan adanya artikel ini, Grameds bisa lebih tercerahkan ya. Oh iya, kamu juga bisa mempelajari lebih dalam terkait adab melalui kumpulan buku agama yang tersedia di Gramedia.com. Sampai jumpa di artikel berikutnya!

Islam Rahmatan Lil Alamin; Berasal Dari Arab Tapi Islam Bukan Arab

Melalui buku ini Gus Muwafiq menjabarkan dengan jelas perjalanan wahyu Allah swt. yang diturunkan melalui para nabi dan rasul hingga pada tujuan akhirnya, yaitu Islam rahmatan lil’alamin. Islam adalah agama kasih sayang yang sangat toleransi terhadap perbedaan. Dalam tuntunannya, Islam selalu sama di semua bangsa dan negara, tapi secara sosial budaya, Islam bisa berbeda-beda. Islam berasal dari Arab, tapi Islam bukanlah Arab!

Buku Islam Rahmatan Lil Alamin; Berasal Dari Arab Tapi Islam Bukan Arab ini juga memuat sejarah singkat masuknya Islam ke Indonesia hingga perjuangan para ulama-ulama terdahulu. Buku ini sangat dianjurkan untuk dibaca bagi siapapun yang ingin mempelajari Islam yang sebenarnya.

About the author

Laila Wu